pelumas

Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau
disisipan diantara dua permukaan yang bergerak secara relatif agar
dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut.
Fungsi Minyak Pelumas.
Fungsi-fungsi dasar pelumas tentu saja adalah mengurangi gesekan
dan mencegah wear.
Mercedes-Benz sebagai manufaktur otomobil dan engine telah membuat
list, lebih dari 40 sifat-sifat yang diperlukan agar dapat memenuhi
persyaratan sebagai engine oil. Minyak pelumas yang khusus seperti
minyak hidrolik dan minyak transmisi juga mempunyai persyaratan lainnya
yang harus dipertimbangkan, sedangkan produk padatan atau semi-padatan
seperti gemuk juga mempunyai persyaratan khusus dan diukur dengan cara
yang lain pula. Sifat-sifat pelumas yang diharapkan yaitu dapat
menimbulkan aspek positif (seperti mencegah wear dll.) sedangkan sifat
yang tidak diharapkan yaitu menimbulkan aspek negatif (seperti minyak
menyebabkan bagian-bagian engine terkorosi dll.). Sifat-sifat positif
pelumas secara praktis untuk pelumasan kendaraan adalah sebagai
berikut:
Mengurangi gesekan - Dengan mengurangi gesekan berarti akan mengurangi
juga energy dan juga mengurangi pemanasan lokal.
Mengurangi wear - Adalah suatu kebutuhan menjaga peralatan agar tetap
bisa beroperasi untuk periode yang lama dan bekerja secara efisien.
Pendingin - Di dalam engine, pelumas juga berfungsi sebagai zat penukar
panas antara bagian-bagian yang terpanasi akibat pembakaran (misal:
piston) dan sistem pelepas panas (misal: jacket pendingin dll.). Pada
sistem yang lain, pelumas sebagai pelepas panas dari hasil gesekan atau
kerja mekanik lainnya.
Anti korosi - Baik dari hasil degradasi pelumas atau akibat kontaminasi
hasil pembakaran, pelumas bisa bersifat asam dan menjadikan korosi pada
logam. Adanya uap air dapat juga menyebabkan karat pada besi. Oleh
sebab itu pelumas harus bisa menanggulangi efek-efek tersebut.
Pembersih - Pelumas juga sebaiknya bisa mencegah terjadinya fouling
serpihan-serpihan yang dihasilkan dari proses mekanis, dari hasil
degradasi pelumas itu sendiri maupun dari hasil proses pembakaran. Apa
yang disebut deposit adalah seperti karbon padat, varnish atau endapan.
Ini dapat mengganggu pengoperasian alat. Kasus ekstrem adalah ring
piston tidak bisa bergerak, dan aliran minyak tersumbat, hal ini bisa
terjadi jika minyak pelumas tidak mampu mencegah hal ini. Pencegahan
deposit dan juga dispersi kontaminan termasuk dalam kategori ini.
Seal - Minyak pelumas seharusnya dapat juga menjadi seal antara piston
dan silinder (piston ke ring dan ring ke dinding silinder).
Untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut di atas berdasarkan tinjauan
ekonomi, pelumas haruslah mempunyai sifat-sifat tertentu sesuai dengan
alat dimana pelumas itu digunakan. Perlu ada kesesuaian antara
persyaratan-persyaratan yang saling bertentangan, beberapa batasan
negatif terangkum sebagai berikut dibawah ini, pelumas tidak boleh:
Mempunyai viskositas yang terlalu rendah. Hal ini akan memungkinkan
kontak antara logam dengan logam menyebabkan terjadinya wear serta
dapat meningkatkan lepasnya/hilangnya pelumas.
Mempunyai viskositas yang terlalu tinggi. Hal ini akan meningkatkan
tenaga dan, dalam kasus engine, dapat menyulitkan pada saat start.
Mempunyai indeks viskositas yang terlalu rendah. Hal ini berarti bahwa
lapisan film pelumas tidak terlalu tipis pada saat temperatur tinggi
(atau tidak terlalu tebal pada saat temperatur rendah).
Terlalu mudah menguap. Tingkat penguapan tinggi (high volatility) akan
menyebabkan tingkat konsumsi pelumas naik akibat teruapkannya kandungan
ringan dari pelumas tersebut.
Berbusa saat digunakan. Jika berbusa, minyak akan kehilangan sifat
pelumasannya, dan/atau berkurangnya minyak itu sendiri dari engine.
Menjadi tidak stabil karena terhadap oksidasi ataupun reaksi kimia.
Pelumas engine ditujukan untuk temperatur tinggi dan juga mencegah
kontaminasi asam atau zat kimia lainnya. Minyak pelumas haruslah tahan
terhadap hal ini agar pelumas tersebut tetap awet.
Merusak komponen sistem emisi, coating ataupun seal. Unjuk kerja
konverter katalis dapat terdegradasi oleh pelumas yang tidak stabil
atau menggunakan additive yang tidak sesuai. Beberapa peralatan
menggunakan cat atau coating dan kebanyakan mempunyai sifat sebagai
seal. Bahan-bahan ini dapat terdegradasi secara serius oleh pelumas.
Menghasilkan deposit dari residu. Jika minyak pelumas mengalami
dekomposisi karena adanya logam yang padas (misalnya; ring dalam suatu
zona). Kondisi seperti ini dapat menghasilkan produk-produk oksidasi
yang berpolimerisasi membentuk lapisan kuning atau cokelat yang
diketahui sebagai "varnish" atau "lacquer". Ini lama-lama akan
bertambah terus dan kemudian terjadi karbonisasi sehingga menjadi
Carbon padat. Deposit ini akan menggangu gerak pada bagian yang
seharusnya bisa secara bebas gerakannnya (misal, ring piston). Selain
tidak memproduksi deposit pada bagian yang bergerak engine, pelumas
juga sebaiknya tidak menghasilkan deposit di ruang pembakaran. Ini
mendorong terjadinya penyulutan awal (pre-ignition).
Beracun atau bau tak sedap. Hal ini diperlukan untuk kenyamanan dan
kesehatan pengguna.
. PELUMAS MINERAL Pelumas mineral adalah semua pelumas yang dihasilkan dari refinery minyak bumi. Yaitu dari pengolahan lanjut long residue yang merupakan fraksi berat hasil destilasi minyak mentah jenis parafinik ataupun naphtenik. Disebut long residue karena residu ini masih dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan base oil. Pengolahan long residue menjadi base oil yang populer dilakukan adalah melalui proses Solvent Refining. Tahapannya adalah sebagai berikut :a. High Vacuum Distillation . Fraksi-fraksi lanjutan yang dihasilkan dalam distilasi vakum ini berturut-turut adalah : • SPO (Spindle Oil) • LMO (Light Machine Oil) • MMO (Medium Machine Oil) • BO (Black Oil) atau Short Residue (SR) b. Furfural Extraction Furfural adalah solven yang berfungsi memisahkan komponen base oil dari komponen yang tidak dikehendaki berdasarkan perbedaan kelarutan tiap-tiap komponen tersebut. c. Prophane Deasphalting d. Dewaxing Digunakan untuk menghilangkan wax, sehingga pour point dari base oil yang dihasilkan dapat diturunkan hingga 5 – 15°F. Pelarut yang digunakan dalam proses ini adalah MEK (Metil Etil Keton). e. Finishing . 2. PELUMAS SINTETIS Minyak pelumas sintetis dibuat dari hidrokarbon yang telah mengalami proses khusus. a. Diester Diester merupakan salah satu bahan yang menonjol dari minyak pelumas sintetis. Diester mempunyai struktur yang paling sederhana untuk digunakan sebagai minyak pelumas. b. Fosfat EsterFosfat ester telah lama digunakan sebagai aditif di dalam minyak pelumas mineral sebagai pelindung terhadap terjadinya pelumasan batas. c. Ester Silikat d. Glikol Polialkilena Dan Turunannya Aplikasi dari glikol polialkilena (polieter) sangat luas yaitu sebagai pelumas pada motor bakar, roda gigi, kompressor, pompa. Bahan ini tidak begitu mahal dan mudah diperoleh di pasaran. e. Silikon Silikon merupakan minyak pelumas sintetis yang mempunyai bermacam-macam tingkat viskositas, yang tergantung pada panjang pendeknya rantai dari ikatan molekulnya. f. Khlor Dan Fluor Hidrokarbon Sifat utama dari senyawa ini adalah dapat memberikan respon yang baik sebagai aditif EP dan low flammability. Aktifitas yang tinggi dari atom khlor dapat terbebaskan pada kondisi beban yang berat dan suhu tinggi. Dan hal ini menghasilkan produk yang korosifitasnya tinggi dan beracun sehingga penggunaannya dalam industri dibatasi. g. Poly Alkyl Glykol h. Poly Alpha Olefin Polyalphaolefin dibuat pertama kali di Jerman pada masa Perang Dunia Kedua untuk menghemat pemakaian minyak mineral. Polyalphaolefin menunjukkan lebih tahan bereaksi dengan air bila dibandingkan dengan minyak mineral dan minyak sintetis yang lain. Polyalphaolefin juga sangat cocok bila diblending dengan minyak mineral. Sifat PAO yang menonjol adalah sebagai berikut : - Titik tuangnya rendah - Volatilitasnya rendah - Good software compatibility - Stabilitas thermalnya bagus - Hidrolytic stability - Merupakan bahan kimia yang inert - Daya pelumasannya bagus Karenan PAO mempunyai titik tuang yang rendah, maka PAO digunakan pada kompressor pendingin, kompressor amonia dan kompressor fluorokarbon. i. Polyolester Aplikasi penggunaan POE : - Minyak kompresor - Minyak turbin dan minyak hidrolik - Minyak gear - Pelumas bearing - Pelumas EP (Extreme Pressure) untuk boundary lubrication Keuntungan Miyak Pelumas Sintetis : a. Umur pemakaiannya lebih lama karena meningkatkan stabilitas thermal (VI tinggi) dan tahan oksidasi. Keuntungannya : oli yang digunakan lebih sedikit, pemakaian filter awet, mengurangi pengeluaran. b. Mengurangi konsumsi oli karena volatilitasnya lebih rendah dan densitas lebih tinggi. c. Mempunyai spesifikasi yang dibutuhkan pemakai. d. Pengoperasiannya lebih aman karena flash pointnya lebih tinggi. Sehingga ongkos perawatan lebih rendah, penggantian spare part lebih sedikit. e. Sifat-sifatnya dapat diprediksi karena karakteristik produknya uniform. 3. PELUMAS SEMI SINTETIS Diperoleh dengan cara mencampur (blending) antara pelumas sintetis dengan pelumas mineral. Sehingga diperoleh kombinasi dari 2 sifat komponen penyusunnya. Dari unjuk kerja jelas lebih baik dari pelumas mineral. Namun harganya juga jauh lebih kompromi dengan keuangan kita daripada harga pelumas sintetis yang sangat mahal.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer