penelitian kelompok usaha tani

RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN
(RKTPP)

DESA : NGADIREJO
KECAMATAN : TEGALREJO
TAHUN : 2009






DISUSUN OLEH:
AHMAD MUTTAQIN
THL-TBPP

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN (BPPKP)
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2009
PENGESAHAN

RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN
(RKTPP)

DESA : NGADIREJO
KECAMATAN : TEGALREJO
TAHUN : 2009


Mengetahui

Koordinator BPPK
Kec. Tegalrejo

Bambang Purwanto, B.Sc
NIP 080 031 850 THL TBPP
Desa Ngadirejo

Ahmad Muttaqin, S.T.P
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN (BPPKP)
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan cintaNya, sehingga penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) tahun 2009 dapat berjalan sesuai rencana.
Untuk mendapatkan kesesuaian rencana penyuluhan dengan kondisi aktual maka dalam penyusunan RKTPP kali ini melibatkan berbagai pihak seperti petani maju, kontak tani, perangkat desa, pihak swasta serta pihak-pihak lain yang dapat mendukung pelaksanaan rencana ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Koordinator Penyuluh dan rekan-rekan penyuluh (PNS dan THL-TBPP) di lingkungan BPPK Kecamatan Tegalrejo, Mantri tani serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu atas segala bantuan dan partisipasinya dalam penyusunan rencana ini sehingga dapat terwujud.
Semoga RKTPP tahun 2009 ini dapat menjadi pedoman bagi kami dalam usaha untuk ikut mensejahterakan petani desa Ngadirejo pada khususnya serta ketahanan pangan bangsa Indonesia pada umumnya. Meskipun demikian kami menyadari bahwa RKTPP ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu setiap masukan baik berupa saran maupun kritik konstruktif sangat kami harapkan demi penyempurnaan langkah di masa yang akan datang.

Penyusun,
THL-TBPP Desa Ngadirejo

Ahmad Muttaqin


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………
Daftar Isi ………………………………………………………………….
I. Pendahuluan …………………………………………………………….
II. Kondisi Wilayah
A. Keadaan Wilayah Desa Ngadirejo ……………………………….
B. Kesimpulan dari Rencana Usaha Kelompok …………………….
III. Tujuan dan Sasaran
A. Tujuan Umum…………………………………………….……….
B. Tujuan Khusus ……………………………………………………
C. Sasaran ……………………………………………………………
IV. Cara Mencapai Tujuan / Rencana Kegiatan …………………………..
V. Penutup ………………………………………………………………...
Lampiran ………………………………………………………………….
A. Keadaan Wilayah
B. F 1
C. F 4




BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara agraris dimana 25 juta keluarga menggantungkan hidup pada sektor pertanian sebagai pendapatan utamanya. Dengan dukungan luas lahan sawah 8.4 juta ha, lahan rawa 4.7 juta ha, lahan tegalan 11 juta ha, lahan perkebunan 18.3 juta ha (BPS, 2003) serta sumber daya manusia dan teknologi yang cukup baik adalah alasan kuat menjadikan Indonesia negara yang tangguh dalam pertanian. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa di saat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat serius pada Tahun 1998, maka sektor pertanianlah yang menjadi penyelamat negeri ini.
Potensi agraris yang begitu besar pada kondisi kekinian dihadapkan pada kenyataan masih terjadinya kasus-kasus rawan pangan di beberapa tempat, pengangguran dan kemiskinan yang belum terselesaikan, Indonesia dalam MDG’s (Millennium Development Goals) masih berkategori mundur, di sisi lain pertanian ditantang tidak saja sediakan pangan tapi energi alternatif. Jumlah angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2007 masih cukup tinggi, yakni 37,17 juta jiwa dimana 63,52 % warga miskin terdapat di pedesaan (BPS).
Masih banyak tantangan lainnya yang perlu segera dijawab, masalah yang dihadapi petani kita belum kunjung selesai. Alih fungsi lahan dan sempitnya lahan garapan (usaha) petani dan bencana alam yang membahayakan dan merusak lahan pertanian. Sistem pertanian kita yang belum efisien. Masih tidak berdayanya menghadapi tekanan kapitalisme dan WTO. Harga produk pertanian yang masih belum sepenuhnya memberi insentif kepada petani (harga rendah pada saat panen raya), Sulitnya akses pembiayaan bagi petani kecil. Akses terhadap subsidi pemerintah yang masih hadapi hambatan (pupuk, benih, dll). Kondisi yang demikian menantang penyuluh pertanian (THL-TBPP) dengan mengarahkan secara umum programnya untuk melakukan advokasi, pemberdayaan dan pendampingan petani-nelayan, melahirkan usaha-usaha mandiri dan kemitraan usaha, membangun dan menjalin networking usaha.
Masalah kemiskinan adalah masalah nasional, yang penanganannya membutuhkan perhatian dan komitmen besar dari berbagai komponen bangsa ini. Semua elemen yang ada dalam masyarakat harus bergerak secara bersama-sama untuk bangkit dan bergerak serta berkomitmen untuk mengurangi angka kemiskinan. Partisipasi menjadi penting untuk melibatkan masyarakat dalam setiap proses pembangunan. Masyarakat yang dimaksud tidak hanya masyarakat yang berdaya tetapi juga masyarakat yang kurang berdaya dan masih berada dalam garis kemiskinan. Prinsip partisipasi ini penting, karena pada dasarnya masyarakat memiliki kemampuan dan mekanisme sendiri untuk mengatasi kemiskinan.
Upaya penyadaran dan penggalian potensi masyarakat adalah hal yang harus dilakukan, masyarakat disadarkan bahwa kemiskinan bukanlah takdir. Pemberdayaan masyarakat harus dilakukan untuk membangkitkan semangat, kemampuan, ketrampilan masyarakat melawan kemiskinan.
Dalam konteks penyadaran, penggalian potensi, pendampingan, maka kehadiran seorang penyuluh pertanian (THL-TBPP) sebagai agen perubahan dari petani yang kurang kritis menjadi kritis, dari petani yang kurang berdaya menjadi berdaya sangat penting. Penyuluh Pertanian adalah ujung tombak pemberdayaan dan merupakan mitra kerja petani untuk mengatasi kemiskinan. Penyuluh Pertanian mendorong masyarakat untuk bekerja sama, menerapkan nilai-nilai partisipasi serta memandirikan masyarakat dan tidak tergantung sepenuhnya kepada penyuluh.







BAB II
KEADAAN UMUM

A. KEADAAN WILAYAH
Wilayah Desa Ngadirejo terdiri dari 6 Dusun :
Dusun Kalisari
Dusun Batikan
Dusun Jurangsari
Dusun Dlinggo Wetan
Dusun Dlinggo Kulon
Dusun Sangon
Batas Wilayah Desa Ngadirejo
Sebelah Utara : Kali Bolong (Kecamatan Secang)
Sebelah Selatan : Desa Klopo
Sebelah Barat : Kali Bolong (Kecamatan Secang)
Sebelah Timur : Desa Donorojo

PERTANIAN
Luas Desa : 115 Ha
Sawah Irigasi Teknis : 10 Ha
Sawah Irigasi ½ Teknis : 8,09 Ha
Sawah Tadah Hujan : 66,26 Ha
Tegal / Ladang : 2,5 Ha
Pemukiman : 28,1 Ha
Luas tanam menurut komoditas :
Komoditas Luas tanam (Ha) Produktifitas (Ton/Ha)
Jagung 13 3
Kacang Kedelai 3 1,5
Kacang Tanah 8 2
Kacang Panjang 2 4
Padi 37 4
Ubi Kayu 2 8
Ubi Jalar 3 4
Cabe 4 5
Terong 1 8
Pemilikan Lahan Pertanian Tanaman Pangan
Jumlah KK Tani
Tidak memiliki lahan pertanian
Memiliki kurang dari 0,5 Ha
Memiliki 0,5 – 1 Ha
Memiliki lebih dari 1 Ha : 329 KK
: 89 KK
: 264 KK
: 65 KK
: -



PETERNAKAN
Jenis Populasi Ternak
Sapi : 31 ekor
Kerbau : 6 ekor
Ayam : 913 ekor
Bebek/Angsa : 208 ekor
Kambing/ Domba : 142 ekor

POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA
JUMLAH
Jumlah Total
Jumlah Laki-laki
Jumlah Perempuan
Jumlah KK : 1750 orang
: 872 orang
: 878 orang
: 462 KK
PENDIDIKAN
Buta huruf
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat D-2
Tamat D-3
Tamat S-1 : 83 orang
: 1035 orang
: 287 orang
: 193 orang
: 4
: 5
: 11
MATA PENCAHARIAN POKOK
Petani
Buruh Tani
Swasta
PNS
Pengrajin
Pedagang
Buruh Bangunan : 329 orang
: 158 orang
: 57 orang
: 19 orang
: 138 orang
: 26 orang
: 197 orang

TENAGA KERJA
Penduduk usia 15-55
Penduduk usia 15-55 ibu rumah tangga
Penduduk usia 15-55 masih sekolah : 1101 orang
: 462 orang
: 43 orang

KELEMBAGAAN EKONOMI
Jenis Lembaga Jumlah (Unit) Jumlah anggota / tenaga kerja
Koperasi
Industri makanan
Industri alat rumah tangga
Warung kelontong
Kelompok simpan pinjam
Kelompok Tani
Gapoktan 0
45
95
12
1
5
1 0
50
155
130
35
249


B. KEADAAN USAHA TANI
1. Aspek Agro Ekosistem
a. Tanaman Pangan
Padi merupakan tanaman pangan utama sumber karbohidrat yang dibudidaya oleh sebagian besar petani. Selain itu, sumber karbohidrat lain yang diusahakan petani adalah jagung dan ketela pohon. Komoditas sayuran yang diusahakan oleh petani di lahan tadah hujan antara lain kacang panjang, cabai, terung, pare, caesin dan ketimun. Sementara tanaman buah-buahan diusahakan oleh petani di pekarangan dan lahan tegal antara lain tanaman pisang, jambu, pepaya, dan salak.
b. Perkebunan
Jenis komoditas tanaman perkebunan yang diusahakan petani antara lain kelapa dan bambu. Sedangkan tanaman jenis empon-empon yang dibudidayakan adalah kapulaga.
c. Peternakan
 Ternak Besar
Sapi merupakan komoditas yang juga diusahakan oleh petani untuk menambah penghasilannya. Ternak jenis ruminansia ini diusahakan dengan sistem penggemukan. Sementara ternak kerbau diusahakan oleh petani untuk dimanfaatkan tenaganya untuk mengolah lahan.
 Ternak Kecil
Ternak kambing / domba diusahakan oleh petani dengan cara penggemukan. Selain itu juga terdapat usaha ternak kelinci.
 Ternak Unggas
Ternak ayam kampung diusahakan oleh sebagian besar petani.
d. Perikanan
Meskipun terdapat 10 Ha lahan irigasi teknis, belum dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan budidaya perikanan ataupun mina padi. Mulai tahun 2008, petani dusun Jurangsari melalui kelompok tani Tulus membudidayakan usaha perikanan air tawar. Sebagai percobaan, dikembangkan ternak lele dumbo.
2. Aspek Ekonomi
Dalam kaitan dengan kegiatan ekonomi, penduduk Desa Ngadirejo dapat dikategorikan dalam 3 kluster besar usaha agribisnis yakni:
a. on-farm
Kegiatan ini meliputi kegiatan budidaya pertanian murni (tanaman pangan dan hortikultura), peternakan (besar, kecil dan unggas), dan pembibitan cabai. Dalam konteks ini, yang terlibat di dalamnya adalah sebagian besar penduduk yang meliputi pemilik lahan, penggarap dan buruh tani.
b. off-farm
Dalam kluster agrobisnis off-farm di Desa Tegalrejo, masyarakatnya terlibat dalam berbagai kegiatan sebagaimana yang ditampilkan dalam tabel berikut:

Jenis Kegiatan Lokasi Keterangan
Pembuatan kerajinan cething (wakul) Dusun Sangon Sifat usaha : Sambilan
Analisa keuntungan usaha sangat minim.

Pembuatan kerajinan tenggok Dusun Dlinggo (Wetan dan Kulon)
Industri pembuatan makanan “kereng” Dusun Dlinggo dan Batikan Selama bulan Puasa menghadapi Lebaran, hampir setiap warga terlibat dalam industri pembuatan aneka makanan lebaran. Tetapi di luar waktu tersebut, hanya ada beberapa warga yang tetap berproduksi. Ini terjadi karena permintaan pasar menurun.
Industri pembuatan makanan “krecek-rengginan” Dusun Kalisari
Sumber: Data Primer

c. non-farm
Kegiatan usaha yang digeluti oleh warga Desa Ngadirejo di luar pertanian adalah menjadi buruh bangunan atau buruh proyek. Pertimbangan warga untuk terjun di sektor ini adalah karena hasil (upah) yang jelas, berbeda dengan usaha pertanian yang fluktuatif.
3. Aspek Sosial
Sebagaimana keadaan desa di wilayah kecamatan Tegalrejo pada umumnya, kondisi sosial masyarakat Desa Ngadirejo sangat dipengaruhi oleh keberadaan pondok pesantren. Adapun tokoh / kyai yang cukup berpengaruh terhadap keberadaan dinamika masyarakat Ngadirejo adalah Kyai Mukti (Kauripan) dan Kyai Gus Yusuf – Gus Dur (Tegalrejo). Keberadaan kyai dan pondok di tegalrejo berdampak pada kultur masyarakat yang agamis.
4. Kelompok Tani dan Gapoktan
Dalam kehidupan pertanian di desa Ngadirejo, terdapat 3 kelompok tani dengan rincian sebagai berikut:
Nama Kelompok Cakupan Wilayah Jumlah Anggota Ketua
Rejeki Dlinggo 77 Muh ‘Abdi
Tirtosari Kalisari 62 Muhyidin
Tulus Jurangsari 26 Komari
Makmur Sangon 39 Fathul Huda
Ayem Tentrem Batikan 45 Darisman
Adapun dalam hal penjenjangan ketiga kelompok tani (Rejeki, Tulus, dan Tirtosari) masih berkategori pemula. Sedangkan Kelompok Makmur dan Ayem Tentrem merupakan kelompok tani baru yang masih dalam proses registrasi di tingkat Kabupaten.
Pada awal tahun 2008, telah dibentuk sebuah wadah perjuangan petani untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dalam bentuk Gapoktan. Nama Gapoktan tersebut adalah Rizquna dengan struktur sebagai berikut:
Ketua : Sumedi
Sekretaris : Nurhayati
Bendahara : Nawir
Ketua Unit Usaha Jasa Saprotan : Komari
Ketua Unit Usaha Pengolahan Hasil : Mulyono
Ketua Unit Usaha Simpan Pinjam : Indarti
Ketua Unit Usaha Pemasaran & Kerjasama : Basori Alwi
Ketua Unit Usaha Jasa Informasi Teknologi Pertanian: Nurohim
Penyuluh Swadaya :Basori,Wahyuningsih
BAB III
TUJUAN DAN SASARAN

A. TUJUAN UMUM
Tujuan umum penyuluhan pertanian di desa Ngadirejo pada tahun 2009 adalah :
1. Mendukung ketahanan pangan nasional.
2. Mengurangi kemiskinan
3. Meningkatkan pendapatan petani

B. TUJUAN KHUSUS
1. Menghidupkan dan memberdayakan kelompok tani dan Gapoktan sebagai titik tolak pemberdayaan masyarakat desa Ngadirejo
2. Mengoptimalkan potensi agribisnis yang tersebar di setiap dusun di desa Ngadirejo baik potensi on-farm maupun off-farm
3. Menerapkan teknologi yang berkaitan dengan usaha peningkatan produksi, misal PTT.
4. Meningkatkan Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap (PKS) dari petani. Hal ini bertolak pada kenyataan bahwa tingkat pendidikan dan kedewasaan berpikir perkait erat dengan tingkat kesejahteraan.

C. SASARAN
1. Subyek : Petani Dewasa, Wanita Tani, Taruna Tani serta para tokoh masyarakat yang peduli terhadap dunia pertanian dan kesejahteraan masyarakat
2. Wilayah Kegiatan : Dusun Kalisari, Batikan, Dlinggo Wetan, Dlinggo Kulon, Sangon, Jurangsari
3. Kelompok Tani Pelaksana : 5 kelompok tani dan 1 Gapoktan
4. Cakupan kegiatan agribisnis : on-farm dan off-farm, yakni penyediaan saprodi, budidaya pertanian (tani, ternak), pemasaran hasil, industri pengolahan hasil panen

















BAB IV
MASALAH

Dalam perjalanan pemberdayaan petani di desa Ngadirejo selama ini masih terdaat berbagai permaslahan yang muncul di lapangan. Secara garis besar, permasalahan tadi dikategorikan dalam 2 hal utama :
A. Masalah Teknis

B. Masalah Non Teknis
Keberadaan Kelompok Tani dan Gapoktan yang belum jalan berakibat pada hilangnya kesempatan petani untuk maju bersama. Kondisi tersebut merupakan sebuah akumulasi dari berbagai permasalahan atau kondisi yang terjadi di Desa Ngadirejo, sebagaimana yang tersebut di bawah ini:
a. Harga komoditas hasil pertanian yang tidak menentu
b. Harga saprodi yang semakin tidak terjangkau
c. Terbatasnya tenaga kerja
d. Adanya gangguan OPT terutama pada tanaman padi dan cabe
e. Perkandangan ternak yang masih tradisional
f. Belum diterapkannya pertanian organik
g. Informasi harga pasar sulit diperoleh
h. Generasi muda lebih tertarik pada sektor non-pertanian, yakni menjadi buruh bangunan
i. Belum terjalinnya kemitraan dengan pihak luar
j. Panjangnya rantai pemasaran
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat















BAB V
CARA MENCAPAI TUJUAN / RENCANA KEGIATAN
Kegiatan utama yang akan dilaksanakan pada tahun 2008 adalah peningkatan sumberdaya petani karena baik buruknya usaha agrobisnis berkait erat dengan kualitas SDM petani. Jalan utama yang akan ditempu adalah melalui pendekatan pemberdayaan kelompok tani dan Gapoktan. Adapun kegiatan yang akan mendukung proses pemberdayaan kelompok tani adalaha sebagai berikut :
a. kursus / pelatihan
b. Sekolah lapang
c. Penyuluhan
d. Kemitraan
e. Studi banding
f. Media informasi


















BAB V
PENUTUP
Rumusan RKPP ini merupakan sebuah acuan gerak dalam usaha memajukan pertanian di Desa Ngadirejo. Kunci sukses dari terlaksananya RKPP adalah kesungguhan dari penyuluh pertanian (THL-TBPP) dalam memberdayakan petani setempat. Selain itu dukungan dari berbagai pihak juga diperlukan guna mencapai kesuksesan realisasi RKPP ini di lapangan.











k. KESIMPULAN DARI RENCANA USAHA KELOMPOK






LAMPIRAN

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer