mg mjd antasida
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kita sering mengenal asam klorida (HCl) sebagai suatu larutan asam yang digunakan dalam beberapa praktikum di dalam laboratorium. Asam klorida tersebut dihasilkan dari reaksi antara dihidrogen dan diklorin. Secara alami lambung kita juga memproduksi asam klorida, yang biasa kita sebut sebagai asam lambung. Menurut Unggul Sudarmo (2004:141), kelenjar pada lambung setiap hari memproduksi sekitar dua sampai tiga liter cairan lambung yang bersifat asam. Cairan lambung ini mengan dung asam klorida dengan konsentrasi sekitar 0,003 Molar. Asam klorida inilah yang menyebabkan lambung bersifat asam dengan pH sekitar 1,5.
Asam lambung sangat berperan dalam proses pencernaan. Namun apabila produksinya terlalu berlebihan, maka akan menyebabkan rasa sakit pada tukak lambung, yang pada umunya disebut dengan maag. Asam klorida tersebut dapat mengikis dinding lambung, sehingga menyebabkan rasa perih dan sakit. Asam lambung yang berlebihan tersebut dapat dinetralisir dengan suatu antasida (obat maag). Antasida mengandung kombinasi antara aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Reaksi antara suatu asam dari asam lambung dan suatu basa dari antasida menghasilkan suasana netral.
Magnesium hidroksida yang terkandung adalam antasida merupakan senyawa anorganik dari golongan alkali tanah. Nama magnesium ini berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari nama sebuah daerah di Thessaly yang bernama Magnesia. Joseph Black dari Inggris menyebut magnesium sebagai sejenis unsur pada tahun 1755. Sir Humphry Davy bisa menghasilkan logam magnesium secara elektrolisis pada tahun 1808 daripada campuran magnesia dan HgO (Wapedia, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa definisi magnesium, sifat utama, kegunaan dan sumbernya?
2. Bagaimana komposisi dan cara pembuatan magnesium sebagai salah satu bahan pembuat antasida?
3. Bagaimana cara kerja antasida?
4. Apa efek samping dari antasida?
4.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami definisi magnesium, sifat utama, kegunaan dan sumbernya.
2. Untuk mengetahui komposisi antasida dan memahami pembuatan magnesium sebagai salah satu bahan pembuat antasida.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara kerja antasida.
4. Untuk mengetahui efek samping dari antasida.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Magnesium
Nama magnesium ini berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari nama sebuah daerah di Thessaly yang bernama Magnesia. Joseph Black dari Inggris menyebut magnesium sebagai sejenis unsur pada tahun 1755. Sir Humphry Davy bisa menghasilkan logam magnesium secara elektrolisis pada tahun 1808 daripada campuran magnesia dan HgO.
Magnesium ialah unsur kimia di dalam tabel periodik yang mempunyai simbol Mg dan nomor atom 12 dan berat atom 24,31. Kelimpahan magnesium di kulit bumi menempati urutan kedelapan dengan presentase sebesar 2%. Logam alkali tanah ini digunakan sebagai bahan untuk membuat campuran aluminium-magnesium, yang biasanya dinamakan magnalium.
Gambar Magnesium padat
Magnesium murni tidak terdapat di alam sebagai unsur, namun dalam bentuk sebagai senyawa dalam mineral. Sebagai contoh magnesium dalam bentuk senyawa karbonat terdapat dalam mineral magnesit dan dolomit (MgCO3.CaCO3). Air laut mengandung 0,13% magnesium, dan merupakan sumber magnesium yang tidak terbatas.
2.1.1 Sifat utama
Magnesium adalah logam yang kuat, putih keperakan, ringan (satu pertiga lebih ringan daripada aluminium) dan akan menjadi kusam jika dibiarkan pada udara. Dalam bentuk serbuk, logam ini sangat reaktif dan bisa terbakar dengan nyala putih apabila udaranya lembab. Apabila pita logam magnesium dibakar lalu direndam dalam air, maka akan tetap terbakar hingga pita magnesiumnya habis. Magnesium, ketika dibakar dalam udara, menghasilkan cahaya putih yang terang. Ini digunakan pada zaman awal fotografi sebagai sumber pencahayaan (serbuk kilat). Rapat massa magnesium adalah 1,738 gram/cm3. Massa atom relatimya adalah 24, dan nomor atomnya 12. Magnesium meleleh pada suhu 111°C.
2.1.2 Kegunaan
Magnesium, terutama magnesium oksida digunakan sebagai bahan refraktori untuk menghasilkan besi, kaca, dan semen. Dalam bentuk logam, kegunaan utama unsur ini adalah sebagai bahan tambah logam dalam aluminium. Logam aluminium-magnesium ini biasanya digunakan dalam pembuatan kaleng minuman, digunakan dalam beberapa komponen otomotif dan truk , serta dapat melindungi struktur besi seperti pipa-pipa dan tangki air yang terpendam di dalam tanah terhadap korosi.
Magnesium memegang peranan amat penting dalam proses kehidupan hewan dan tumbuhan. Magnesium terdapat dalam klorofil, yaitu yang digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Magnesium juga mengambil peranan dalam replikasi DNA dan RNA yang mempunyai peranan amat penting dalam proses keturunan semua organisme. Di samping itu magnesium mengaktifkan berbagai enzim yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh manusia dan dijadikan sebagai obat penetralisir asam lambung.
2.1.3 Sumber
Walaupun magnesium ditemukan di alam lebih daripada enam puluh jenis mineral, namun hanya dolomit, magnesit, brucite, carnallite, talkum, dan olivine mempunyai kepentingan komersil. Logam ini diperoleh melalui elektrolisis magnesium klorida lebur daripada air garam, air telaga dan air laut. Pada sayuran, magnesium terkandung dalam sayuran hijau seperti bayam (1/2 mangkok bayam
= 80 mg). Kacang-kacangan, biji-bijian dan biji-bijian setengah matang adalah sumber magnesium yang baik (Wapedia, 2008).
2.2 Komposisi dan Cara Pembuatan Magnesium sebagai Salah Satu Bahan Pembuat Antasida
Magnesium yang mempunyai sifat berbentuk logam putih, dapat ditempa dan liat dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan pembuat obat maag (Vogel, 1985). Hal ini didasarkan pada sifat senyawa hidroksida dari magnesium yang dapat menetralkan asam lambung, sehingga melindungi selaput lendir lambung dari kerusakan, menon-aktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang.
Pada obat-obat maag yang dijual dipasaran, komposisi magnesium pada antasida adalah sebagai berikut:
a. Kompisisi Promag
Tiap tablet mengandung :
Hidrotalsit ………….…… 200 mg
Magesium hidroksida ….… 150 mg
Simetikon ………………… 50 mg (Ahlinya lambung, 2008).
b. Komposisi Obat Indo Obat Maag
Tiap tablet mengandung :
Magnesium hidroksida …… 200 mg
Aluminium hidroksida …… 200 mg
Simetikon ………………… 20 mg (Indofarma, 2008).
c. Komposisi Mylanta Sirup
Tiap 5 ml sirup mengandung:
Aluminium hidroksida ……. 200 mg
Magnesium hidroksida ……. 200 mg
Simetikon …………… ..…… 20 mg (Dechacare, 2008).
d. Komposisi Obat Maag dengan Aksi Ganda
Tiap tablet mengandung :
Kalsium karbonat …………………….…. 800 mg
Magnesium hidroksida sebagai Antacid …. 165 mg
Famotidine sebagai Acid Blocker ………… 10 mg (Ahlinya lambung, 2008).
Karena cara untuk membuat senyawa-senyawa dari alkali dan alkali tanah hampir sama, sekiranya pembuatan magnesium sebagai salah satu kandungan dari antasida adalah sebagai berikut:
Magnesium didapatkan di alam dalam karnalit, KCl. MgCl2.6H2O dan magnesit, MgCO3. Logam magnesium dibuat dengan cara elektrolisis leburan senyawa kloridanya (MgCl2), dan untuk menurunkan titik lelehnya serta untuk menghemat pemakaian listrik, senyawa halida (KCl) perlu ditambahkan. Proses ini disebut dengan proses Downs. Sebagai anoda digunakan grafit, sedangkan katodanya dari baja. Pada proses ini dihasilkan juga gas klorin sebagai hasil sampingan.
Katoda Anoda
Pembawa muatan Mg2+ ← MgCl2 → Pembawa muatan Cl-
Mg 2+ (aq) + 2e → Mg (s) 2Cl- (aq) → 2Cl* + 2e
2Cl* → Cl2 (g)
Setelah didapatkan logam Mg, maka proses selanjutnya adalah membuat Mg(OH)2 dengan proses Castner-Kellner. Pada proses ini larutan MgCl2 jenuh dialirkan dalam sel (seperti pada gambar) pada arah yang sama dengan aliran raksa sebagai katoda, sedangkan anodanya berupa balok grafit. Larutan MgCl2 jenuh ini didapat dalam air laut dan di Stassfurt (German) sebagi deposit karnalit, KCl. MgCl2.6H2O. Magnesium klorida diperoleh dari bahan dasar karnalit dengan cara kristalisasi bertingkat. MgCl2 dapat juga diperoleh dari logam Mg yang telah dibuat direaksikan denga HCl yang merupakan asam non-oksidator dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Mg(aq) + HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Pada elektrolisis, gas klorin dilepas pada anoda dan magnesium pada katoda yang larut dalam raksa dan dikeluarkan dari sel. Amalgam magnesium dilewatkan ke air dimana magnesium bereaksi membentuk 50% larutan MgCl2 dengan kemurnian tinggi, dan reaksi dikatalis oleh adanya besi. Kemudian raksa dikembalikan ke dalam sel. Sehingga hasil dari proses ini adalah magnesium klorida, klorin, dan hidrogen.
Setelah terbentuk Mg(OH)2, senyawa tersebut selanjutnya direaksikan dengan bahan-bahan pembuat antasida lainnya, seperti aluminium hidroksida. Sehingga diperoleh obat maag yang mengandung magnesium (Nitiatmodjo, 2003: 15-18).
2.3 Cara Kerja Antasida
Dalam keadaan normal, isi lambung mempunyai sifat yang sangat asam. Sifat ini mempunyai potensi untuk merusak dinding lambung. Untungnya, dinding lambung dilindungi oleh lapisan yang mencegah asam lambung berkontak langsung dengannya. Pada beberapa keadaan, lapisan pelindung tersebut dapat mengalami kerusakan. Beberapa diantaranya adalah penggunaan pereda nyeri NSAID (non steroid anti inflammatory drugs seperti ibuprofen, asam mefenamat, piroksikam) dalam jangka waktu lama, infeksi bakteri Helicobacter pylori, dan ditambah pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur (Wartamedika, 2009).
Antasida, yang merupakan kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu, efek laksatif dari magnesium hidroksida akan mengurangi gelembung-gelembung gas, yakni efek konstipasi dari aluminium hidroksida, dalam saluran cerna yang menyebabkan rasa kembung berkurang (Cari obat, 2009) .
Saat diminum, obat akan segera bereaksi dengan asam yang ada di lambung, sehingga terbentuk senyawa yang relatif netral.
2HCl(aq) + Mg(OH)2(s) → MgCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Asam + basa → netral sendawa
3HCl(aq) + Al(OH)3(aq) → AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Asam + basa → netral
Magnesuim oksida lebih efektif mengikat asam karena tidak diserap sehingga tidak menyebabkan alkalosis. Magnesium trisilikat adalah antasida non-sistemik, yang bekerja lebih lambat dan di dalam lambung akan melepaskan silisium oksida yang akan melapisi selaput lendir lambung dengan lapisan pelindung. Dengan demikian, iritasi lambung akan segera berhenti dan keluhan nyeri juga akan hilang. Gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi tersebut dapat menyebabkan tekanan gas di dalam lambung meningkat, sehingga dikeluarkan dengan bersendawa. Umumnya obat antasida yang sering dipilih adalah jenis yang sukar larut, sehingga reaksinya lambat dan dapat bertahan lama, misalnya aluminium hidroksi (BPPOM, 2008).
Dosis
Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali sehari
Anak 6 – 12 tahun : ½ - 1 tablet, 3 – 4 kali sehari
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur, sebaiknya tablet dikunyah dulu.
2.4 Efek Samping Antasida
Antasida biasanya terdiri dari kombinasi antara aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida yang bekerja menetralkan asamlambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Efek samping dari antasida jarang dan hampir tidak pernah ditemui karena dampak negatif dari kedua senyawa tersebut saling menghilangkan. Namun pada beberapa orang akan terjadi efek samping berupa mual, muntah, diare, dan konstipasi.
Rasa mual dan muntah disebabkan karena adanya penolakan dari dalam tubuh seseorang terhadap suatu kandungan dari antasida sehingga orang yang meminum antasida akan merasa tidak enak. Sedangkan konstipasi merupakan efek samping yang ditimbulkan oleh aluminium hidroksida. Konstipasi adalah kondisi di mana feses memiliki konsistensi keras dan sulit dikeluarkan. Biasanya buang air besar disertai dengan rasa sakit dan menjadi lebih jarang. Kasus ini sering terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Menurut Dokter Nurul Itqiyah (2007), apabila keadaan ini terjadi secara terus menerus, maka bisa menimbulkan gejala berikut:
• Sakit perut
• Turun atau hilangnya nafsu makan
• Mual atau muntah
• Turunnya berat badan
• Jika anak mengalami konstipasi yang cukup berat, dapat mengalami kehilangan kemampuan merasakan kebutuhan ke toilet untuk buang air besar sehingga menyebabkan anak buang air besar di celananya. Hal ini disebut encopresis atau fecal incontinence.
• Mengedan untuk mengeluarkan feses yang keras dapat menyebabkan robekan kecil pada lapisan mukosa anus (anal fissure) dan perdarahan
• Konstipasi meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Meskipun aluminium hidroksida mempunyai efek konstipasi, namun efek ini bisa dikurangi dengan adanya efek laksatif dari magnesium hidroksida. Laksatif merupakan kebalikan dari konstipasi, yaitu suatu keadaan dimana feses terlalu banyak mengandung air sehingga feses memiliki konsentrasi cair dan sangat mudah dikeluarkan. Keadaan seperti ini basa disebut dengan diare. Apabila terjadi secara terus-menerus, maka seseoarang akan mengalami kehilangan cairan yang banyak. Namun komposisi yang setimbang dalam suatu antasida, akan mengurangi bahkan menghilangkan efek samping dari antasida tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah antasida yang mengandung magnesium hidroksida ini harus diberikan dalam dosis kecil pada penderita gangguan ginjal. Bahkan penderita tersebut tidak boleh mengkonsumsinya apabila kerusakan ginjalnya sudah parah. Hal ini disebabkan magnesium hidroksida dapat mengakibatkan hipermagnesia, yaitu kelebihan magnesium dalam darah, karena magnesium hidroksida dapat diserap sebagian kecil ke dalam darah. Bagi penderita gangguan ginjal yang mengalami sakit maag sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sehingga dokter akan memberi obat maag dari golongan lain seperti Proton Pump Inhibitor (PPI) (Indonesia, 2008).
BAB III
KESIMPULAN
1. Magnesium merupakaan senyawa anorganik yang termasuk dalam golongan alkali tanah dan terdapat sebagai persenyawaan. Sifat magnesium yaitu suatu logam yang kuat, putih keperakan, ringan, sangat reaktif dan bisa menjadi kusam jika dibiarkan pada udara. Magnesium mempunyai banyak kegunaan, salah satunya sebagai bahan pembuat antasida.
2. Komposisi utama antasida adalah magnesium hidroksida dan aluminium hiroksida. Untuk membuat antasida dari magnesium dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu: magnesium dibuat dari elektrolisis lelehan klorida dengan proses Downs ,dilanjutkan dengan proses Castner-Kellner dan terakhir direaksikan dengan aluminium hidroksida.
3. Cara kerja antasida adalah obat bereaksi dengan asam yang ada di lambung, untuk menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang.
4. Efek samping dari antasida adalah dapat mnimbulkan rasa mual, muntah, diare (efek laksatif) dan konstipasi.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2008. Indo Obat Maag, (Online), (http://www.indofarma.co.id/index. php? option=com_product&catid=4&Itemid=61&prodid=6, diakses 12 Maret 2009).
Anonim. 2008. Jenis-Jenis Pengobatan Gastritis (Sakit Maag), (Online), (http://www.wartamedika.com/2009/02/jenis-jenis-pengobatan-gastiris-sakit.html, diakses 14 Maret 2009).
Anonim, 2008. Lambung Sehat = Hidup Sehat, (Online), (http://www.ahlinya lambung.com/?q=content/lambung-sehat-hidup-sehat, diakses 12 Maret 2009).
Anonim. 2008. Magnesium, (Online), (http://wapedia.mobi/ms/Magnesium?t=3. Diakses13 Maret 2009).
Anonim, 2008. Mylanta Sirup, (Online), (http://www.dechacare.com/Mylanta-Syrup-P101.html, diakses 12 Maret 2009).
Anonim. 2009. Obat Serbu: Obat Maag, (Online), (http://cariobat.blogspot.com /2009/03/obat-serbu-obat-maag.html, diakses 14 Maret 2009).
Anonim, 2008. Promag Ahlinya Lambung, (Online), (http://www.ahlinya lambung.com/?q=content/ promag promag ahlinya lambung, diakses 12 Maret 2009).
BPPOM. 2008. Saluran Cerna, (Online), (http://www.pom.go.id / public/ publikasi/kompendia/berkas_pdf/Saluran%20cerna.pdf, diakses 14 Maret 2009).
Anonim. 2008. Ulkus Peptikum. (Online), (http://www.indonesiaindonesia.com /f/10771-ulkus-peptikum/, diakses 14 Maret 2009).
Itqiyah, Nurul. 2007. Konstipasi. (Online), (http://informasi-kesehatan40. blogspot.com/2007/07/konstipasi.html, diakses 14 Maret 2009).
Nitiatmodjo. 2003. Kimia Anorganik II. Malang: UM Press.
Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Vogel. 1975. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Terjemahan oleh Setiono, dkk. 1985. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kita sering mengenal asam klorida (HCl) sebagai suatu larutan asam yang digunakan dalam beberapa praktikum di dalam laboratorium. Asam klorida tersebut dihasilkan dari reaksi antara dihidrogen dan diklorin. Secara alami lambung kita juga memproduksi asam klorida, yang biasa kita sebut sebagai asam lambung. Menurut Unggul Sudarmo (2004:141), kelenjar pada lambung setiap hari memproduksi sekitar dua sampai tiga liter cairan lambung yang bersifat asam. Cairan lambung ini mengan dung asam klorida dengan konsentrasi sekitar 0,003 Molar. Asam klorida inilah yang menyebabkan lambung bersifat asam dengan pH sekitar 1,5.
Asam lambung sangat berperan dalam proses pencernaan. Namun apabila produksinya terlalu berlebihan, maka akan menyebabkan rasa sakit pada tukak lambung, yang pada umunya disebut dengan maag. Asam klorida tersebut dapat mengikis dinding lambung, sehingga menyebabkan rasa perih dan sakit. Asam lambung yang berlebihan tersebut dapat dinetralisir dengan suatu antasida (obat maag). Antasida mengandung kombinasi antara aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Reaksi antara suatu asam dari asam lambung dan suatu basa dari antasida menghasilkan suasana netral.
Magnesium hidroksida yang terkandung adalam antasida merupakan senyawa anorganik dari golongan alkali tanah. Nama magnesium ini berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari nama sebuah daerah di Thessaly yang bernama Magnesia. Joseph Black dari Inggris menyebut magnesium sebagai sejenis unsur pada tahun 1755. Sir Humphry Davy bisa menghasilkan logam magnesium secara elektrolisis pada tahun 1808 daripada campuran magnesia dan HgO (Wapedia, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa definisi magnesium, sifat utama, kegunaan dan sumbernya?
2. Bagaimana komposisi dan cara pembuatan magnesium sebagai salah satu bahan pembuat antasida?
3. Bagaimana cara kerja antasida?
4. Apa efek samping dari antasida?
4.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami definisi magnesium, sifat utama, kegunaan dan sumbernya.
2. Untuk mengetahui komposisi antasida dan memahami pembuatan magnesium sebagai salah satu bahan pembuat antasida.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara kerja antasida.
4. Untuk mengetahui efek samping dari antasida.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Magnesium
Nama magnesium ini berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari nama sebuah daerah di Thessaly yang bernama Magnesia. Joseph Black dari Inggris menyebut magnesium sebagai sejenis unsur pada tahun 1755. Sir Humphry Davy bisa menghasilkan logam magnesium secara elektrolisis pada tahun 1808 daripada campuran magnesia dan HgO.
Magnesium ialah unsur kimia di dalam tabel periodik yang mempunyai simbol Mg dan nomor atom 12 dan berat atom 24,31. Kelimpahan magnesium di kulit bumi menempati urutan kedelapan dengan presentase sebesar 2%. Logam alkali tanah ini digunakan sebagai bahan untuk membuat campuran aluminium-magnesium, yang biasanya dinamakan magnalium.
Gambar Magnesium padat
Magnesium murni tidak terdapat di alam sebagai unsur, namun dalam bentuk sebagai senyawa dalam mineral. Sebagai contoh magnesium dalam bentuk senyawa karbonat terdapat dalam mineral magnesit dan dolomit (MgCO3.CaCO3). Air laut mengandung 0,13% magnesium, dan merupakan sumber magnesium yang tidak terbatas.
2.1.1 Sifat utama
Magnesium adalah logam yang kuat, putih keperakan, ringan (satu pertiga lebih ringan daripada aluminium) dan akan menjadi kusam jika dibiarkan pada udara. Dalam bentuk serbuk, logam ini sangat reaktif dan bisa terbakar dengan nyala putih apabila udaranya lembab. Apabila pita logam magnesium dibakar lalu direndam dalam air, maka akan tetap terbakar hingga pita magnesiumnya habis. Magnesium, ketika dibakar dalam udara, menghasilkan cahaya putih yang terang. Ini digunakan pada zaman awal fotografi sebagai sumber pencahayaan (serbuk kilat). Rapat massa magnesium adalah 1,738 gram/cm3. Massa atom relatimya adalah 24, dan nomor atomnya 12. Magnesium meleleh pada suhu 111°C.
2.1.2 Kegunaan
Magnesium, terutama magnesium oksida digunakan sebagai bahan refraktori untuk menghasilkan besi, kaca, dan semen. Dalam bentuk logam, kegunaan utama unsur ini adalah sebagai bahan tambah logam dalam aluminium. Logam aluminium-magnesium ini biasanya digunakan dalam pembuatan kaleng minuman, digunakan dalam beberapa komponen otomotif dan truk , serta dapat melindungi struktur besi seperti pipa-pipa dan tangki air yang terpendam di dalam tanah terhadap korosi.
Magnesium memegang peranan amat penting dalam proses kehidupan hewan dan tumbuhan. Magnesium terdapat dalam klorofil, yaitu yang digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis. Magnesium juga mengambil peranan dalam replikasi DNA dan RNA yang mempunyai peranan amat penting dalam proses keturunan semua organisme. Di samping itu magnesium mengaktifkan berbagai enzim yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh manusia dan dijadikan sebagai obat penetralisir asam lambung.
2.1.3 Sumber
Walaupun magnesium ditemukan di alam lebih daripada enam puluh jenis mineral, namun hanya dolomit, magnesit, brucite, carnallite, talkum, dan olivine mempunyai kepentingan komersil. Logam ini diperoleh melalui elektrolisis magnesium klorida lebur daripada air garam, air telaga dan air laut. Pada sayuran, magnesium terkandung dalam sayuran hijau seperti bayam (1/2 mangkok bayam
= 80 mg). Kacang-kacangan, biji-bijian dan biji-bijian setengah matang adalah sumber magnesium yang baik (Wapedia, 2008).
2.2 Komposisi dan Cara Pembuatan Magnesium sebagai Salah Satu Bahan Pembuat Antasida
Magnesium yang mempunyai sifat berbentuk logam putih, dapat ditempa dan liat dapat dipergunakan sebagai salah satu bahan pembuat obat maag (Vogel, 1985). Hal ini didasarkan pada sifat senyawa hidroksida dari magnesium yang dapat menetralkan asam lambung, sehingga melindungi selaput lendir lambung dari kerusakan, menon-aktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang.
Pada obat-obat maag yang dijual dipasaran, komposisi magnesium pada antasida adalah sebagai berikut:
a. Kompisisi Promag
Tiap tablet mengandung :
Hidrotalsit ………….…… 200 mg
Magesium hidroksida ….… 150 mg
Simetikon ………………… 50 mg (Ahlinya lambung, 2008).
b. Komposisi Obat Indo Obat Maag
Tiap tablet mengandung :
Magnesium hidroksida …… 200 mg
Aluminium hidroksida …… 200 mg
Simetikon ………………… 20 mg (Indofarma, 2008).
c. Komposisi Mylanta Sirup
Tiap 5 ml sirup mengandung:
Aluminium hidroksida ……. 200 mg
Magnesium hidroksida ……. 200 mg
Simetikon …………… ..…… 20 mg (Dechacare, 2008).
d. Komposisi Obat Maag dengan Aksi Ganda
Tiap tablet mengandung :
Kalsium karbonat …………………….…. 800 mg
Magnesium hidroksida sebagai Antacid …. 165 mg
Famotidine sebagai Acid Blocker ………… 10 mg (Ahlinya lambung, 2008).
Karena cara untuk membuat senyawa-senyawa dari alkali dan alkali tanah hampir sama, sekiranya pembuatan magnesium sebagai salah satu kandungan dari antasida adalah sebagai berikut:
Magnesium didapatkan di alam dalam karnalit, KCl. MgCl2.6H2O dan magnesit, MgCO3. Logam magnesium dibuat dengan cara elektrolisis leburan senyawa kloridanya (MgCl2), dan untuk menurunkan titik lelehnya serta untuk menghemat pemakaian listrik, senyawa halida (KCl) perlu ditambahkan. Proses ini disebut dengan proses Downs. Sebagai anoda digunakan grafit, sedangkan katodanya dari baja. Pada proses ini dihasilkan juga gas klorin sebagai hasil sampingan.
Katoda Anoda
Pembawa muatan Mg2+ ← MgCl2 → Pembawa muatan Cl-
Mg 2+ (aq) + 2e → Mg (s) 2Cl- (aq) → 2Cl* + 2e
2Cl* → Cl2 (g)
Setelah didapatkan logam Mg, maka proses selanjutnya adalah membuat Mg(OH)2 dengan proses Castner-Kellner. Pada proses ini larutan MgCl2 jenuh dialirkan dalam sel (seperti pada gambar) pada arah yang sama dengan aliran raksa sebagai katoda, sedangkan anodanya berupa balok grafit. Larutan MgCl2 jenuh ini didapat dalam air laut dan di Stassfurt (German) sebagi deposit karnalit, KCl. MgCl2.6H2O. Magnesium klorida diperoleh dari bahan dasar karnalit dengan cara kristalisasi bertingkat. MgCl2 dapat juga diperoleh dari logam Mg yang telah dibuat direaksikan denga HCl yang merupakan asam non-oksidator dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Mg(aq) + HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Pada elektrolisis, gas klorin dilepas pada anoda dan magnesium pada katoda yang larut dalam raksa dan dikeluarkan dari sel. Amalgam magnesium dilewatkan ke air dimana magnesium bereaksi membentuk 50% larutan MgCl2 dengan kemurnian tinggi, dan reaksi dikatalis oleh adanya besi. Kemudian raksa dikembalikan ke dalam sel. Sehingga hasil dari proses ini adalah magnesium klorida, klorin, dan hidrogen.
Setelah terbentuk Mg(OH)2, senyawa tersebut selanjutnya direaksikan dengan bahan-bahan pembuat antasida lainnya, seperti aluminium hidroksida. Sehingga diperoleh obat maag yang mengandung magnesium (Nitiatmodjo, 2003: 15-18).
2.3 Cara Kerja Antasida
Dalam keadaan normal, isi lambung mempunyai sifat yang sangat asam. Sifat ini mempunyai potensi untuk merusak dinding lambung. Untungnya, dinding lambung dilindungi oleh lapisan yang mencegah asam lambung berkontak langsung dengannya. Pada beberapa keadaan, lapisan pelindung tersebut dapat mengalami kerusakan. Beberapa diantaranya adalah penggunaan pereda nyeri NSAID (non steroid anti inflammatory drugs seperti ibuprofen, asam mefenamat, piroksikam) dalam jangka waktu lama, infeksi bakteri Helicobacter pylori, dan ditambah pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur (Wartamedika, 2009).
Antasida, yang merupakan kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu, efek laksatif dari magnesium hidroksida akan mengurangi gelembung-gelembung gas, yakni efek konstipasi dari aluminium hidroksida, dalam saluran cerna yang menyebabkan rasa kembung berkurang (Cari obat, 2009) .
Saat diminum, obat akan segera bereaksi dengan asam yang ada di lambung, sehingga terbentuk senyawa yang relatif netral.
2HCl(aq) + Mg(OH)2(s) → MgCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Asam + basa → netral sendawa
3HCl(aq) + Al(OH)3(aq) → AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Asam + basa → netral
Magnesuim oksida lebih efektif mengikat asam karena tidak diserap sehingga tidak menyebabkan alkalosis. Magnesium trisilikat adalah antasida non-sistemik, yang bekerja lebih lambat dan di dalam lambung akan melepaskan silisium oksida yang akan melapisi selaput lendir lambung dengan lapisan pelindung. Dengan demikian, iritasi lambung akan segera berhenti dan keluhan nyeri juga akan hilang. Gas karbondioksida yang dihasilkan dari reaksi tersebut dapat menyebabkan tekanan gas di dalam lambung meningkat, sehingga dikeluarkan dengan bersendawa. Umumnya obat antasida yang sering dipilih adalah jenis yang sukar larut, sehingga reaksinya lambat dan dapat bertahan lama, misalnya aluminium hidroksi (BPPOM, 2008).
Dosis
Dewasa : 1 – 2 tablet, 3 – 4 kali sehari
Anak 6 – 12 tahun : ½ - 1 tablet, 3 – 4 kali sehari
Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan menjelang tidur, sebaiknya tablet dikunyah dulu.
2.4 Efek Samping Antasida
Antasida biasanya terdiri dari kombinasi antara aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida yang bekerja menetralkan asamlambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Efek samping dari antasida jarang dan hampir tidak pernah ditemui karena dampak negatif dari kedua senyawa tersebut saling menghilangkan. Namun pada beberapa orang akan terjadi efek samping berupa mual, muntah, diare, dan konstipasi.
Rasa mual dan muntah disebabkan karena adanya penolakan dari dalam tubuh seseorang terhadap suatu kandungan dari antasida sehingga orang yang meminum antasida akan merasa tidak enak. Sedangkan konstipasi merupakan efek samping yang ditimbulkan oleh aluminium hidroksida. Konstipasi adalah kondisi di mana feses memiliki konsistensi keras dan sulit dikeluarkan. Biasanya buang air besar disertai dengan rasa sakit dan menjadi lebih jarang. Kasus ini sering terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Menurut Dokter Nurul Itqiyah (2007), apabila keadaan ini terjadi secara terus menerus, maka bisa menimbulkan gejala berikut:
• Sakit perut
• Turun atau hilangnya nafsu makan
• Mual atau muntah
• Turunnya berat badan
• Jika anak mengalami konstipasi yang cukup berat, dapat mengalami kehilangan kemampuan merasakan kebutuhan ke toilet untuk buang air besar sehingga menyebabkan anak buang air besar di celananya. Hal ini disebut encopresis atau fecal incontinence.
• Mengedan untuk mengeluarkan feses yang keras dapat menyebabkan robekan kecil pada lapisan mukosa anus (anal fissure) dan perdarahan
• Konstipasi meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Meskipun aluminium hidroksida mempunyai efek konstipasi, namun efek ini bisa dikurangi dengan adanya efek laksatif dari magnesium hidroksida. Laksatif merupakan kebalikan dari konstipasi, yaitu suatu keadaan dimana feses terlalu banyak mengandung air sehingga feses memiliki konsentrasi cair dan sangat mudah dikeluarkan. Keadaan seperti ini basa disebut dengan diare. Apabila terjadi secara terus-menerus, maka seseoarang akan mengalami kehilangan cairan yang banyak. Namun komposisi yang setimbang dalam suatu antasida, akan mengurangi bahkan menghilangkan efek samping dari antasida tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah antasida yang mengandung magnesium hidroksida ini harus diberikan dalam dosis kecil pada penderita gangguan ginjal. Bahkan penderita tersebut tidak boleh mengkonsumsinya apabila kerusakan ginjalnya sudah parah. Hal ini disebabkan magnesium hidroksida dapat mengakibatkan hipermagnesia, yaitu kelebihan magnesium dalam darah, karena magnesium hidroksida dapat diserap sebagian kecil ke dalam darah. Bagi penderita gangguan ginjal yang mengalami sakit maag sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sehingga dokter akan memberi obat maag dari golongan lain seperti Proton Pump Inhibitor (PPI) (Indonesia, 2008).
BAB III
KESIMPULAN
1. Magnesium merupakaan senyawa anorganik yang termasuk dalam golongan alkali tanah dan terdapat sebagai persenyawaan. Sifat magnesium yaitu suatu logam yang kuat, putih keperakan, ringan, sangat reaktif dan bisa menjadi kusam jika dibiarkan pada udara. Magnesium mempunyai banyak kegunaan, salah satunya sebagai bahan pembuat antasida.
2. Komposisi utama antasida adalah magnesium hidroksida dan aluminium hiroksida. Untuk membuat antasida dari magnesium dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu: magnesium dibuat dari elektrolisis lelehan klorida dengan proses Downs ,dilanjutkan dengan proses Castner-Kellner dan terakhir direaksikan dengan aluminium hidroksida.
3. Cara kerja antasida adalah obat bereaksi dengan asam yang ada di lambung, untuk menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang.
4. Efek samping dari antasida adalah dapat mnimbulkan rasa mual, muntah, diare (efek laksatif) dan konstipasi.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2008. Indo Obat Maag, (Online), (http://www.indofarma.co.id/index. php? option=com_product&catid=4&Itemid=61&prodid=6, diakses 12 Maret 2009).
Anonim. 2008. Jenis-Jenis Pengobatan Gastritis (Sakit Maag), (Online), (http://www.wartamedika.com/2009/02/jenis-jenis-pengobatan-gastiris-sakit.html, diakses 14 Maret 2009).
Anonim, 2008. Lambung Sehat = Hidup Sehat, (Online), (http://www.ahlinya lambung.com/?q=content/lambung-sehat-hidup-sehat, diakses 12 Maret 2009).
Anonim. 2008. Magnesium, (Online), (http://wapedia.mobi/ms/Magnesium?t=3. Diakses13 Maret 2009).
Anonim, 2008. Mylanta Sirup, (Online), (http://www.dechacare.com/Mylanta-Syrup-P101.html, diakses 12 Maret 2009).
Anonim. 2009. Obat Serbu: Obat Maag, (Online), (http://cariobat.blogspot.com /2009/03/obat-serbu-obat-maag.html, diakses 14 Maret 2009).
Anonim, 2008. Promag Ahlinya Lambung, (Online), (http://www.ahlinya lambung.com/?q=content/ promag promag ahlinya lambung, diakses 12 Maret 2009).
BPPOM. 2008. Saluran Cerna, (Online), (http://www.pom.go.id / public/ publikasi/kompendia/berkas_pdf/Saluran%20cerna.pdf, diakses 14 Maret 2009).
Anonim. 2008. Ulkus Peptikum. (Online), (http://www.indonesiaindonesia.com /f/10771-ulkus-peptikum/, diakses 14 Maret 2009).
Itqiyah, Nurul. 2007. Konstipasi. (Online), (http://informasi-kesehatan40. blogspot.com/2007/07/konstipasi.html, diakses 14 Maret 2009).
Nitiatmodjo. 2003. Kimia Anorganik II. Malang: UM Press.
Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Vogel. 1975. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Terjemahan oleh Setiono, dkk. 1985. Jakarta: Kalman Media Pustaka.
Komentar