NARKOBA MEREBAK DI INDONESIA

NARKOBA MEREBAK DI INDONESIA

Kata narkoba mungkin telah menjadi momok bagi para orang tua dan para muda-mudi diberbagai wilayah di Indonesia. Proses akulturasi budaya memang sering menggangu kehidupan bangsa apabila, suatu bangsa tidak pandai memilih-memilah dengan sadar. Memang tidak dapat disangkal bahwa mayoritas kebudayaan negative yang berasal dari luar secara terbuka diterima begitu saja oleh masyarakat padalah orang luar orang Eropa khususnya memiliki tujuan tertentu atas semua kebudayaan dan barang lainnya.
Narkoba dalam ilmu kedokteran digunakan untuk obat bius atau sebagai obat bagi pasiennya. Lain halnya di Indonesia barang tersebut malah tidak digunakan oleh para pemakainya secara benar. Maksudnya mereka hanya menggunakan barang tersebut untuk kesenangan mereka sendiri. Banyak mayoritas dari mereka mengunakan barang tersebut dengan alas an mendapat kesenangan diri. Menghilangkan rasa stre dan mendapatkan impian yang justru menjerumuskan.
Berbagai kota besar di Indonesia telah menjadi tempat singgah barang yang dianggap haram oleh masyarakat. Pelabuhan, bandara maupun sarana penghubung lainnya, menjadi tempat perantara masuknya narkoba dari negara lain. Malaysia dan Singapura menjadi pemasok terbanyak kerena dekat dengan Indonesia. Banyak kasus yang ada di Indonesia karena Narkoba.
Zat racun yang ada di dalamnya sering kali menjadi penyebab kematian. Hal tersebut akan terjadi apabila si pengguna kelebihan dosis dalam pemakaiannya. (Offer Dosis). Narkoba sama seperti minuman alcohol yang notabenenya memabukkan. Narkoba juga seperti rokok yang membuat penggunanya merasa kurang dan kurang, akhirnya mereka kecanduan. Dari hal kecanduan inilah akan terjadi berbagai kasus criminal.
Di kota besar, Jakarta sebagai Ibikota Indonesia menjadi kasus terbesar pemakaian narkoba. Tidak hanya menyangkut orang dewasa, kaum pelajarpun menjadi sasaran utama para bandar dalam pemasokan. Narkoba yang biasanya dalam bentuk serbuk asli seperti obat gerus, dapat berubah menjadi sebatang, cokelat, permen, roti bahkan minum-minuman. Betapa mudahnya barang tersebut masuk di Ibukota. Bagi gelandangan yang ada di Ibukota sering kali menjadi perantara peretukaran barang haram tersebut.
“Say No To Drugs” (katakan tidak untuk narkoba). Walaupun kata-kata poster itu selalu ditempel, di pajang di tempat-tempat umum, mungkin tak mengurangi jumlah pemakai terus bertambah. Tidak hanya dijalani, tempat prostitusi pun menjadi tempat ajang pertukaran barang. Malahan petugas aparatpun ada yang menjadi pengguna. Ataupun tutup mulut dalam kegiatan tersebut.
Betapa rusaknya nilai-nilai yang ada di masyarakat karena pengaruhnya. Tidak ad batasan usia untuk pengedarannya. Bagaimana keadaan Indonesia selanjutnya jika hukuman yang berat saja tidak bisa membuat jera bagi para pengedar. Dalam penelitian kali ini aka diungkapkan berapa banyak orang yang telah terpengaruh dan bagaimana cara mereka untuk melepasnya.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer