Dimanakah Damai?

[47 Muhammad 35-36] Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu.

Dalam hal ini saya bukan menafikan Islam sebagai agama yang damai, tapi akan lebih menekankan dimanakah posisi damai yang sesungguhnya. Bukan sifat munafik yang enggan berjihad karena ketakutan yang tidak mendasar. Karena kedamaian adalah mimpi seluruh umat, tapi bagaimana damai itu benar-benar terwujud mampukah memikirkannya? Dan apa yang menghalangi manusia kearah itu? Bukankah Alloh swt hanya menyuruh untuk tidak menyekutukanNYA dengan apapun?

[47 Muhammad 31] Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan hal ihwalmu (baik buruknya).

[2 Al-Baqarah 36] Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".

Sebenarnya tulisan ini akan memakan bahasan yang panjang dan melibatkan banyak ayat apabila benar2 memahami kedudukannya dengan benar, karena kalau setengah-setengah bisa jadi nanti diplintir sebelum mencapai maksudnya. Hal ini jauh lebih menakutkan daripada sekedar menyampaikan apa yang menurut kita baik atau benar saja, namun jauh dibalik itu antisipasi dari ketimpangan informasi karena sempitnya pemahaman dan hal-hal yang diluar prediksi seseorang apalagi bicara pada forum umum. Kalau sekedar mencari pesetujuan tinggal mencari topik yang menyenangkan saja sudah beres.

Sedikit kesalahan persepsi saja bisa menjadi fitnah yang tiada habis apalagi seluruh persepsinya salah, tidak bisa dibayangkan bagaimana sesudahnya.

Kebenaran pada dasarnya sepanjang apa kita bisa merentetkannya. Bukan tali-tali pendek yang dilemparkan rahib2 Firaun.

[22 Al-Hajj 15] Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya.

~Damai bukan dimulut~
Sebelum kita bicarakan damai saya mencoba mendefinikan damai pada kacamata umum.

- Tidak berperang satu sama lain dan saling menghargai kehormatan dan privasi bangsa/kaum/orang lain.
- Hidup berdampingan dalam kasih sayang.

Langsung saya jawab :
Pada kenyataanya banyak bangsa-bangsa yang memamerkan peradabannya seakan dialah produk tertinggi dari peradaban yang ada yang menginjak bangsa-bangsa lain dengan pongahnya. Dan jika jeli menengok masa lalu tidak ubahnya bangsa perampok yang senantiasa memamerkan kearogansiannya. Yang melahirkan kebencian dimana-mana, menyerukan slogan damai namun kenyataanya memamerkan produk senjata canggih namun tidak menghendaki pesaing. Tidak ubahnya seperti pedagang yang tidak mau ada pedagang lain disekelilingnya. Mereka pula yang menjajah dengan membawa agama dengan dalih berdagang namun kenyataanya mendirikan benteng-benteng dengan menyuap darah biru yang berkuasa dalam suatu wilayah ia dapat mencengkramkan kekuasaannya dengan kokohnya. Memberikan bantuan ataupun perlindungan dengan segudang syarat. Bukankah banjir fasilitas kita saksikan bersama? Lalu apa yang menghalangi harga kebutuhan terus merangkak naik?

Teror sesungguhnya adalah fitnah, jangan katakan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan jika tidak tahu hal ini.

Apakah ada yang lebih amanah selain daripada segala sesuatu yang diamalkannya semata mencari keridhoanNYA? Yang mengenalNYA dengan baik dan memandang balasan yang dijanjikan dengan ainul yakin tanpa harap balas budi!
Bukankah takut miskin, takut mati lebih meliputi kehidupan ini?
Siapakah lebih teguh pendiriannya daripada orang yang menjadikan hidup dan matinya hanya untukNYA? Apa pula yang menjadikan para Nabi sebagai musuh umatnya?

Bagaimana perasaan Nabi Musa as saat menghadapi ayah angkatnya yang telah membesarkannya dilingkungan kerajaan dengan segala fasilitasnya? Yang dengan itu Firaun menuntut balas budi?

Renungkanlah lebih mendalam lagi agar tahu apa yang sesungguhnya dikehendakiNYA atas kehidupan ini. Apakah dengan Islam DIA menghendaki kita untuk miskin? Bukan begitu! Namun DIA menghendaki agar manusia benar-benar mendapatkan nikmat yang tak mungkin tergambar oleh pikiran dan terbesit dalam hati; nikmat yang banyak dimana para nabi melihatnya dengan yakin dan meneguhkan keyakinannya dan dunia tidak lain hanya penguji saja.

Jangan berlomba-lomba menyuarakan 'anti korupsi' atau slogan lainnya, namun pada dasarnya dalam hatinya berkata 'woi gantian korupsinya' alias nunggu giliran. Kenyataan sudah banyak membuktikan orang-orang yang lantang begitu dikasih jabatan jadi jinak. Manakah Tuhan Maha Kaya? Kekayaan macam apakah yang membahagiakan pemiliknya? Bukankan para nabi tidak pernah menuntut upah? Lalu kenapa fitnah keji masih saja meraja lela mendustakannya? Sedangkan ada saja yang begitu enaknya teriak damai ditengah hujan fitnah menjadi pahlawan kesiangan? Manakah penjatan-pejantan atau tinggal banci-banci yang tidak berani menyuarakan kebenaran dengan lantang?

Pada kenyataanya kebenaran teramat menyakitkan bagi para pendusta, dan sangat menggoyahkan bagi orang yang terlanjur menerima apa adanya namun tidak pernah menelusurinya lebih jauh; alias dosa warisan (penyambung lidah) namun tidak peduli benar salahnya.

Memang serba salah disatu sisi kita menghendaki mereka mendapat hidayah, namun disisi lain kita tidak punya daya menyodorkan sesuatu yang tidak mereka mengerti. Kewajiban kita hanya mengingatkan selebihnya DIA yang menentukan.

[8 A L - A N F A A L 70] ... "Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu". Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Siapakah umat Muhammad yang mengikuti jejaknya? Yang mana rahib nasrani yang taat/lurus (bertauhid dengan benar) berpesan setelah melihat tanda kenabian dan wahyu pertama turun beliau mengatakan 'engkau akan dimusuhi', ternyatalah benar terutama oleh orang yang takut kehilangan budaknya (Abu Jahal cs). Dimana dalam Islam Bilal seorang budak hitam dengan lantang berteriak 'ahad... ahad" tidak lagi mengenal pedihnya cambuk dan ancaman pedang. Disinilah ketakutan para penguasa, yang menempatkan kehormatannya bukan atas segala bangsa namun kekuasaannya adalah kehormatan sesungguhnya.

[48 Al-Fath 29] Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Aku bukan meneriakan genderang perang, tapi tempatkan kalimatNYA ditempat yang semestinya yaitu tancapkan dalam hati layaknya panah ayat. Koreksilah diri dengan sungguh-sungguh agar beruntung. Musuh Islam bukan saja orang yang memerangi muslim karena bisa jadi mereka hanya mewarisi kata-kata dari pendahulunya sedangkan dia sendiri tidak tahu menahu. Tapi musuh yang paling nyata adalah dalam diri kita yaitu hawa nafsu. Siapa yang mampu mengingatkan seseorang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya? Apakah mereka sadar? Kalau dibacakan ayat jutru mereka lebih pandai membacakannya.

Bersiaplah dengan segala kemungkinan bisa jadi kesalahan masa lalu dari Firaun yang takut kehilangan budaknya akan memusuhi, mereka adalah orang2 yang selalu berjaga-jaga [26:56]. Dan kita harus siap untuk perang fisik suatu saat bukan lagi perang informasi. Jika bambu runcing sanggup menghadang penjajah, kenapa kita harus takut dengan pongahnya persenjataan bukankah mereka membukakann pintu sorga untuk kita? Bagi yang yakin.

[4 An-Nissa 77] Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan ...lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun.

Jawablah keraguanmu kepada Tuhan yang Hak... dari sekarang. Pahamilah karakter Yahudi, Nasrani, Majusi anggaplah sindirah halus pada setiap muslim mana tahu karakter mereka ada pada diri kita, dengan begitu kita lebih jelas karakter mereka menempel pada musuh-musuhNYA. Bercerminlah... agar dapat menjadi saksi penderitaan Rosululloh saw.

PR : Renungkan [3 Ali Imran 117-119].

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer