DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Praktikum ke- 7 Hari/Tanggal : Selasa, 9 November 2010
Mata Kuliah Sosiologi Umum Ruang : RK. P25


SISTEM PONDOK
Oleh :
Wariso Ram
Philip Eldridge










Hayruddin
G64100120

Asisten:
Taufik Hidayat(C34080003)
Yunita Puspita Dewi(C34080035)

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010


Ikhtihsar.
Mobilisasi penduduk dari desa ke kota memunculkan grup baru di tempat yang mereka tuju. Mereka kemudian disebut migrant sirkuler karena tempo waktu mobilitas memreka dari desa ke kota. Umn antar manusianya. Hal inilah yangumnya mereka merupakan pekerja keras dan ulet serta melakukan usaha kecil-kecilan yang kurang diminati para pemodal dari kalangan elit kota.
Dikarenakan usaha ini bersifat padat karya maka diperlukan keterampilan dalam pengelolaan hubungan antar manusianya. Hal inilah yang Kemudian memunculkan sistem pondok pada tenaga kerja migran sirkuler. Ada 4 sistem pondok yang kemudian penulist. identifikasi yakni:
1. Sistem pondok dimana setiap anggota mempunyai kedudukan yang sama.
Kelompok ini dicirikan dengan jumlah anggota kelompok yan g relative kecil. Rasa saling percaya antar sesame yang terjalin kuat. Tidak adanya sistem majikan dan karyawan. Spesialisasi kerja yang rendah yakni kerja harian yang bersifat komersial dan kerja harian rumah tangga. Jam kerja yang tidak ditentukan pasti adanya asas gotong royong yang kuat. Sistem ini digunakan oleh para pedagang keramik dari kecamatan Mayong,kudus jateng yang berdagang di bogor.
1. Sistem pondok dimana kedudukan pemilik mirip kepala rumah tangga dan para penghuni pondok boro mirip anggota rumah tangga.
Kelompok ini dicirikan dengan jumlah anggota yang kecil. Belum adanya pembagian tugas antara pencualan dan bagian produksi karena kedua tugas tersebut dirangkap oleh para migrant sirkuler. Migrant sirkuler tidak dibebani dengan tugas rumah tangga. Adanya asas kekeluargaan antara majikan dan karyawan . jangka waktu tinggal dikota yang lama. Karena hubungan-hubungan
1. Sistem pondok deferensiasi tenaga.
Sistem ini dicirikan dengankedudukan pemilik pondok boro serupa dengan majiakn dimana ia mengelola proses produksi barang dan proses pemasaran barang produksi. Hubungan majikan dan karyawan produksi lebih dekat daripada trienaga pemasaran. Majikan menyediakan upah dan penginapan dan sedikit pinjaman. Pada sistem pondok ini telah digunakan teknologi dan sarana produksi dalam memproduksi barang. Maka sistem pondok ini disebut juga dengan sistem pondokusaha perseroan. Sistem ini diadopsi oleh pedagang tahu dari sumedang dan bumiayu.
1. Sistem pondok dimana pemilik pondok tidak melibatkan diri dalam kegiatan produksi ataupun pemasaran.
Sistem ini dicirikan dengan pemilik pondok hanya menyewakan tempat menginap,mesin produksi, dan sarana menjual barang. Mereka yang tinggal dipondok berstatus sebagai penyewa. Hubungan yang renggang antara majikan dan karyawan karena adanya sistem sewa. Sistem ini dilakuakan dalam pondok boro produksi tahu dari ciamis di cimanggu.
Selain keempat sistem itu sebenarnya masih ada sistem pondok campuran seperti para penjual krupuk. Ada pula sistem pondok yang tidak memiliki karyawan karena hanya menampung penjual saja.
Selain keempat sistem tersebut sebenarnya terdapat pembagia sistem pondok menurrut jenis kegiatannya yaitu:
1. Pondok boro buruh: penghuni pondok bekerja sebagai buruh
2. Pondok boro penjual: penghuni pondok bekerja sebagai penjual barang
3. Pondok boro produksi: penghuni pondok bekerja sebagai karywan yang dimana ppondok digunakan sebagai tempat produksi
Analisis
• Identifikasi grup dan proses pembentukannya
Grup-grup yang disebutkan dalam artikel terbentuk atas dasar kepentingan bersama yakni usha untuk mencari nafkah di perantauan. Pembentukan dikarenakan asal daerah yang sama dank arena kesaaam rantau dan pekerjaan
• Dasar pembentukan dan persyaratan grup
Dasar pembentukan grup karena adanya rasa senasib di tanah rantau dank arena mereka memiliki pekerjaan yang sama. Sehingga syarat pembentukan grup ialah sama pekerjaan dan spesialisasi kerja di pondok boro
• Derajat kohesivitas
Kelompok pondok boro gotong royong memiliki derajat kohesivitas yang tinggi. Kelompok pondok boro kekeluargaan cukup tinggi derajat kohesivitasnya. Sedang kelompok pondok boro mulai agak renggang. Diikuti kelompok pondok boro sewa yang derajat kohesivitasnya paling renggang
• kelangsungan grup menurut kohesivitas dasar pembentukan dan persyaratanya
Kelangsungan pondok boro gotong royong sepintas lebih lama namun karena sirkulasi yang cepat menyebabkan grup tidak bisa bertahan lama.justru kelompok pondok boro usaha sirkuler yang bertahan paling lama karena adanya keteraturan dan spesialisasi pada pembagian kerja dan efektivitas pergerakan grup.diikuti kelompok pondok boro rumah tangga, sewa baru pondok boro gotong royong

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer