MESMER DAN SANG MAHA PENYEMBUH

Kesempurnaan. Setiap jenis manusia mendambakan puncak-puncaknya. Dan para ilmuwan boleh jadi adalah kelompok manusia paling menginginkannya. Dalam Islam, kita mengenal sosok seperti Al Razi, ahli perbintangan, pioneer ilmu astronomi, yang di barat dikenal dengan nama Rhazes. Dia mencapai semua itu dengan harga yang sangat mahal: buat di usia tua.

Dalam khazanan ilmu modern, kite mengenal orangseperti Franz Mesmer. Dia peemu teknik animal magnetism dalam bidang pengobatan. Sedemikian popular tekniknya dalam pengobatan sampai kata mesmer dalam Bahasa Inggris bermakna memikat. Tapi, obsesi Rhazes dan Mesmer untuk menemukan sesuatu yang lebih sempurna makin melembak. Terbukti, saat-saat menjelang akhir hayatnya, Franz Mesmer ingin menemukan Tuhan Yang Maha Menyembuhkan.

Seperti kalangan ilmuwan, olahragawan juga tak pernah letih berburu prestasi yang terbaik. Mereka tidak pernah puas engan memecahkan satu rekor dunia; mereka biasanya tamabh bernafsu memecahkan rekor baru setelah berhasil memecahkan rekor dunia sebelumnya.

Begitulah cerita hidup Pele, Zinedine Zidane, Muhammad Ali, Michael Jordan dan Valentino Rossi. Sekiranay umur dan tenaga mengizinkan, mereka takkan pernah berhenti bemain. Mereka takkan puas dengan tantangan yang telah dilalui. Kata Kazou Murakami, seorang pakar genetika dari Jepang, dalam Buku The Divine Message of The DNA, orang-orang seperti mereka sebenarnya “merindukan Sesuatu Yang Agung”.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer