GLOBALISASI, SIAPA TAKUT

Bintang Andherta Muhamad
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor paling berpotensi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia untuk menjadi Macan Asia seperti yang diita-citakan dan diharapkan oleh para founding fathers kita. Namun, keterbatasan teknologi dan pembangunan yang terlampau pesat tetapi tidak merata antar pulau satu dengan pulau yang lain atau yang bisa disebut dengan Javasentris. Hal ini diakibatkan pembangunan yang terlalu berpusat di Jawa dan kurang memperhatikan pembangunan di pulau lain sehingga kesejahteraan penduduk kurang terjamin. Pernah suatu waktu penulis bertandang ke Pulau Lombok untuk mengunjungi saudara untuk bersilaturahmi dengan menggunakan mobil. Pada saat perjalanan menggunakan mobil dan menyeberang menggunakan kapal feri. Waktu lewat di Bali keadaan masih sangat begitu natural meski arus modernisasi di sana sungguh kencang. Bisa disimpulkan hampir sama seperti Jawa bahkan melampauinya dari segi pariwisata dan gaya hidup. Saat sampai ke pelabuhan Padang Bae di Lombok dan menyusuri jalan di tengah malam alangkah terkejutnya karena hampir sepanjang perjalanan yang melalui setengah pulau tak dijumpai mobil satu pun. Hal yang sangat kontras bahkan dengan Bali yang terkenal sebagai kota yang tidak pernah tidur. Saat berjalan-jalan di kota pada sore hari lebih takjub lagi karena hampir tiap sore di sana selalu mati lampu dan lebih ironis lagi sumber daya listrik di sana lebih diprioritaskan untuk resor-resor pinggir pantai yang mayoritas pengunjungnya adalah warga negara asing yang sudah penuh dengan kesejahteraan.
Dari narasi singkat tadi bisa disimpulkan bahwa pembangunan di Indonesia belumlah merata dan otomatis belum siap sepenuhnya untuk bersaing di era globalisasi yang sudah digencarkan akhir-akhir ini. Tentu saja hal ini dapat berdampak pada sektor ekonomi yang mana sering disebutkan bahwa penopang kehidupan suatu bangsa adalah bidang ekonomi. Bila ekonomi suatu bangsa memiliki ikatan yang baik dari semua seginya maka hasil yang diperoleh juga akan baik. Dan ironisnya negeri ini belum memiliki ikatan yang solid untuk menjadi Macan Asia seperti sedia kala. Tapi masih ada secercah harapan untuk bangsa yang membutuhkan sedikit perubahan penerapan sistem yang secara teoritis sudah baik tapi dari segi aplikasi masih harus bisa dipertanggungjawabkan untuk kemerataan kesejahteraan masyarakat yang lebih maksimal. Hal itu adalah sebuah sistem ekonomi yang berbasiskan pertanian. Kenapa harus pertanian? Pertanyaan retoris ini tentu bukan sekadar pepesan kosong dari para agen pembaharu. Bila ditilik dari segi potensi yang bila dikutip dari permainan game Football Manager dapat dikonversi menjadi sebuah kemampuan yang bila konsisten akan menjadi sebuah kekuatan menakutkan tersendiri.Di awal telah disebutkan bahwa sektor ekonomi dengan diiringi dengan pertanian sehingga terbentuk sinergi berupa “Ekonomi Pertanian” adalah kunci Indonesia untuk menatap era global.
Bila dilihat dari pendekatan secara etimologis Ekonomi Pertanian terdiri atas dua kata yaitu Ekonomi dan Pertanian. Ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani Oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Secara frase ekonomi berarti aturan rumah tangga. Sedangkan dari deskripsi umum pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk mengelola lingkungan hidupnya. Untuk menghadapi era globalisasi ini ekonomi pertanian tentu saja tidak hanya dimaknai artinya. Dari segi teknis harus pula dilaksanakan agar realisasi impian para pendiri bangsa dapat terwujud. Untuk mewujudkan itu tentunya Ekonomi Pertanian harus memiliki fondasi yang kuat dan fondasi yang kuat dan solid tentu jarang terjadi dalam waktu instan. Pengetahuan yang luas beserta pemahaman akan masalah ini dan diringi dengan kompetensi yang luas diperlukan dengan sedikit kesabaran dan kemauan meraih hasil. Hal-hal tersebut dapat dikombinasikan dengan fondasi berupa visi yang tercantum pada Peranan Pertanian Dalam Pembangunan Perekonomian Indonesia yang diposting oleh Heru A. Muawin dalam enam butir. Pertama adalah membangun petani yang lebih pada teknis untuk mensejahterakannya dan meningkatkan partisipasi dan keadaan sosial petani agar akses terhadap teknologi, modal dan pasar dapat meningkat pula. Kedua, bisnis pertanian yang berarti bila dianalogikan dengan program Pascal pada komputer antara input yang merupakan awal dari sumber daya mentah dan dilakukan proses untuk membuat sumber daya mentah menjadi matang hingga berujung pada output yang menghasilkan barang jadi yang bernilai ekonomis berlipat ganda sehingga sektor bisnis dapat lebih berkontribusi pada sektor riil di masyarakat. Ketiga, Modern yang berarti menggunakan teknologi terbaru dan canggih memanfaatkan hasil kreasi anak bangsa, hilangkan sikap minder dan kurang percaya diri karena apapun ras dan bangsa kita, memiliki potensi yang sama besar untuk menggapai asa pada dunia. Keempat, Efisien yang berarti memiliki daya saing di pasar internasional yang diiringi dengan kompetensi dan kualitas tinggi pada hasil barang output. Kelima, lestari yang berarti menggunakan sumber daya secara optimal dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup sehingga sinergi dengan alam dapat terus terjaga karena alam dititpkan pada kita untuk kelangsungan hidup generasi selanjutnya. Keenam, terpadu dengan pembangunan wilayah yang berarti pembangunan harus diirngi dengan pembangunan infrastruktur lain yang penting dan juga kualitas agar kelangsungan pembangunan dapat berjalan secara progresif dan lebih merata. Kesemua hal itu tentu saja tidak dapat berjalan sempurna bila salah satunya tidak dapat diamalkan dengan baik. Kekontinuan diperlukan untuk pembangunan Indonesia yang nata dan progresif.
Era globalisasi bukanlah momok yang harus ditakuti tapi harus dihadapi dengan semangat dan optimisme tinggi ala agent of change. Janganlah mau dikendalikan sistem yang berawal dari nafsu kita tapi belajarlah dari sejarah karena di sana banyak hikmah yang bisa dipetik oleh hati kita. Percayailah hati kita karena setiap kit berpikir dengan hati yang bersih niscaya kebaikan senantisa berada di pihak kita.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer