PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN

PEMBUKAAN LAHAN Pembukaan lahan (land clearing) sebagai tahap awal penyiapan lahan dapat dilakukan dengan dua cara utama yaitu dengan cara manual membabat dan membakar (slash and burn) atau dengan cara mekanis memakai alat-alat besar seperti buldozer. Sebelum melakukan pembukaan lahan terlebih dahulu dilakukan identifikasi vegetasi yang ada pada lahan tersebut. Dari data yang ada maka dapat ditentukan apakan pembukaan lahan dilakukan secara manual, manual-mekanis atau secara mekanis saja. Dengan cara manual lebih dahulu tanaman bawah dibabat baru kemudian pohon-pohon ditebang. Serasah tanaman dan batang-batang pohon kemudian dibiarkan mengering dan pengeringan akan labih cepat bila dahan-dahan dan ranting-ranting pohon dipotong-potong untuh dijual atau dimanfaatkan sebagai kayu bakar, atau dipakai untuk keperluan lain seperti bangunan. Pemilihan cara pembukaan lahan yang tepat penting sekali karena pembukaan lahan merupakan awal dari pengembangan pertanian menetap di daerah-daerah baru. Keefektifan suatu metode pembukaan sangat bergantung pada sifat-sifat tanah, vegetasi, dan skala operasi (Alisadono, 2006) Teras Individu Panjang teras (m) Lebar teras (m) Jarak horizontal (m) Beda Tinggi (m) Jumlah Ajir Yg digunkan (buah) Luas Teras Individu (m2) Waktu (Jam) PK (m2/HK) Kebutuhan HK/ Ha 1 7,37 4 7,36 0,06 2 29,48 5,5 3,5 2857,14 2 7,37 4 7,36 0,06 2 29,48 5,5 3,5 2857,14 3 7,87 4,78 7,87 0,35 2 37,6186 1,4 5,32 1879,69 4 7,87 4,78 7,87 0,35 2 37,6186 1,4 5,32 1879,69 5 7,96 5,6 4,021 0,415 2 44,58 4,5 13 769,17 6 7,96 5,6 4,021 0,415 2 44,58 4,5 13 769,17 7 3,5 3,25 3,48 0,39 2 11,375 4 3,31 3014,13 8 3,5 3,25 3,48 0,39 2 11,375 4 3,98 2512,6 9 7,5 4 3,8 0,435 2 28,6 4 5,005 1998 10 7,5 4 3,8 0,435 2 23,2 4 5,005 1998 11 6,6 3,6 3,2 0,325 4 23,76 4 4,158 2405 12 6,6 3,6 6,6 0,32 4 23,76 4 4,158 2405 13 6,7 4,2 6,7 0,25 2 26,88 5 3,78 2645,5 14 6,7 4,2 6,7 0,25 2 26,88 5 3,78 2645,5 15 7,6 6 5,9 0,35 2 15,2 4 4,43 2255,63 16 7,6 6 5,9 0,35 2 15,2 4,5 4,73 2114,66 Tabel 1. Pembukaan Lahan Pembukaan lahan untuk penanaman kembali dilanjutkan dengan pembuatan teras. Pembuatan teras dilakukan pada lahan yang miring. Hal ini bertujuan untuk mencegah erosi. Lahan miring merupakan lahan yang peka terhadap degradasi (penurunan kualitas). Tanah yang hilang akibat erosi umumnya pada lapisan atas yang subur. Sehingga prlu adanya upaya pengamatan tanah (konservasi lahan) salah satunya dengan tanaman penutup tanah. LCC Tanaman legume cover crop (penutup tanah) bertujuan untuk melindungi tanah terhadap bahaya erosi, menambah unsur N, menambah bahan organik, (memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah), mengurangi pencucian unsur hara, menekan pertumbuhan gulma dan lain-lain. Seleksi LCC perlu dilakukan sebelum dilakukan penanaman,seleksi dilakukan melalui pengujian daya berkecambah. Tujuan seleksi LCC mengetahui kemurnian dan persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan dadapatkan pertumbuhan di lahan yang baik. Tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis dari keluarga kacang-kacangan: Calopoginium mucunoides (40%), Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica (60%), Mucuna conchinchinensis (75%). Apabila persentase pertumbuhan di bawah standar, kebutuhan benih dapat ditambah secara proporsional. Secara tingkas, pada kegiatan penanaman LCC kami pada praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel berikut. Perlakuan masing2 sesuai kelompok Kebutuhan Benih Kebutuhan pupuk DB (%) Penutupan tanah* Luas lahan Waktu PK Keb HK (gram) (gram) Metode Grade Metode kuadran (m2) (jam) (m2/HK (per orang J7T0 67,2 300 95 43 22,15 12 2 8,4 1190,48 J1T1 67,2 33,6 74,5 69,3 80 12 1,3 12,9 773,99 J7T1 140 30,2 87 100 100 18,8093 1,25 13,3 751,8 J1T1 67 33,5 96 72,6 29,68 18,8093 1,3 11,9 784,6 J6T0 124,8 340 96 73,8 31,98 13,59 2 9,51 1051,5 J2T1 125 120 89,6 50 55,08 13,59 1,5 12,682 788,5 J6T1 78,5 122,5 89,41 22,76 8,533 11,375 1,5 5,3 1886,79 J2T0 63,7 400 99 100 91,11 11,375 1,5 14,7 680,27 J5T0 135,6 255 91,67 52,7 29,677 9,4 1,5 8,7 1149,4 J3T1 130 65,52 92,34 72,83 54,67 11,7 2 13,1 763,36 J5T1 66,4 33,2 84 22,7 51,85 11,88 1,5 11,088 901,87 J3T0 67 306,5 94 59,3 49,83 11,88 2 8,316 1202,5 J4T0 78,79 300 80 54,67 42,26 14,89 1,5 69,53 143,8 J4T1 78,79 300 95 94 87,25 14,07 2 9,849 1015,33 J7T2 84,99 37,95 91 64,33 60,67 15,2 3 8,184 1221,8 J1T1 84,99 45,6 97 31,33 69,33 6,6 3 3,036 3293,8 Tabel 2. LCC PENANAMAN PADI Padi dapat tumbuh baik pada tanah yang ketebalan lapisannya atasnya antara 18-22 cm. Sedangkan lapisan olah tanah sawah menurut IRRI ialah dengan kedalaman 18 cm. Pada lapisan tanah atas untuk pertanian pada umumnya mempunyai ketebalan antara 10-30 cm dengan warna tanah coklat sampai kehitam-hitaman, tanah tersebut gembur. Pada lapisan ini terdapat bunga tanah, sehingga tanah berwarna coklat kehitam-hitaman. Kandungan air dan udara di dalam pori-pori tanah masing-masing 25% (AAK, 1990). Kisaran suhu yang diperlukan dalam pertumbuhannya antara 20°C-38°C. Total suhu harian yang dibutuhkan antara -16°C- -15°C (Grists, 1960). Tumbuhan padi adalah tumbuhan yang tergolong tanaman air (waterpant). Sebagai tanamn air bukanlah berarti tanaman padi itu hanya bisa tumbuh diatas tanah yang terus menerus digenagi air, baik penggenangan itu terjadi secara alamiah terjadi pada tanah rawa-rawa, maupun penggenangan itu sengaja pada tanah-tanah sawah. Tanaman padi dapat tumbuh di tanah daratan atau tanah kering, asalkan curah hujan mencukupi kebutuhan tanaman akan air. Menanam padi di tanah yang sengaja digenangi air, yaitu tanah sawah disebut menyawah, sementara penanaman padi di tanah kering atau tanh darat disebut berladang. Varietas padi yang dipergunakan untuk tanah yang digenagi air yaitu varietas padi sawah, sementara yang dipergunakan untuk tanah darat disebut padi ladang (Hadrian, 1981). Pada saat praktikum persiapan yang harus dilakukan saat akan menanam sawah dengan padi adalah mempersiapkan lahan sawah yang akan digunakan melalui pembersihan lahan dari hama keong mas dan juga telur keong mas yang biasannya menempel pada tanaman dan tanah disekitar lahan, kemudian mengaplikasikan pupuk kandang dengan cara di tebar di seluruh lahan secara merata. Setelah lahan siap tanam, menanam benih padi yang sebelumnya telah di semai, teknik penanaman padi dengan cara tandur (tanem mundur) dengan jarak tanam 20cm x 20cm. Setelah padi ditanam, melakukan pengaliran air di lahan sawah. Kelompok Luas Lahan yg ditanami (m2) Waktu yang Digunakan (jam) PK (m2/HK) Kebutuhan HK/ha 1 25 0,5 70 142,85 2 25 0,5 70 142,86 3 25 0,57 75 152,96 4 25 0,67 52,24 191 5 25 0,75 58,33 171,44 6 25 0,67 52,24 191 7 25 0,75 38,9 257,03 8 25 0,5 70 142,86 9 25 0,75 46,67 214,27 10 25 0,75 35 285,71 11 25 0,75 58,33 171,43 12 25 0,75 38,89 257,14 13 50 1,5 9,3 10,7 14 50 1,5 233,3 42,85 15 25 0,67 35 285,71 16 50 0,67 87,06 114,86 Tabel 3. Penanaman Padi PENGAJIRAN Pengajiran dilakukan untuk mengatur letak tanaman dengan jarak dan tata tanam tertentu sehingga kerapatan tanaman mencapai optimum, tanaman dapat memanfaatkan ruang tumbuh seefisien mungkin dan tanaman lurus dipandang dari berbagai arah. Pengajiran dilakukan sebelum penanaman, dan dimaksudkan agar tanaman sawit ditanam sesuai dengan jarak tanaman yang telah ditetapkan. Pada tahap pertama dibuat rancangan larikan (barisan). Tanaman serta pancang sebagai titik tanam, dimana bibit kelapa sawit akan ditanam. Pengajiran atau memancang adalah menentukan tempat – tempat yang akan ditanam bibit kelapa sawit. Letak ajir (pancang) harus tepat, sehingga terbentuk barisan ajir yang lurus dilihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman pun akan lurus teratur serta memperoleh tempat tumbuh yang sama luasnya. Dalam keadaan yang demikian, tanaman mempunyai peluang utnuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang tidak berbeda. Kelompok Luas Lahan yg di ajir (m2) Jumlah Ajir yg di gunakan (batang) Hasil Pengukuran PK (m2/HK) Kebutuhan HK (HK/Ha) Segitiga Persegi Segitiga Persegi 1 374,4 35 -0,5 88,9 44,78 7,22 14,8 2 374,4 35 1,3 370 43,82 1,7 14,63 3 312 30 1,5 87,5 105 7,33 6,1 4 374,4 35 4,3 294 19,2 2,2 33,4 5 374,4 35 3,5 316,27 33,6 2,03 19,1 6 312 30 2,83 42 21 15,28 30,5 7 187 30 -0,9 137,25 23,33 4,68 27,48 8 374,4 30 20,3 87,5 37,32 7 17 9 378 20 4,3 337,35 30,43 1,89 21,06 10 374,4 35 10,6 337,35 32,307 1,89 19,841 11 378 35 0,13 317,4 176,4 32,6 38 12 187,2 21 -0,8 21,84 54,57 18,34 37,71 13 378 44 1 42,84 28 14,96 22,89 14 378 35 0,13 24,08 8,736 42 140 15 374,4 35 9 238,37 41,95 6,11 41,95 16 234 24 0,3 & -0,3 70 11,2 9,178 57,23 Tabel 4. Pengajiran Pada data tabel di atas, diantara semua kelompok didapatkan data bahwa jumlah ajir terpasang rata-ratanya adalah 31,81 dengan nilai terbesar diperoleh kelompok 13 yaitu 44 dan nilai terendah diperoleh kelompok 12 yaitu 21. Letak tanaman yang teratur memudahkan dalam pemeliharaan, pemungutan hasil dan pengawasan. Data ini menunjukan pengajiran untuk lahan cengkih sangat dibutuhkan pengajiran dengan pengukuran yang tepat agar tidak mengurangi jumlah populasi yang ada. DAFTAR PUSTAKA Hadrian. 1981. Budidaya Tanaman Padi Di Indonesia. Bogor : PT. Sastra Hudaya. Alisadono, S., Hardjosoenarto S., Mardjuki, A. 2006. Kebijakan Transmigrasi Melalui Pendekatan Sistem. Repro : Ilmu Tanah. Universitas Gajah Mada

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer