IKHLAS tidak mudah

Ikhlas dan ke-berserahan. Kata yang sudah lama hilir mudik di telinga kita selama ini, sejak kecil kita sudah diajarkan untuk selalu bersikap ikhlas dan berserah diri, sebagai konsep keimanan kita kepada TUHAN YANG MAHA BAIK. Untuk ikhlas ternyata tidak mudah, diperlukan upaya yang sangat luar biasa hebat menundukkan hati dan pikiran, membuang anasir-anasir buruk dan selalu jujur berkeyakinan bahwa TUHAN bersemayam di lubuk hati terdalam. Pemahaman ini dikemas dengan sangat sederhana karenanya, mohon saran dan masukan baiknya. *** 1. IKHLAS Waktunya : Ada di masa lalu (past) Godaannya : 1.1 Baik. Seperti; musibah, kecelakaan, trauma dan kehilangan. Tujuannya; introspeksi, belajar sehingga kita akan makin membijak dan bernilai. 1.2 Buruk. Seperti; sirik, sombong, mengeluh, marah dan tidak terima. Tujuannya; menjauhkan dari upaya konsistensi sehingga kita akan selalu menghitung-hitung kepada sesama mahluk ciptaan TUHAN. 2. UPAYA/IKHTIAR Waktunya : Ada di masa sekarang (present) Godaannya : 2.1 Baik. Seperti; kelelahan, kejenuhan dan beban ekonomi. Tujuannya; kreatif berupaya meningkatkan kualitas hidup. 2.2 Buruk. Seperti; sikap menyalahkan, ego, malas dan ketakutan. Tujuannya; menjauhkan dari sikap pasrah kepada TUHAN. 3. PASRAH/BERSERAH Waktunya : Ada di masa yang akan datang (future) Godaannya : 3.1 Baik. Seperti, menjalankan perintah-perintah agama. Tujuannya, memantapkan hati sehingga meringankan langkah dan pikiran bahwa semua ini adalah atas seijin BELIAU dan pasti ada keuntungan yang terkandung di-baliknya. 3.2 Buruk. Seperti; ramalan, dukun, keris dan mantra-mantra. Tujuannya; sudah pasti men-duakan TUHAN. Menyamakan SANG KHALIK dengan hal-hal yang berbau mistis meski berdalih bahwa ini hanyalah sekedar alat saja bukan tujuan. Ya, bisikan sang penggoda memang datang dengan berbagai bujuk rayu yang siap saji, perhatikan sesuatu yang instan pasti kentara berdampak negatif dan tidak akan pernah berlangsung lama. Dijamin! Perkenankan kami menyatir syahdunya kalimat guru tersayang kita semua seperti; Katakanlah …. Oh jiwaku, jadilah penguat bagiku. Jadikanlah aku penguasa hidupku, walaupun aku sekecil-kecilnya penguasa. Bila jiwaku kuat, aku akan menari diatas ombak kehidupan. Tetapi bila jiwaku lemah, ombak kehidupan akan menari diatasku. Maka aku akan jadikan jiwaku kuat, agar jiwaku menjadikan aku kuat. Karena aku dan jiwaku adalah satu. (MT - I will Survive). Semoga pemahaman sederhana ini dapat sedikit mengendurkan urat syaraf kita semua atas situasi yang berkembang saat ini guna meraih transisi mental yang di-harapkan.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer