Dan Setan Pun Aktivis HAM

oleh Syahrul Purnawan Istilah HAM sering kita dengar di media-media. ya, Hak Asasi Manusia. ketika seseorang merasa teraniaya, maka dia akan menyuarakan bahwa hak asasi manusianya terlanggar, bahkan kemudian menggalang dukungan sehingga kasusnya lebih didengar oleh banyak orang. Setiap manusia memang dilahirkan dengan segenap hak yang melekat pada dirinya, seperti hak untuk beribadah, hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak, dan sebagainya. Bahkan dalam Islam hak manusia dan manusia (HABLUM MINAN-NAS) sudah diatur dengan sangat baik. dan dalam hubungan dengan Allah SWT (HABLUM MINALLAH) juga pastinya ga ada keraguan lagi. Ambil contoh bahwa Allah SWT akan memenui semua rejeki seseorang sebelum ia mati. mungkin untuk menyakini secara utuh (Haqqul Yaqin) kalau Allah Maha Adil, kita perlu menghadiri hari kesaksian di Yaumil Masyar. Ok, bagaimana HAM itu sekarang? ternyata istilah HAM yang harusnya diributkan oleh kaum miskin papa dan kaum tertindas menjadi tidak berlaku lagi, setidaknya bukan kaum itu saja yang sering menggembar-gemborkan kata-kata HAM. seorang terpidana kasus korupsi miliyaran rupiah juga sering meneriakkan kalimat HAM, dimana dia harus berobat untuk 'penyakit kulitnya' dan harus dirawat selama satu bulan di ruang VIP di sebuah rumah sakit elit. lain lagi dengan para pejuang HAM. ambil contoh seorang dosen yang punya kuasa atas mahasiswa dan rekan kerjanya. saat ada seorang mahasiswa yang sedang sakit parah, anggaplah terkena kudis tingkat tinggi sehingga ga bisa untuk pergi kuliah, maka dosen tersebut akan berusaha meyakinkan rekan-rekannya untuk memberikan keringanan kepada mahasiswa tersebut. ga tanggung-tanggung, mahasiswa itu diharapkan bisa lulus saja mata kuliah yang diikutinya meskipun tidak ikut ujian akhir semester, atau dengan pertimbangan keringanan lainnya, seperti dosen yang mengasuh mata kuliah diharapkan bisa mendatangi si mahasiswa sembari memberi ujiah khusus kepadanya. getolnya sang dosen ternyata karena bisikan ayah si mahasiswa tersebut yang sedang memangku jabatan di suatu instansi yang KEBETULAN instansi tersebut memakai jasa sang dosen. oke lah kita menyebut sang dosen sebagai pahlawan HAM karena hak setiap mahasiswa dan manusia untuk memperoleh pendidikan, tapi bukan hak memperoleh nilai bagus kan? hak memperoleh nilai bagus dan lulus hanya diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi syarat, apa aja syaratnya? saya rasa kita semua tau. pejuang HAM biasanya akan memberikan berbagai macam statement yang sangat indah, "dia kan sedang sakit parah, bagaimana nanti kalau suatu saat kita yang sakit?!". indah bukan?! hati siapa yang ga luluh mendengar kalimat seperti itu. tapi seorang pejuang sejati tentunya memiliki tempat pijakan khusus, ga beranjak dalam kondisi apa pun. patut kita tunggu kisah sang pejuang tersebut, apalagi saat datang seorang mahasiswa yang merupakan anak dari seseorang yang sangat membenci sang pejuang dan memang sedang dalam keadaan sakit parah. apakah akan tetap menjadi pejuang? lalu dimana posisi setan? ternyata setanlah sang pejuang HAM sebenarnya. loh, setan jadi baik donk?! sederhananya setan hanya menunggu momentum saat sang pejuang bertindak tidak adil.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer