Ikhwal Cinta

Dari segala kalangan usia pasti pernah merasakan saat – saat yang namanya jatuh cinta. Baik itu cinta monyet, cinta pertama ataupun cinta terakhir. Ketika kita berbicara cinta, mungkin sangat sulit untuk ditafsirkan apa itu artinya cinta. Namun yang pasti cinta itu membuat setiap insan di dunia menjadi lebih semangat dalam melakukan sesuatu. Entah pada usia berapa tahun persisnya saya merasa tertarik terhadap lawan jenis. Yang pasti saat TK saya sudah bisa mengatakan “DIA TAMPAN”. Mungkin sekitar usia SD kelas 2 saya merasa tertarik terhadap kaum Adam tersebut. Tak tau apa yang harus dilakukan yang pasti saya selalu berusaha untuk tampil menarik di hadapan dia. Mungkin hal inilah yang disebut dengan cinta monyet. Hal tersebut berlangsung selama saya menginjak usia SD. Saya senang mecuri pandang kepada dia, saya senang lewat depan rumahnya dia, dan yang namanya anak SD kejar – kejaran dengan yang kita taksir itu ibarat duduk berdua. Lantas saya melakukan hal ini terhadap saudara – saudara saya yang masih menduduki bangku SD. Hal yang serupa mereka lakukan persis seperti apa yang pernah saya alami. Menulis diary, kejar – kejaran, diciye – ciyein, menulis surat walaupun dengan pensil dan ejaannya pun kacau dan hal – hal konyol lainnya. Jadi ketika kita mengenal rasa suka terhadap lawan jenis entah itu sekarang atau dulu saya masih merasakan bahwa belum banyak terjadi perubahan pada usia anak – anak tersebut. Menginjak masa SMP dan SMA, disinilah yang kita sebut dengan masa – masa remaja. Masa – masa terindah, dan masa – masa yang tidak dapat kita lupakan. Karena menuai kisah sejarah yang tak hanya melukis dikala kita menuntut ilmu secara akademik, melainkan kisah – kisah kehidupan seperti persahabatan, berbagi dan masa PACARAN. Baknya lagu Chrisye- Kisah Kasih di Sekolah. Seperti lirik yang saya kutip berikut ini : Resah dan gelisah… Menunggu disini Disudut sekolah… Tempat yang kau janjikan Ingin jumpa denganku Walau mencuri waktu… Berdusta pada guru ** Malu aku malu pada semut merah Yang berbaris di dinding Menatapku curiga Seakan penuh tanya… Sedang apa disini ? Menanti pacar jawabku Sungguh aneh tapi nyata tak’kan terlupa… Kisah kasih disekolah… Dengan si dia Tiada masa paling indah… Masa-masa disekolah Tiada kisah paling indah… Kisah-kasih disekolah Dibait terakhir mungkin akan mempertegas pemaknaan pacaran jaman sekarang dan tempoe doeloe. Ketika usia SMP, mungkin sebagian besar diantara anda pernah mengalami yang namanya cinta pertama. Pada tempoe doeloe cinta itu sangat sulit diungkapkan, bahkan lebih baik dipendam. Cinta SMP tak jauh berbeda dengan cinta masa SMP, mungkin hanya saja lebih berani untuk duduk berdekatan ataupun sesekali berkunjung kerumahnya. Dan itupun pasti selalu dengan alasan kerja kelompok dan mana mungkin jika tidak membawa teman. Coba kita bercermin dengan ABG jaman sekarang, berkunjung kerumahnya sendiri pun tak apa apa. Main ke Mall atau tempat rekreasi berdua saja pun it’s OK. Pegangan tangan, merangkul mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Atau bahkan yang pernah saya ketahui istilah first kiss itu banyak terjadi pada usia SMP untuk ABG – ABG masa kini Memasuki masa SMA, barulah berani para pejantan ini berkunjung kerumah si idaman hati ini. Sedikit hal saya kutip dari Ibu saya, “dulu mama pacaran kalo ga sengaja kesentuh kakinya aja tuh udah seneng udah dag dig dug serrr”. Bahkan lebih dari itu “natap muka aja tuh ga berani”. Dan kebiasaan lainnya, “kalo ada orang pacaran pasti ngintip ngeliatin gitu”. Coba kita bandingkan dengan jaman sekarang, tersentuh kaki bukan hal yang amazing, melainkan oh yaudah. Ngobrol berduaan sambil menatap muka juga sudah menjadi hal yang wajib. Malah akan menjadi aneh jika salah satu pihak tidak menatap lawan bicaranya. Dan melihat orang pacaran pun ya biasa aja. di mall – mall juga banyak. Bahkan pada usia SMA ini sangat rentan terjadi hal – hal yang tak diinginkan. Karena cara pacarannya pun sudah berbeda dengan tempoe doeloe. Jadi pada bait: Tiada masa paling indah… Masa-masa disekolah Tiada kisah paling indah… Kisah-kasih disekolah Untuk tempoe doeloe: Melihat dirimu saja sudah membuat hatiku tenang dan nyaman, apalagi ketika saya dapat duduk disampingmu dan berbicara denganmu. Untuk jaman sekarang : Memiliki dirimu itulah yang aku mau, karena status adalah hal yang sangat penting. Bisa menyentuh bibirmu itu yang kumau. Pada bait satu dan dua itu sungguh sangat memiliki makna tersirat yang sudah sangat sulit kita temui cinta malu – malu seperti itu. Tapi itulah cinta yang indah, semakin sulit untuk didapat maka semakin indah kisah yang terukir. Tapi jika ditafsirkan ke jaman sekarang, Karena yang malu – malu bilang cinta, si nona cantiknya bakal direbut ama yang lain. Dan udah pasti si pria akan dicap CUPU. Dan saat ini saya sebagai mahasiswi sangat sangat sangat merasa bagaimana pergaulan bebas menyerap para penerus bangsa. Banyak para anak muda mengumbar mesra dimuka umum, padahal apakah mereka tau, jika anak – anak yang melihat akan meniru hal tersebut. Sungguh hal kecil yang memberi pengaruh sangat negative. Apakah anda merasa ? Suka · · Ikuti Kiriman · 4 jam yang lalu Dhe-dhee Sri Rahayu menyukai ini. Tulis komentar... Facebook © 2012 · Bahasa Indonesia Tentang · Iklan · Buat Halaman · Pengembang · Karier · Privasi · Ketentuan · Bantuan Obrolan (18)

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer