Gelombang

Refraksi gelombang Menurut Triatmodjo (1999), refraksi terjadi karena adanya perubahan kedalaman laut. Di daerah kedalaman air lebih besar dari setengah panjang gelombang, yaitu di laut dalam, gelombang menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut. Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut mempengaruhi gelombang. Di daerah ini, apabila ditinjau suatu garis puncak gelombang, bagian dari puncak gelombang yang berada di air yang lebih dangkal akan menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil daripada bagian di air yang lebih dalam. Akibatnya garis puncak gelombang akan membelok dan berusaha untuk sejajar dengan garis kontur dasar laut. Garis ortogonal gelombang, yaitu garis yang tegak lurus dengan garis puncak gelombang dan menunjukkan arah penjalaran gelombang juga akan membelok dan berusaha untuk menuju tegak lurus dengan garis kontur dasar laut. Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta : Beta Offset. Tinggi gelombang Supangat dan Susanna (2003) menjelaskan bahwa tinggi gelombang dipengaruhi oleh komponen-komponen gelombang, yaitu perbedaan frekuensi dan amplitudo. Jika tinggi dan frekuensi gelombang diketahui, adalah sangat memungkinkan untuk memprediksi secara akurat tinggi dan frekuensi gelombang terbesar. Menurut Duxbury (1993), ada tiga faktor penting yang menyebabkan tinggi gelombang, yaitu : (1) kecepatan angin, berapa cepat angin bertiup, (2) lamanya angin, berapa lama angin bertiup, (3) fetch, jarak dari angin pertama bertiup. Duxbury Allison B dan Duxbury Alyn C. 1993. Fundamentals of Oceanography. Wm C Brown Publishers. Dubuqe. Kemiringan Pantai Menurut Triatmodjo (1999), kemiringan pantai bergantung pada bentuk dan material ukuran dasar. Pantai berlumpur memiliki kemiringan yang sangat kecil sampai mencapai 1 : 5000. Kemiringan pantai adalah 1 :20 dan 1 : 50. Kemiringan pantai berkerikil dapat mencapai 1 : 4. Suhu Temperatur permukaan bumi ditentukan terutama oleh jumlah radiasi matahari yang diterima. Sekitar 70% radiasi yang datang sampai ke permukaan secara langsung atau tidak langsung. Jumlahnya bervariasi terhadap lintang, musim dan waktu dan jumlah yang terserap tergantung pada albedo di permukaan. Lautan memiliki kapasitas termal yang besar karena panas spesifik dan laten air yang tinggi dan bertindak sebagai penyangga temperatur untuk permukaan bumi sebagai suatu kesatuan (Supangat dan Susanna 2003). Menurut Hutabarat dan Evans (2008), lautan dan daratan keduanya dipanasi oleh sinar matahari melalui suatu proses yang dinamakan insolation. Akan tetapi pengaruh pemanasan ini berbeda untuk daerah-daerah yang terletak pada daerah litang yang berbeda. Daerah tropik menerima lebih banyak panas dibandingkan daerah kutub, yang disebabkan oleh tiga faktor : pertama, sinar matahari yang merambat melalui atmosfer akan banyak kehilangan panas sebelum di daerah kutub, bila dibandingkan dengan daerah ekuator. Kedua, adanya perbedaan sudut datang sinar matahari ketika mencapai permukaan bumi tersebar pada daerah yang lebih luas dari pada di daerah ekuator. Ketiga, di daerah kutub lebih banyak yang diterima oleh permukaan bumi yang dipantulkan kembali ke atmosfer. Hal ini disebabkan oleh sudut relatif ketika sinar matahari mencapai permukaan bumi. Suhu air di permukaan juga dipengaruhi oleh kondisi meteorologi. Faktor meteorologi yang berperan adalah curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas radiasi matahari. Oleh sebab itu suhu di permukaan biasanya mengikuti pola musiman. Suhu di bawah lapisan termoklin sudah tidak terpengaruh oleh kondisi meteorologi tetapi lebih ditentukan oleh kedalaman ambang dan sirkulasi lapisan dalam (Nontji, 1983). Salinitas Salinitas bervariasi tergantung keseimbangan antara penguapan dan presipitasi, serta besarnya pencampuran antara air permukaan dan air di kedalaman. Secara umum, perubahan salinitas tidak mempengaruhi proporsi relatif ion-ion utama. Konsentrasi ion-ion berubah dalam proporsi yang sama yaitu rasio ioniknya tetap konstan (Supangat dan Susanna 2003). Menurut Nontji (1987), sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, aliran sungai. Nontji A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan. Arus Menurut Hutabarat dan Evans (2008), gerakan air di permukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Hubungan ini pada kenyataannya tidaklah demikian sederhana. Arus dipengaruhi paling tidak oleh tiga faktor lain, selain dari angin. Akibatnya arus yang mengalir di permukaan lautan merupakan hasil kerja gabungan dari faktor-faktor ini, antara lain : • Bentuk Topografi Dasar Lautan dan Pulau-pulau yang Ada di Sekitarnya Beberapa sistem lautan dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas-batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran air yang mengarah dalam suatu bentuk bulatan yang membentuk gyre. • Gaya Coriolis dan Arus Ekman Gaya Coriolis memengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan aliran massa air dari arah yang lurus. Gaya ini disebabkan karena adanya perputaran bumi pada porosnya. Ekman menjelaskan bahwa dibawah kondisi ideal, arus permukaan hasil dari tegangan angin akan dibelokkan 450 dari arah angin dan arah arus induksi angin akan berrotasi terhadap kedalaman, membenuk pola arus spiral Ekman. Arus rata-rata pada lapisan yangdisebabkan oleh angin (Ekman) ini adalah 900 ke kanan dari angin di kutub Utara dan 900 ke kiri dari arah angin di kutub Selatan (Supangat dan Susanna 2003) Supangat dan Susanna (2003) dalam Buku Pengantar Oseanografi juga menjelaskan bahwa tegangan angin bekerja pada permukaan laut menyebabkan gerakan dalam bentuk gelombang dan arus. Arus permukaan merupakan 3% dari kecepatan angin. Gerakan ini ditransmisikan melalui gesekan yang disebabkan oleh turbulen, hasilnya koefisien gesekan yang penting untuk kajian dilaut yaitu koefisien viskositas eddy yang bervariasi dari 10-2-102 kgm-1s-1 dalam arah vertikal dan 104-108 kgm-1s-1 dalam arah horizontal. Pasang Surut Pasang terutama disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara dua tenaga yang terjadi di lautan, yang berasal dari gaya sentrifugal yang disebabkan oleh perputaran bumi pada sumbunya dan gaya gravitasi yang berasal dari bulan. Gaya sentrifugal adalah suatu tenaga yang ditarik ke permukaan bumi. Gaya tarik gravitasi juga memengaruhi terjadinya pasang walaupun tenaga yang ditimbulkan terhadapa lautan hanya sekitar 47% dari tenaga yang dihasilkan oleh gaya gravitasi bulan. Faktor-faktor setempat seperti bentuk dasar lautan dan massa daratan di sekitarnya kemungkinan menghalangi aliran air yang dapat berakibat luas terhadap sifat-sifat pasang (Hutabarat dan Evans 2008). Dalam Buku Pengantar Oseanografi, Supangat dan Susanna (2003) menjelaskan bahwa, gaya sentrifugal, yang menjauhi Bulan, dihasilkan dari rotasi eksentrik Bumi mengelilingi pusat massa Bumi-Bulan. Gaya sentrifugal ini secara tepat seimbang secara total oleh gaya gravitasi Bulan terhadap Bumi. Namun demikian, gaya gravitasi lebih besar 240 dari gaya sentrifugal pada sisi Bumi yang menghadap Bulan, sehingga menimbulkan gaya penghasil pasang surut yang diarahkan pada Bulan, di mana pada sisi lain Bumi gaya sentrifugal lebih besar daripada gaya gravitasi, menghasilkan gaya penghasil pasang surut yang menjauh dari Bulan. Supangat, Agus dan Susanna. 2003. Buku Pengantar Oseanografi. Jakarta : Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati. Badan Riset Perikanan dan Kelautan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Hutabarat S dan Evans SM. 2008. Pengantar Oseanografi. Jakarta:UI Press. DO Odum (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antar air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan – bahan organik dan anorganik. Odum EP. 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Philadelphia :Saunder Com.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer