REFRAKSI GELOMBANG,KEMIRINGAN PANTAI,SUHU,TS DIAGRAM,DO,PETA BARINGAN *PASANG SURUT Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (WyrWyrtki, K. 1961. Phyical Oceanography of the South East Asian Waters. Naga Report Vol. 2 Scripps, Institute Oceanography, California.tki, 1961). *Periode Gelombang dan Tinggi gelombang Menurut Arief et.al (1993), gelombang laut yang terbentuk akibat tiupan angin setempat umumnya mempunyai ketinggian yang kecil (kurang dari 0.5 meter) dan mempunyai periode waktu kurang dari 4 detik. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya daerah tiupan angin. Sedangkan gelombang yang terbentuk di daerah lepas pantai atau di tengah laut seringkali mempunyai energi yang besar akibat luasnya daerah tiupan angin dan lebih besarnya tiupan angin di laut dibandingkan dengan tiupan angin di pantai. Selama penjalarannya tersebut, gelombang tersebut mengalami proses dispersi akibat perbedaan kecepatan rambat gelombang yang berbeda periodenya. Makin jauh jarak perambatan gelombang, makin homogen periode gelombang tersebut. Gelombang yang homogen umumnya dikenal dengan nama alun (‘swell’). Gelombang ‘kiriman’ ini seringkali mempunyai tinggi diatas 0.5 meter dengan periode di atas 4 detik Secara umum dapat dikatakan bahwa energi gelombang sebanding dengan kuadrat amplitudonya, walaupun hal ini benar untuk kasus gelombang sinusoidal sederhana. Selanjutnya tinggi, periode, dan arah datangnya gelombang, oleh karenanya, diidentikkan dengan karaktenstik datangnya gelombang. Oleh karena itu pengukuran karakteristik gelombang merupakan faktor yang penting dalam studi dinamika pantai dan usaha penanggulangan proses erosi pantai (Arief et.al, 1993) *Salinitas Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.Di daerah subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS), salinitas di permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan). Swastaji.2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya salinitas suatu perairan adalah pengguapan,semakin tinggi tingkat penguapan suatu air laut maka salinitas air laut tersebut akan semangkin tinggi sebaliknya jika tingkat penguapannya rendah maka salinitasnya juga akan semakin rendah,curah hujan,semakin tinggi curah hujan disuatu perairan maka salinitasnya akan semakin rendah,dan sebaliknya jika tingkat curah hujan rendah maka salinitasnya juga akan semakin tinggi. Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2315227-penyabaran-suhu-pada-perairan-dan/#ixzz2Edzt1Ohh Dalam lautan suhu dan salinitas saling berhubungan. Suhu akan mempengaruhi kadar salinitas dalam perairan. Suhu yang tinggi akan menyebabkan suatu perairan biasanya memiliki salinitas yang tinggi kecuali jika tempat tersebut tejadi upwelling. Pengaruh suhu dan salinitas pada laut paling terlihat dipermukaan laut karena salinitas dipengaruhi laut cenderung dipengaruhi oleh penyinaran matahari yang menyebabkan evaporasi. Di kedalaman sendiri suhu tidak terlalu mempengaruhi salinitas karena suhu cenderung menurun karena penyinaran matahari yang tidak mencapai bawah. Salinitaspun turun perlahan setelah melewati daerah halocline. Menurun perlahan. (http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2253715-sifat-sifat-air-laut/) *Suhu Suhu laut rata-rata adalah C 3,8 °; bahkan di khatulistiwa suhu rata-rata serendah 4,9 ° C. 8 -15°C. Lapisan di mana perubahan suhu terjadi dengan cepat terhadap kedalaman, yang ditemukan pada kisaran suhu 8 - 15 ° C, disebut termoklin permanen. berada di 150-400 kedalaman m di daerah tropis dan pada 400-1000 m di kedalaman subtropis. Jika suhu permukaan sangat rendah, konveksi dari pendinginan dapat mencapai lebih dalam dari lapisan permukaan. Situasi ini ditemui di daerah kutub di mana air dingin tenggelam kedasar laut. .( http://id.scribd.com/doc/43492254/Salinitas-Air-Laut 11/21/2010) Suhu air pada suatu perairan dapat dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air. Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya. SUMBER : Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid I. PT Macanan jaya cemerlang. Jakarta. Faktor yang mempengaruhi suhu di laut adalah panas dan penguapan. penyebaran suhu vertikal tejadi pada suatu perairan yang tenang dan mempunyai sifat-sifat seragam (homogin) maka energi dan radiasi matahari secara langsung akan memanaskan lapisan permukaan,kemudian dirambatkan secara moekuler kelapisan bawahnya.lapisan dimana terjadinya perubahan vertikal dari suhu secara mendadak ini dikenal sebagai termoklin, lapisan termoklin mempunyai peranan penting terutama dalam bidang perikanan karena akibat dari perubahan suhu yang mencolok dapat juga menyebabkan perubahan densitas yang mencolok. Penyebaran suhu horizontal terjadi pada saat perairan teradiasi oleh matahari, hal tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan suhu, dan penyebaran suhu terjadi secara sejajar(horizontal). Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2315227-penyabaran-suhu-pada-perairan-dan/#ixzz2Ee4HZFaT *Arus laut adalah proses pergerakan massa air laut yang menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air laut tersebut yang terjadi secara terus (Gross,1972). Pergerakan massa air ini ditimbulkan oleh beberapa gaya sehingga Herunadi (1996) dalam Kurniawan (2004) mengemukakan bahwa sinyal arus merupakan resultan dari berbagai sinyal yang mempunyai frekuensi tertentu yang dibangkitkan oleh beberapa gaya yang berbeda-beda. Sedangkan menurut Hutabarat dan Evans (1984) arus merupakan gerakan air yang terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus laut mampu mengalir mengarungi ribuan kilometer dan sangat penting untuk menentukan iklim dari sebuah benua, khususnya wilayah yang berbatasan dengan laut. Contohnya arus Gulf Stream yang menyebabkan daerah Barat Laut Eropa lebih hangat dibandingkan wilayah lain yang memiliki lintang yang sama (Wikipedia, 2009). Faktor Penyebab Terjadinya Arus Pergerakan massa air ini ditimbulkan oleh beberapa gaya sehingga Herunadi (1996) dalam Kurniawan (2004) mengemukakan bahwa sinyal arus merupakan resultan dari berbagai sinyal yang mempunyai frekuensi terstentu yang dibagkitkan oleh beberapa gaya yang berbeda-beda. Ada dua jenis gaya utama yang penting dalam proses gerak (motion) yakni gaya primer dan sekunder. Gaya primer merupakan gaya yang menyebabkan gerak (motion) antara lain: gravitasi, wind stress, tekanan atmosfer, dan seismic. Sedangkan gaya sekunder merupakan gaya yang muncul akibat adanya gerak (motion) antara lain : gaya Coriolis dan gesekan (friction) (Pond dan Pickard, 1983).Menurut Gross (1990), terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor internal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin. Daftar Pustaka Dronkers, J. J. 1964. Tidal Computations in rivers and coastal waters. North-Holland Publishing Company. Amsterdam Pariwono, J.I. 1989. Gaya Penggerak Pasang Surut. Dalam Pasang Surut. Ed. Ongkosongo, O.S.R. dan Suyarso. P3O-LIPI. Jakarta. Hal. 13-23 Source: http://risnotes.com/2011/10/apa-itu-arus/#ixzz2EZcVSFzm Gross, M. 1990. Oceanography sixth edition. New Jersey : Prentice-Hall.Inc. -Hutabarat, S dan SM. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia-Press. JakartaKurniawan, Mujib.2004. Studi Fluktuasi Arus Permukaan Frekuensi Rendah (Low Frequency) Di Perairan Utara Papua Pada Bulan Oktober 2001-Agustus 2002. Skripsi. Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor Pond, S dan G.L Pickard. 1983. Introductory Dynamical Oceanography, 2th edition. Pergamon Press. Arief, Dharma , Edy Kusmanto dan Sudarto. 1993. Metoda Pengamatan Dan Analisa Gelombang Laut. Balai Penelitian dan Pengembangan Oseanografi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer