*➡BACAAN AL-FATIHAH BAGI MAKMUM*

Oleh : Abu Fadhel Majalengka
.
_Para ulama berbeda pendapat *mengenai membaca al Fatihah bagi makmum dalam shalat jamaah ketika imam membacanya dengan dijahrkan dalam shalat-shalat jahr, seperti shalat shubuh, rakaat pertama dan kedua magrib dan Isya dan lain sebagainya.* Sekurangnya ada dua pendapat._
.
*➡Pendapat Yang Pertama.*
_*Pendapat yang mengatakan bahwa makmum tidak diwajibkan membaca al Fatihah.*_ Pendapatnya ini berdasar dalil-dalil berikut.
Allah Ta’ala berfirman :
ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗُﺮِﺉَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁَﻥُ ﻓَﺎﺳْﺘَﻤِﻌُﻮﺍ ﻟَﻪُ ﻭَﺃَﻧْﺼِﺘُﻮﺍ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺣَﻤُﻮﻥَ
_*“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”* (QS. Al A’raf: 204)._
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺟُﻌِﻞَ ﺍﻹِﻣَﺎﻡُ ﻟِﻴُﺆْﺗَﻢَّ ﺑِﻪِ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻛَﺒَّﺮَ ﻓَﻜَﺒِّﺮُﻭﺍ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺭَﻛَﻊَ ﻓَﺎﺭْﻛَﻌُﻮﺍﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﻤِﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻤَﻦْ ﺣَﻤِﺪَﻩُ ﻓَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﻟَﻚَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻭَﺇِﺫَﺍﺳَﺠَﺪَ ﻓَﺎﺳْﺠُﺪُﻭﺍ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺻَﻠَّﻰ ﺟَﺎﻟِﺴًﺎ ﻓَﺼَﻠُّﻮﺍ ﺟُﻠُﻮﺳًﺎ ﺃَﺟْﻤَﻌُﻮﻥَ . ‏( ﺭﻭﺍﻩﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ‏) . ﻭ ﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﻣﺴﻠﻢ : ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗَﺮَﺃَ ﻓَﺄَﻧْﺼِﺘُﻮﺍ
_*Sesungguhnya imam itu di jadikan untuk diikuti, maka apabila dia takbir, bertakbirlah, jika ruku maka rukuklah, jika dia membaca sami’allahu liman hamidah, maka ucapkanlah rabbana wa lakal hamdu dan apabila imam shalat duduk, maka duduklah semuanya.* (HR. Bukhari).
.
Dan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :
ﺇﻧﻤﺎ ﺟُﻌﻞ ﺍﻹﻣﺎﻡُ ﻟﻴﺆﺗﻢَّ ﺑﻪ ، ﻓﻼ ﺗَﺨﺘﻠﻔﻮﺍ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻓﺈﺫﺍ ﻛﺒَّﺮ ﻓﻜﺒِّﺮﻭﺍ، ﻭﺇﺫﺍ ﻗﺮَﺃ ﻓﺄﻧﺼِﺘﻮﺍ
_*“sesungguhnya dijadikan seorang imam dalam shalat adalah untuk diikuti, maka jangan menyelisihinya. Jika ia bertakbir, maka bertakbirlah, jika ia membaca ayat, maka diamlah”* (HR. An Nasa-i. *Berkata Syekh Al Albani: Hadits Shahih).*
.
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
ﺇﻧﻤﺎ ﺟﻌﻞ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻟﻴﺆﺗﻢ ﺑﻪ؛ ﻓﺈﺫﺍ ﻛﺒَّﺮ ﻓﻜﺒّﺮﻭﺍ، ﻭﺇﺫﺍ ﻗﺮﺃ ﻓﺄﻧﺼﺘﻮﺍ
_*“Sesungguhnya imam dijadikan untuk diikuti,.jika dia bertakbir maka bertakbirlah kamu, jika dia membaca Al-Quran maka diamlah.”* (HR. Muslim)._
.
_Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasannya *Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Dia berpaling setelah selesai shalat yang bacaannya di jahrkan (dikeraskan), lalu Dia bertanya :*_
ﻫَﻞْ ﻗَﺮَﺃَ ﻣَﻌِﻰ ﺃَﺣَﺪٌ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺁﻧِﻔًﺎ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺟُﻞٌ ﻧَﻌَﻢْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ.ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻰ ﺍَﻗُﻮﻝُ ﻣَﺎ ﻟِﻰ ﺃُﻧَﺎﺯَﻉُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ . ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ
ﻭ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥﻭ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻭ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ. ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ : ﺻﺤﻴﺢ ).
_*“Apakah salah seorang diantara kalian membaca bersamaku tadi?”* Maka seorang laki.laki berkata : *“Ya”, ya Rasulullah.”* Dia bersabda : *“Kenapa aku ditandingi dalam membaca Al Qur`an?”.* (HR. Abu Daud. *Berkata Syekh Al.Albani : Hadits Shahih).*_
.
*➡Pendapat Kedua*
_*Pendapat yang mewajibkan membaca al Fatihah ketika shalat di belakang imam (shalat jamaah), berdasarkan dalil-dalil berikut.*_
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﻻَ ﺻَﻼَﺓَ ﻟِﻤَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻘْﺮَﺃْ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ . ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ ).
_*Tidak sah shalat bagi orang yang tidak membaca al Fatihah.* (HR. Bukhari Muslim).
.
Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
ﻻَ ﺻَﻼَﺓَ ﻟِﻤَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻘْﺮَﺃْ ﺑِﺄُﻡِّ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ‏» . ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ ).
_*Tidak sah shalat bagi orang yang tidak.membaca ummul qur’an (al Fatihah).* (HR. Muslim)._
.
Dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
ﻻَ ﺗُﺠْﺰِﺉُ ﺻَﻼَﺓٌ ﻻَ ﻳُﻘْﺮَﺃُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻗُﻠْﺖُ : ﻭَﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺖُﺧَﻠْﻒَ ﺍﻟْﺈِﻣَﺎﻡِ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺄَﺧَﺬَ ﺑِﻴَﺪِﻱ ، ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻓِﻲ ﻧَﻔْﺴِﻚَ.‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ. ﻗﺎﻝ ﺷﻌﻴﺐ ﺍﻷﺭﻧﺆﻭﻁ : ﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﺻﺤﻴﺢ ).
_*Tidak diterima shalat yang tidak dibacakan al Fatihah.* Aku berkata : *Bagaiman jika aku di belakang imam?* Dia mengambil tanganku kemudian dia bersabda : *“Bacalah di dalam dirimu.”* (HR. Ibnu Hiban dan Ibnu Khuzaimah. *Berkata Syekh Syuaib Al Arnuth : HadistIsnadnya Shahih).*_
.

ﻋَﻦْ ﻋُﺒَﺎﺩَﺓَ ﺑْﻦِ ﺍﻟﺼَّﺎﻣِﺖِ ﻗَﺎﻝَ : ﺻَﻠَّﻰ ﺑِﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺮَﺃَ ، ﻓَﺜَﻘُﻠَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟْﻘِﺮَﺍﺀَﺓُ ، ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻓَﺮَﻍَ ﻗَﺎﻝَ :ﺗَﻘْﺮَﺅُﻭﻥَ ؟ ﻗُﻠْﻨَﺎ : ﻧَﻌَﻢْ . ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ . ﻗَﺎﻝَ : ﻻَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺃَﻥْ ﻻَﺗَﻔْﻌَﻠُﻮﺍ ﺇِﻻَّ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ؛ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻻَ ﺻَﻼَﺓَ ﺇِﻻَّ ﺑِﻬَﺎ. ‏(ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪﻗﺎﻝ ﺷﻌﻴﺐ ﺍﻷﺭﻧﺆﻭﻁ : ﺻﺤﻴﺢ ﻟﻐﻴﺮﻩ ).
_Dari ‘Ubaidah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, dia berkata.: *“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama kami, dia membaca al qur’an, lalu merasa berat atasnya (karena orang di belakang ikut membaca).*. Maka tatkala selesai (shalat), Dia bertanya : *“Apakah kalian membaca al Qur’an?”* Maka kami memjawab : *“Ya, Ya Rasulullah.”* Dia bersabda : *“Jangan kalian lakukan, kecuali kalian membaca al Fatihah.” Karena sesungguhnya tidak sah shalat kecuali dengan membaca al Fatihah.* (HR. Ahmad. *Berkata Syekh syuaeb Al Arnut : Shahih Lighairillah).*_
.
_*Al-Lajnah Ad-Daimah ditanya dengan bacaan alfatihah bagi makmum, lalu dijawab*_
.
_*Yang benar di antara pendapat ulama adalah wajib membaca Al-Fatihah dalam shalat bagi munfarid (orang yang shalat seorang diri), imam dan makmun, baik shalat jahriyah maupun sirriyah, karena kebenaran dalil yang.(menguatkan) akan hal itu dan dalil yangmengkhususkannya.*_
.
Adapun firman Allah:
( ﻭﺇﺫﺍ ﻗُﺮِﺉ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻓﺎﺳﺘﻤﻌﻮﺍ ﻟﻪ ﻭﺍﻧﺼﺘﻮﺍ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺮﺣﻤﻮﻥ ‏)ﺍﻷﻋﺮﺍﻑ 204/
_*“Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.* (QS. Al-A’raf: 204)_
.
_Adalah bersifat umum, begitu juga sabda Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam :_
( ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻗَﺮَﺃَ ﻓَﺄَﻧْﺼِﺘُﻮﺍ )
_*“Kalau (imam) membaca, maka hendaknya kalian diam”.*_
.
_Juga bersifat umum, (mencakup) bacaan Al-Fatihah dan lainnya. (keumuman dalil ini) dikhususkan dengan hadits:_
( ﻻ ﺻَﻼﺓ ﻟِﻤَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻘْﺮَﺃْ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ‏) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ،
ﺍﻷﺫﺍﻥ 714/
_*“Tidak (sah) shalat bagi seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al-Fatihah)."* Sebagai upaya untuk.mengkompromikan dalil-dalil yang ada._
Adapun hadits :
( ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺇﻣﺎﻡ ﻓﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻟﻪ ﻗﺮﺍﺀﺓ )
_*"Siapa mengikuti imam (dalam shalat), maka bacaan imam adalah bacaan baginya."*_
.
_Adalah hadits lemah. Juga tidak dibenarkan pendapat yang mengatakan bahwa ucapan “amin” bagi makmum terhadap bacaan imam dari surat Al-Fatihah dapat menggantikan bacaan Al-Fatihah._
.
_*Tidak selayaknya menjadikan perbedaan ulama dalam.masalah ini sebagai sarana melahirkan kebencian,.perpecahan dan saling bertikai.* Akan tetapi selayaknya anda mengkaji ilmu lebih dalam lagi, mempelajari, muthola’ah dan saling membuat kajian ilmiah. *Jika.sebagian di antara kalian taklid kepada salah seorang ulama yang berpendapat wajibnya membaca Al-Fatihahterhadap makmum dalam shalat jahriyah, sementara yang lain taklid kepada ulama yang berpendapat wajibnya diam (bagi makmum) mendengarkan imam pada shalat jahriyah dan cukup dengan bacaan Al- Fatihah-nya imam, maka (hal itu) tidak mengapa.* Tidak perlu mencela yang ini dan mencela yang itu dan tidak perlu saling benci karena masalah ini._
.
_*Seharusnya kita berlapang dada terhadap perbedaan antara ahli ilmu, luas (wawasan) berfikir, karena perbedaan di antara mereka.*_
.
_Mohonlah petunjuk kepada Allah untuk mendapatkan kebenaran perbedaan ini.Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi MahaMengabulkan (doa). Shalawat (semoga tercurahkan) kepada Nabi kita Muhammad ._
.
*➡Tetap Membaca Alfatihah Jika Imam Membacanya Dalam Keadaan Sir*
.
_*Perbedaan pendapat ulama tentang membaca alfatihah bagi makmum ketika shalat-shalat yang jahriyah.Sedangkan dalam shalat yang sirriyah mereka sepakat wajibnya membaca alfatihah ketika imam membacanya dengan cara sir (pelan-pelan) pada shalat-shalat sirriyah (dzuhur, ashar, rakaat ketiga shalat magrib dan isya, dan rakaat keempat isya), maka makmum wajib membaca al Fatihah.*_
.
Berkata Jabir radhiallahu’anhu :
ﻛﻨﺎ ﻧﻘﺮﺃ ﻓﻲ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻭﺍﻟﻌﺼﺮ ﺧﻠﻒ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﻛﻌﺘﻴﻦ ﺍﻷﻭﻟﻴﻴﻦﺑﻔﺎﺗﺤﺔ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺳﻮﺭﺓ ﻭﻓﻲ ﺍﻷﺧﺮﻳﻴﻦ ﺑﻔﺎﺗﺤﺔ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ
_*"Kami biasa membaca ayat Al Qur’an dalam shalat zhuhur dan ashar di belakang imam di dua rakaat pertama bersama dengan Al Fatihah, dan di dua ayat terakhir biasa membaca Al Fatihah (saja)”* (HR. Ibnu Majah Berkata *Syekh Al Albani : Hadits Shahih dan berkata Syaikh Syuaib Al Arnauth : Hadits Shahih).*_
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ﻻَ ﺗُﺠْﺰِﺉُ ﺻَﻼَﺓٌ ﻻَ ﻳُﻘْﺮَﺃُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺑِﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻗُﻠْﺖُ : ﻭَﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺖُﺧَﻠْﻒَ ﺍﻟْﺈِﻣَﺎﻡِ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺄَﺧَﺬَ ﺑِﻴَﺪِﻱ ، ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻓِﻲ ﻧَﻔْﺴِﻚَ.‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ. ﻗﺎﻝ ﺷﻌﻴﺐ ﺍﻷﺭﻧﺆﻭﻁ : ﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﺻﺤﻴﺢ ).
_*Tidak diterima shalat yang tidak dibacakan al Fatihah.* Aku berkata : *Bagaimana jika aku di belakang imam?* Dia mengambil tanganku kemudian dia bersabda : *“Bacalah di dalam dirimu (dengan berbisik)”* (HR. Ibnu Hiban dan Ibnu Khuzaimah. *Berkata Syekh Syuaib Al Arnuth : Hadist Isnadnya Shahih).*_
.
Dari Abu Ma’mar radhiyallahu anhu dia berkata :
ﻗُﻠْﻨَﺎ ﻟِﺨَﺒَّﺎﺏٍ ﺃَﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳَﻘْﺮَﺃُ ﻓِﻲﺍﻟﻈُّﻬْﺮِ ﻭَﺍﻟْﻌَﺼْﺮِ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﻗُﻠْﻨَﺎ ﺑِﻢَ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﻌْﺮِﻓُﻮﻥَ ﺫَﺍﻙَ ﻗَﺎﻝَﺑِﺎﺿْﻄِﺮَﺍﺏِ ﻟِﺤْﻴَﺘِﻪِ . ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )
_*Kami bertanya kepada Khabbab, apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dalam shalat dzuhur dan ashar ?* Dia menjawab : *“Ya”.* Lalu kami bertanya lagi : *“Dengan apa kalian mengetahui (bahwa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca)?”* Dia
berkata : *“Dengan bergeraknya jenggot”*. (HR. Bukhari). *Hadits Bukhari di atas juga merupakan dalil bahwa membaca alfatihah itu dengan menggerakkan bibir..Kalau bibir tidak bergerak, maka tidak disebut membaca. Hal ini dicontohkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dimana beliau menggerakkan bibirnya ketikamembaca alfatihah di rakaat-rakaat yang bacaannya alfatihahnya dibaca sir dengan bergeraknya janggut beliau.*_
___.
*➡SHALAT MEMAKAI SORBAN LEBIH UTAMA DARIPADA SHALAT TANPA SORBAN ?*
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
.
_*Sebagian kaum muslimin yang memakai sorban dikepalanya baik ketika shalat maupun diluar shalat, menyakini bahwa itu suatu amalan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.* Mereka berdalil dengan hadits-hadits berikut.
Dari Amr bin Harits radhiyallahu anhu, dia berkata :_
ﺭﺃﻳﺖُ ﺭﺳﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﺒﺮِ ﻭَﻋَﻠَﻴﻪِﻋِﻤَﺎﻣَﺔ ﺳَﻮْﺩَﺍﺀُ ﻗَﺪْ ﺃﺭﺧَﻰ ﻃَﺮﻓَﻴﻬَﺎ ﺑﻴﻦَ ﻛَﺘِﻔَﻴْﻪِ

_*“Aku melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di atas mimbar dan di atas kepala beliau ada sorban hitam yang kedua ujung sorban tersebut beliau julurkandi antara kedua pundak beliau.* (HR. Muslim)._
Dan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :
ﺩَﺧَﻞَ ﻣَﻜَّﺔ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻋﻤَﺎﻣَﺔٌ ﺳَﻮﺩَﺍﺀ
_*“Beliau memasuki kota Makkah dan diatas kepala beliau ada sorban hitam.”* (HR. Muslim)._
.
*Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :*
" ﻛﺎﻧﺖ ﻟﻪ ﻋﻤﺎﻣﺔ ‏[ ﻭﻫﻲ : ﻣﺎ ﻳُﻠﻒُّ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﺃﺱ ، ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﺒﺎﺱﺍﻟﺸﻌﺒﻲ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺒﻼﺩ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻛﺎﻟﻴﻤﻦ ﻭﺍﻟﺴﻮﺩﺍﻥ ‏] ﺗُﺴﻤﻰ :ﺍﻟﺴﺤﺎﺏ ، ﻛﺴﺎﻫﺎ ﻋﻠﻴﺎً ، ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻠﺒَﺴُﻬﺎ ﻭﻳﻠْﺒَﺲُ ﺗﺤﺘﻬﺎ ﺍﻟﻘَﻠَﻨﺴُﻮﺓ ،ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻠﺒَﺲ ﺍﻟﻘﻠﻨﺴُﻮﺓ ﺑﻐﻴﺮ ﻋﻤﺎﻣﺔ ، ﻭﻳﻠﺒَﺲُ ﺍﻟﻌِﻤﺎﻣﺔ ﺑﻐﻴﺮﻗﻠﻨﺴُﻮﺓ ، ﻭﻛﺎﻥ ﺇﺫﺍ ﺍﻋﺘﻢَّ ﺃﺭﺧﻰ ﻋِﻤﺎﻣﺘﻪ ﺑﻴﻦ ﻛﺘﻔﻴﻪ ، ﻛﻤﺎ ﺭﻭﺍﻩﻣﺴﻠﻢ ﻓﻲ " ﺻﺤﻴﺤﻪ
_*Beliau memiliki imamah [yaitu, sesuatu yang melilit atau melingkar di atas kepala, sebagaimana pakaian tradisonal di sebagian negara saat ini seperti Yaman dan Sudan]. Disebut As-Sahaab, beliau pernah memakaikan Ali dengannya. Beliau pun mengenakannya,dibawahnya beliau memakai kopiah. Kadang beliaunmengenakan imamah tanpa kopiah. Apabila.mengenakan imamah, beliau menjulurkan ujung sorbannya di antara dua pundak beliau,* sebagaimana riwayat Muslim dalam kitab shahihnya. Sumber :islamqa.info/ar/126692_
.
*➡Apakah Memakai Sorban Sunnah?*
_Mengenai sorban itu termasuk sunnah atau bukan, ini yang menjadi perselisihan diantara para ulama. *Dan yang paling kuat pendapatnya, memakai sorban bukanlah sunnah. itu hanya adat kebiasaan. Karena tidak ada satu hadits pun yang memerintahkan untuk memakai sorban.*_
.
*Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :*
ﻟﺒﺲ ﺍﻟﻌﻤﺎﻣﺔ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨﻦ ﻻ ﺍﻟﻤﺆﻛﺪﺓ ﻭﻻ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﺆﻛﺪﺓ ، ﻷﻥﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﻳﻠﺒﺴﻬﺎ ﺍﺗﺒﺎﻋﺎً ﻟﻠﻌﺎﺩﺓﺍﻟﺘﻲ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺰﻣﻦ ، ﻭﻟﻬﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﺄﺕ ﺣﺮﻑﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻳﺄﻣﺮ ﺑﻬﺎ ، ﻓﻬﻲ ﻣﻦ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﺍﻟﻌﺎﺩﻳﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺇﻥﺍﻋﺘﺎﺩﻫﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻠﻴﻠﺒﺴﻬﺎ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻟﺌﻼ ﻳﺨﺮﺝ ﻋﻦ ﻋﺎﺩﺓ ﺍﻟﻨﺎﺱ ،ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻟﺒﺎﺳﻪ ﺷﻬﺮﺓ ، ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻌﺘﺪﻫﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻼ ﻳﻠﺒﺴﻬﺎ ، ﻫﺬﺍﻫﻮ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﺮﺍﺟﺢ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻤﺎﻣﺔ " ﺍﻧﺘﻬﻰ ﻣﻦ " ﻓﺘﺎﻭﻯ ﻧﻮﺭ ﻋﻠﻰﺍﻟﺪﺭﺏ ".
_*“Memakai imamah bukanlah sunnah. Bukan sunnah muakkadah ataupun sunnah ghayru muakkadah. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dahulu memakainya dalam rangka mengikuti adat pakaian yang dikenakan orang setempat pada waktu itu. Oleh karena itu tidakada satu huruf pun dari hadits yang memerintahkannya. Maka memakai imamah termasuk perkara adat kebiasaan yang biasa dilakukan orang-orang. Seseorang memakainya dalam rangka supaya tidak keluar dari kebiasaan orang setempat, sehingga kalau memakai selain imamah, pakaiannya malah menjadi pakaian syuhrah. Jika orang-orang setempat tidak biasa menggunakan imamah maka jangan memakainya. Inilah pendapat yang rajih dalam masalah imamah”* (FatawaNurul Ala Ad-Darbi).._
.
*Dan Berkata Syekh Utsaimin rahimahullah :*
" ﻻ ، ﻟﺒﺎﺱ ﺍﻟﻌﻤﺎﻣﺔ ﻟﻴﺲ ﺑﺴﻨﺔ ، ﻟﻜﻨﻪ ﻋﺎﺩﺓ ، ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ ﻟﻜﻞ ﺇﻧﺴﺎﻥﺃﻥ ﻳﻠﺒﺲ ﻣﺎ ﻳﻠﺒﺴﻪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﺤﺮﻣﺎً ﺑﺬﺍﺗﻪ ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻗﻠﻨﺎﻫﺬﺍ ؛ ﻷﻧﻪ ﻟﻮ ﻟﺒﺲ ﺧﻼﻑ ﻣﺎ ﻳﻌﺘﺎﺩﻩ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻟﻜﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﺷﻬﺮﺓ ،ﻭﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﻟﺒﺎﺱ ﺍﻟﺸﻬﺮﺓ ، ﻓﺈﺫﺍ ﻛﻨﺎﻓﻲ ﺑﻠﺪ ﻳﻠﺒﺴﻮﻥ ﺍﻟﻌﻤﺎﺋﻢ ﻟﺒﺴﻨﺎ ﺍﻟﻌﻤﺎﺋﻢ ، ﻭﺇﺫﺍ ﻛﻨﺎ ﻓﻲ ﺑﻠﺪ ﻻﻳﻠﺒﺴﻮﻧﻬﺎ ﻟﻢ ﻧﻠﺒﺴﻬﺎ ، ﻭﺃﻇﻦ ﺃﻥ ﺑﻼﺩ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺗﺨﺘﻠﻒ ،ﻓﻔﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺒﻼﺩ ﺍﻷﻛﺜﺮ ﻓﻴﻬﺎ ﻟﺒﺲ ﺍﻟﻌﻤﺎﺋﻢ ، ﻭﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺒﻼﺩﺑﺎﻟﻌﻜﺲ ، ﻭﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﻳﻠﺒﺲ ﺍﻟﻌﻤﺎﻣﺔ ؛ﻷﻧﻬﺎ ﻣﻌﺘﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﻋﻬﺪﻩ ، ﻭﻟﻬﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﺄﻣﺮ ﺑﻬﺎ ، ﺑﻞ ﻧﻬﻰ ﻋﻦ ﻟﺒﺎﺱﺍﻟﺸﻬﺮﺓ ، ﻣﻔﻴﺪﺍً ﺇﻟﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﺒﺎﺱ ﺃﻥ ﻳﺘﺒﻊ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﺎ
ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻳﻌﺘﺎﺩﻭﻧﻪ ، ﺇﻻ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺤﺮﻣﺎً ، ﻓﻠﻮ ﻓﺮﺿﻨﺎ ﺃﻥﺍﻟﻨﺎﺱ ﺻﺎﺭﻭﺍ ﻳﻌﺘﺎﺩﻭﻥ ﻟﺒﺎﺱ ﺍﻟﺤﺮﻳﺮ ﻭﻫﻢ ﺭﺟﺎﻝ ﻗﻠﻨﺎ : ﻫﺬﺍﺣﺮﺍﻡ ﻭﻻ ﻧﻮﺍﻓﻘﻬﻢ ، ﻭﻟﻮ ﻛﻨﺎ ﻓﻲ ﺑﻠﺪ ﺍﻋﺘﺎﺩ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﺃﻥ ﻳﻠﺒﺴﻮﺍﺍﻟﻠﺒﺎﺱ ﺍﻟﻨﺎﺯﻝ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﻌﺒﻴﻦ ﻗﻠﻨﺎ : ﻫﺬﺍ ﺣﺮﺍﻡ ﻭﻻ ﻧﻮﺍﻓﻘﻬﻢ " ﺍﻧﺘﻬﻰﻣﻦ "ﻟﻘﺎﺀ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﺍﻟﻤﻔﺘﻮﺡ " ‏( 160/23 ) .
_*“Memakai imamah (sorban) bukan sunnah. Akantetapini sebuah adat (kebiasaan). Yang sunnah atas setiapninsan, hendaknya dia memakai pakaian yangdipakai oleh manusia (penduduk negerinya) selama tidak termasuk perkara yang diharamkan. Kami mengatakanini, karena seorang memakai pakaian yang menyelisihi adat manusia (penduduk negerinya), maka hal itu termasuk pakaian syuhroh (pakaian ketenara/tampilbeda). Dan nabi –shollallahu ‘alaihi wa sallam- telah melarang darimemakai pakaian syuhrah (pakaian ketenaran/tampil beda dari penduduk negerinya). Jikankita tinggal di negeri yang penduduknya memakai imamah (sorban), maka kita pakai imamah. Dan jika kita tinggal di negeri yang penduduknya tidak memakainya, maka kita tidak memakainya. Dan aku menyangka, sesungguhnya negeri-negeri kaum muslimin sekarang berbeda-beda. Ada sebagian negeri yangkebanyakan penduduknya memakai imamah. Dan ada sebagian negeri yang sebaliknya. Nabi –shollallahun‘alaihi wa sallam- memakai imamah, karena hal itu merupakan adat waktu itu. Oleh karena itu, beliau – shollallahu ‘alaihi wa sallam- tidak memerintahkan untk memakainya.Bahkan melarang dari memakai pakaian syuhrah (ketenaran/tampil beda) yang memberikan faidah, sesungguhnya yang sunnah dalam berpakaian itu, hendaknya seorang insan mengikuti apa yang telah menjadi adat penduduknegerinya dalam berpakaian,kecuali pakaian yang diharamkan.”* [ Liqo’ Babil Maftuh :24/160 ]._
.
*Berkata Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah bersama Lajnah Daimah :*
ﻭﺃﻣﺎ ﻟﺒﺲ ﺍﻟﻌﻤﺎﻣﺔ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺒﺎﺣﺎﺕ ﻭ ﻟﻴﺲ ﺑﺴﻨﺔ ﻛﻤﺎ ﺗﻮﻫﻤﺖ.ﻭ ﺍﻷﻭﻟﻰ ﺃﻥ ﺗﺒﻘﻰ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﻠﺒﺲ ﺃﻫﻞ ﺑﻠﺪﻙ ﻋﻠﻰ ﺭﺅﻭﺳﻬﻢ ﻣﻦﺍﻟﻐﺘﺮﺓ ﻭ ﺍﻟﺸﻤﺎﻍ ﻭ ﻧﺤﻮﻩ
_*“Adapun memakai imamah (sorban), maka ia termasuk dari perkara mubah (boleh), dan bukan termasuk perkara sunnah sebagaimana yang telah engkau sangka. Dan yang lebih utama, engkau tetap memakai pakaian yang dipakai oleh penduduk negerimu di atas kepala-kepala mereka berupa ghitrah, shimagh, dan yang semisalnya.”* [ Fatwa Lajnah Daimah : 24/42_
.
*Berkata Syekh Muqbil Al Wadi rahimahullah :*
ﺍﻟﻌﻤﺎﻣﺔ ﺗﻌﺘﺒﺮ ﻣﻦ ﻋﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﻗﺮﻫﺎ ﺍﻹﺳﻼﻡ. ﻛﺘﺎﺏﺗﺤﻔﺔ ﺍﻟﻤﺠﻴﺐ :
_*Ai 'Imamah (sorban) adalah salah satu kebiasaan orang Arab yang diadopsi oleh Islam.* (Kitab Tuhfatul Mujib)_
.
*➡Keutamaan Hadits Memakai Soban Ketika Shalat*
.
_Para ulama mengatakan, *banyak hadits lemah dan palsu yang berbicara masalah shalat memakai sorban lebih utama dibandingkan dengan shalat tidak memakai sorban.* Diantara hadits-hadits tersebut adalah : Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:_
ﺭﻛﻌﺘﺎﻥ ﺑﻌﻤﺎﻣﺔ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺳﺒﻌﻴﻦ ﺭﻛﻌﺔ ﺑﻼ ﻋﻤﺎﻣﺔ ‏( ﻣﻮﺿﻮﻉ )
_*Dua rakaat dengan memakai sorban lebih baik dari tujuh puluh rakaat tanpa memakai sorban.* (As-Suyuthi dalam kitab al-Jami’ush-Shaghir dengan perawi Dailami dalam musnadnya al-Firdaus. *Berkata Imam Ahmad :Riwayat Bathil dan Dusta dan berkata Syekh Al Albani :Hadits Palsu).*_
.
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ﺻﻼﺓ ﺑﻌﻤﺎﻣﺔ ﺗﻌﺪﻝ ﺑﺨﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ، ﻭﺟﻤﻌﺔ ﺑﻌﻤﺎﻣﺔ ﺗﻌﺪﻝﺳﺒﻌﻴﻦ ﺟﻤﻌﺔ، ﻭﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﻧﺲ ﻣﺮﻓﻮﻋﺎ : ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻤﺎﻣﺔﺗﻌﺪﻝ ﻋﺸﺮﺓ ﺁﻻﻑ ﺣﺴﻨﺔ
_*“Shalat dengan memakai sorban pahalanyasamandengan shalat dua puluh lima kali tanpa sorban, dannshalat jum’at dengan memakai sorban sama dengan sholat jum’at tujuh puluh kali tanpa sorban.Sesungguhnya malaikat mendatangi dan menyaksikan shalat jum’at dengan memakai sorban dan senantiasamendoakan para pemakai sorban hingga terbenamnyamatahari”.* (Riwayat ibnu Najar. *Berkata Ibnu Hajar : Hadits Maudhu' (palsu).*_
.
Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻤﺎﻣﺔ ﺗﻌﺪﻝ ﺑﻌﺸﺮﺓ ﺁﻻﻑ ﺣﺴﻨﺔ .
_*“Shalat dengan memakai sorban sederajat dengan sepuluh ribu kebaikan”.* (Diriwayatkan oleh as-Suyuthi dalam Dzail Ahadits al-Maudhu’ah halaman 111. *Berkata Al-Hafidh as-Sakhawi : Hadits maudhu’ (palsu)*_
.
_Dan masih banyak lagi hadits-hadits lemah dan palsu tentang keutamaan memakai sorban ketika shalat. Alhasil, memakai sorban atau tidak ketika shalat, tidak ada perbedaannya dalam masalah keutamaan._
.
*➡HADITS PALSU TENTANG SORBAN*
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺍﻟﺪَّﺭْﺩَﺍﺀِ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇِﻥَّﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻣَﻼﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟْﻌَﻤَﺎﺋِﻢِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ
_Dari Abi Darda’ ia berkata,Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: *”Sesungguhnya Allah dan paranmalaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang memakai sorban pada hari Jum’at).”(HR.ath-Thabranidan Abu Nu’aim. *Berkata Syekh Al Albani : Hadits Maudhu' (palsu) ).*_ Sumber : fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=17215
.
ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻯﺎﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺗَﻌَﻤَّﻤُﻮﺍ ﻓَﺈﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴﺎﻃِﻴﻦَ ﻻَ ﺗَﺘَﻌﻤَّﻢُ
_Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: *”Bersorbanlah kalian , karena sesungguhnya setan tidak bersorban.”* *(Syekh Nawawi al-Bantani, Tanqih al-qaul,bab keutamaan sorban. Hadits Batil.* Sumber : al-maktaba.org/book/31621/5118 )._
.
_*Ya Allah, saksikanlah bahwa kami telah menjelaskan dalil kepada umat manusia, mengharapkan manusia mendapatkan hidayah,melepaskan tanggung jawab dihadapan Allah Ta’ala, menyampaikan dan menunaikan kewajiban kami. Selanjutnya, kepadaMu kami berdoa agar menampakkan kebenaran kepada kami dan memudahkan kami untuk mengikutinya*_
.
_*Itu saja yang dapat Ana sampaikan. Jika benar itu datang dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Kalau ada yang salah itu dari Ana pribadi, Allah dan RasulNya terbebaskan dari kesalahan itu.*_
.
_*Sebarkan,Sampaikan,Bagikan artikel ini jika dirasa bermanfaat kepada orang-orang terdekat Anda/Grup Sosmed,dll, Semoga Menjadi Pemberat Timbangan Amal Kebaikan Di Akhirat Kelak.*_
.
_*“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orangyang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.”* (HR Muslim no. 2674)_

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer