Kunjungan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus terkenal dengan kebiasaannya berkeliling mengunjungi pemukiman dan paroki-paroki di Roma, mendatangi orang-orang lanjut usia, dan selalu menyempatkan diri bertanya jawab dengan umat.

15 April 2018, ketika mengunjungi Parsoki St. Paul of the Cros, pada sesi tanya jawab dengan anak-anak, Paus mendapatkan pertanyaan yang seringkali diajukan, seperti, “Apa perasaan anda ketika terpilih menjadi Paus ?”

Ketika tiba giliran seorang anak bernama Emanuele, anak laki-laki itu awalnya tersenyum ketika ia mendekati mikrofon, namun kemudian membeku dan bahkan menangis, “saya tidak bisa”.
Msgr. Leonardo Sapienza, pembantu Paus, menyemangatinya, namun ia tetap berkata ”saya tidak bisa.”

Paus Fransiskus memanggilnya, “Kemari, kemari, Emanuele, kemari dan bisikkan (pertanyaanmu) di telingaku.”

Emanuele sudah menangis tersedu ketika ia tiba di hadapan Paus, dan Paus Fransiskus memeluk dan membelai kepalanya dan mereka berdua berbicara secara pribadi, dan anak itu menjadi tenang dan kembali ke tempat duduknya.

Paus kemudian berkata kepada seluruh anak-anak yang hadir saat itu,
“Seandainya saja kita semua dapat menangis seperti Emanuele ketika kita merasakan kepedihan di dalam hati kita seperti yang ia rasakan.
Ia menangis untuk ayahnya dan ia menangis di hadapan kita semua karena di dalam hatinya ada cinta untuk ayahnya.”

Paus berkata bahwa ia telah bertanya kepada Emanuele apakah Paus boleh membagikan pertanyaan apa yang telah ia ajukan, dan Emanuele memperbolehkannya :
“Ayahku meninggal beberapa waktu yang lalu. Ia bukan Katolik, ia seorang yang tidak percaya, namun membaptiskan keempat anaknya. Ia seorang yang baik.
Apakah ayahku berada di Surga ?”

“Betapa indahnya mendengar seorang anak berkata tentang ayahnya, ‘ia seorang yang baik’,” Kata Paus.
“Dan adalah suatu kesaksian yang indah dari seorang anak yang mewarisi kekuatan dari ayahnya, yang mempunyai keberanian untuk menangis di hadapan kita semua.
Jika seorang mampu membuat anaknya menjadi seperti itu, berarti memang benar, ia seorang yang baik.”

“Ia tidak memiliki karunia iman, karena ia tidak percaya, tapi ia memberi anak-anaknya dibaptis, itu menunjukkan bahwa ia memiliki hati yang baik.”
 “Allah sajalah yang menentukan siapa yang pergi ke Surga.”

Untuk menjawab pertanyaan Emanuele, Paus berkata, adalah dengan memikirkan seperti apa Allah itu, terlebih, seperti apa Hati Allah itu.

“Hati seorang ayah. Allah memiliki hati seorang ayah. 
Dan tentang seorang ayah yang tidak percaya, namun membaptiskan anak-anaknya dan memberi mereka keberanian itu, apakah kau pikir Allah akan jauh dari seseorang yang seperti itu ?”
“Apakah Allah menelantarkan anak-anaknya ?” Paus bertanya kepada anak-anak, “Apakah Allah akan menelantarkan anak-anaknya yang baik ?”

Anak-anak berteriak menjawab, “Tidak.”

“Nah, Emanuele, itulah jawabannya,” Kata Paus.
“Allah pasti bangga pada ayahmu, karena adalah mudah bagi orang percaya untuk membaptiskan anak-anak mereka, daripada seorang yang tidak percaya. Tentu saja hal ini sangat menyenangkan bagi Allah.”

Paus Fransiskus menyemangati anak itu untuk “Bicaralah kepada ayahmu, doakanlah ayahmu.”

Sebelumnya, seorang gadis kecil bernama Carlotta juga bertanya kepada Paus sebuah pertanyaan yang menarik,
“Ketika kita dibaptis, kita menjadi anak-anak Allah. Orang-orang yang tidak dibaptis, apakah mereka bukan anak-anak Allah ?”

Paus menjawab, bertanya kepadanya, “Apa kata hatimu ?”
Carlotta menjawab, ya, mereka anak-anak Allah juga.
“Benar, dan aku akan menjelaskan,” Kata Paus, “Kita semua adalah anak-anak Allah. Semua orang. Tiap-tiap orang.”
“Orang-orang yang tidak dibaptis, yang beragama lain, yang menyembah yang lain, bahkan para mafia, yang menteror orang-orang, semuanya adalah anak-anak Allah, walaupun ‘mereka lebih suka berperilaku seperti anak setan daripada seperti anak Allah’, kata Paus.

“Allah menciptakan semua orang, mencintai semua orang dan menempatkan di dalam hati semua orang suatu kesadaran agar mereka dapat mengenali apa yang baik dan membedakannya dari apa yang jahat.”

Perbedaannya, kata Paus, “Ketika kau dibaptis, Roh Kudus memasuki kesadaran itu dan menguatkan kepemilikan Allah atasmu, dan karenanya, kau menjadi lebih lagi seorang anak Allah, seperti semua orang lain, namun dengan diperkuat oleh Roh Kudus.”

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer