N.E.W.S (2)
Menyambung pembahasan sebelumnya saya mencoba mengutip awal pembahasan yakni :
Sebagai orang bodoh boleh gak yach saya menanyakan dari mana kata 'news' kok bisa diartikan berita? Seharusnya kalau dari kosa kata yang dibahasa-Indonesiakan adalah 'baru-baru'.
Untuk menyentuh News (berita) kepada hal baru tentunya bahasan sebelumnya jauh panggang dari api alias belum menyentuh sama sekali. Begitu juga dengan bahasan kali ini agar dapat merincikannya satu persatu (detailnya).
Untuk memahami akhirat sebagai final destination (tujuan akhir) baiknya kita buka mata lebar-lebar untuk memahami 'apa kata dunia' mengacu pada paham keduniawian (matrealisme) dengan kampanye-kampanye yang diusungnya. Agar sekiranya kita tahu betul kemana orientasinya sehingga kita berani menentukan sikap dengan tepat.
Inilah yang menjadi pondasi dasar bagaimana saya mengangkat suatu tema dengan terlebih dahulu memperkenalkan realitas yang ada agar sekiranya untuk mengikatkan diri pada agama yang lurus dimulai dari kesadaran. Jika tidak jeli banyak sekali yang memperjuangkannya secara terbalik yaitu yang diusung agama bersama (JIL included/termasuk).
Mereka (penganut paham agama bersama) menaruh batu pertama dengan menyamakan agama sebagai tonggak perjuangan. Seolah mereka merasa mampu berdiri diatas semua agama dan mengesampingkan agama yang lurus alias main pukul rata.
Langkah-langkah taktis yang meraka ambil sangatlah serius untuk ditanggapi, jangan dianggap sepi. Bahwa JIL hanya satu penyakit yang muncul yang siap menjadi pandemi (menyebar). Saya bicara atas dasar analisa bukan mereka-reka. Hanya orang yang mampu berpikir dan ditopang kepedulian yang luas sajalah dapat mengenalinya, bukan ego pribadi dan kepentingan yang sempit.
Sebagai analogi mudah: Ada seorang guru jebolan AS yang memegang azas keadilan menyeluruh dengan memberikan nilai yang sama rata kepada seluruh muridnya. Selanjutnya silahkan diterjemahkan apalah artinya dunia sebagai pendidikan?
Jika betul mengenalNYA adalah menempati drajat yang tinggi yang harusnya menjadi pencapaian setiap insan; sebagai arah dan tujuan hidup. Akankan diletakan pada drajat serendah-rendahnya bahkan meniadakannya. Slogan mereka teramat semu yang tidak lebih bermuatan matrealisme/sekulerisme yang titik akhirnya adalah paganisme. Dan apapun nama atau istilah yang tepat mungkin saya kurang menguasainya, karena lemahnya istilah justru karena sangat mudah seseorang menyanggahnya dengan penjabaran yang njlimet (ruwet) yang mengajak kita kepada perdebatan yang semu (sophis). Dan anehnya yang memegang status cendekiawanpun belum mampu keluar dari sekedar istilah/literik. Pertanyakanlah diaman ia dididik. Lingkungan seperti apakah yang membentuk pola pikirnya jangan silau dengan seabreg title/predikat. Apabila arah pemikirannya menyeru pada selainNYA wajiblah kita tinggalkan/abaikan.
Satu hal yang perlu diperhatikan lagi-lagi 'apa kata dunia', yaitu :
"Sebelum engkau ramai dibicarakan orang (digosipkan) engkau bukanlah siapa-siapa"
Dengan demikian untuk menjadi terkenal seseorang tidak peduli mau merubah tatanan baik yang ada asal dapat menjadi pusat perhatian dunia maka ia lakukan. Tidak peduli dengan membakar rumahnya sendiri kemudian teriak teroris. Sebagaimana hitler membakar gedung parlemennya sendiri. Begitu juga Bush menghancurkan menara kembarnya.
Bagaimana dengan agama bersama (termasuk JIL)?
Tengoklah ke situsnya... dengan kontrovesi yang mereka dengungkan akhirnya ia dapat data melimpah dari cendekia2 yang menyanggahnya. Namun satu faktor yang perlu diketahui betul bahwa Alloh swt memberi batas manusia dengan hatinya. Yaitu apabila segudang data kebenaran apabila hanya dikuasi orang yang fasik tidak lebih hanya menjadi senjata untuk merobah kata-kata dari tempat semestinya. Yang baik jadi buruk dan sebaliknya.
Al-Qur'an menyindir mereka dengan gambaran yg sangat indah :
[62 Al-Jum'ah 5] Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang lalim.
Bagi yang tidak menyadari hal ini hati-hatilah akan susah untuk membedakannya. Pertanyakanlah seperti apakah iman yang sebatas krongkongan atau hanya polesan gincu yang manis dibibir saja.
[6 Al An'Naam 116] Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
[2 Al-Baqarah 186] Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Sebagai orang bodoh boleh gak yach saya menanyakan dari mana kata 'news' kok bisa diartikan berita? Seharusnya kalau dari kosa kata yang dibahasa-Indonesiakan adalah 'baru-baru'.
Untuk menyentuh News (berita) kepada hal baru tentunya bahasan sebelumnya jauh panggang dari api alias belum menyentuh sama sekali. Begitu juga dengan bahasan kali ini agar dapat merincikannya satu persatu (detailnya).
Untuk memahami akhirat sebagai final destination (tujuan akhir) baiknya kita buka mata lebar-lebar untuk memahami 'apa kata dunia' mengacu pada paham keduniawian (matrealisme) dengan kampanye-kampanye yang diusungnya. Agar sekiranya kita tahu betul kemana orientasinya sehingga kita berani menentukan sikap dengan tepat.
Inilah yang menjadi pondasi dasar bagaimana saya mengangkat suatu tema dengan terlebih dahulu memperkenalkan realitas yang ada agar sekiranya untuk mengikatkan diri pada agama yang lurus dimulai dari kesadaran. Jika tidak jeli banyak sekali yang memperjuangkannya secara terbalik yaitu yang diusung agama bersama (JIL included/termasuk).
Mereka (penganut paham agama bersama) menaruh batu pertama dengan menyamakan agama sebagai tonggak perjuangan. Seolah mereka merasa mampu berdiri diatas semua agama dan mengesampingkan agama yang lurus alias main pukul rata.
Langkah-langkah taktis yang meraka ambil sangatlah serius untuk ditanggapi, jangan dianggap sepi. Bahwa JIL hanya satu penyakit yang muncul yang siap menjadi pandemi (menyebar). Saya bicara atas dasar analisa bukan mereka-reka. Hanya orang yang mampu berpikir dan ditopang kepedulian yang luas sajalah dapat mengenalinya, bukan ego pribadi dan kepentingan yang sempit.
Sebagai analogi mudah: Ada seorang guru jebolan AS yang memegang azas keadilan menyeluruh dengan memberikan nilai yang sama rata kepada seluruh muridnya. Selanjutnya silahkan diterjemahkan apalah artinya dunia sebagai pendidikan?
Jika betul mengenalNYA adalah menempati drajat yang tinggi yang harusnya menjadi pencapaian setiap insan; sebagai arah dan tujuan hidup. Akankan diletakan pada drajat serendah-rendahnya bahkan meniadakannya. Slogan mereka teramat semu yang tidak lebih bermuatan matrealisme/sekulerisme yang titik akhirnya adalah paganisme. Dan apapun nama atau istilah yang tepat mungkin saya kurang menguasainya, karena lemahnya istilah justru karena sangat mudah seseorang menyanggahnya dengan penjabaran yang njlimet (ruwet) yang mengajak kita kepada perdebatan yang semu (sophis). Dan anehnya yang memegang status cendekiawanpun belum mampu keluar dari sekedar istilah/literik. Pertanyakanlah diaman ia dididik. Lingkungan seperti apakah yang membentuk pola pikirnya jangan silau dengan seabreg title/predikat. Apabila arah pemikirannya menyeru pada selainNYA wajiblah kita tinggalkan/abaikan.
Satu hal yang perlu diperhatikan lagi-lagi 'apa kata dunia', yaitu :
"Sebelum engkau ramai dibicarakan orang (digosipkan) engkau bukanlah siapa-siapa"
Dengan demikian untuk menjadi terkenal seseorang tidak peduli mau merubah tatanan baik yang ada asal dapat menjadi pusat perhatian dunia maka ia lakukan. Tidak peduli dengan membakar rumahnya sendiri kemudian teriak teroris. Sebagaimana hitler membakar gedung parlemennya sendiri. Begitu juga Bush menghancurkan menara kembarnya.
Bagaimana dengan agama bersama (termasuk JIL)?
Tengoklah ke situsnya... dengan kontrovesi yang mereka dengungkan akhirnya ia dapat data melimpah dari cendekia2 yang menyanggahnya. Namun satu faktor yang perlu diketahui betul bahwa Alloh swt memberi batas manusia dengan hatinya. Yaitu apabila segudang data kebenaran apabila hanya dikuasi orang yang fasik tidak lebih hanya menjadi senjata untuk merobah kata-kata dari tempat semestinya. Yang baik jadi buruk dan sebaliknya.
Al-Qur'an menyindir mereka dengan gambaran yg sangat indah :
[62 Al-Jum'ah 5] Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang lalim.
Bagi yang tidak menyadari hal ini hati-hatilah akan susah untuk membedakannya. Pertanyakanlah seperti apakah iman yang sebatas krongkongan atau hanya polesan gincu yang manis dibibir saja.
[6 Al An'Naam 116] Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
[2 Al-Baqarah 186] Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Komentar