Jangan Bugil di Kamera!
JANGAN bugil depan kamera nama gerakan itu. Gerakan sunyi yang punya mimpi menyadarkan warga untuk tidak merekam adegan bugil dengan kamera. Gerakan yang sudah berjalan beberapa tahun belakangan ini, digagas oleh sejumlah anak muda.
Gerakan ini berangkat dari kesadaran makin banyak orang di negeri ini yang salah menyikapi teknologi. Hampir tiap hari kabar foto bugil si-A atau si-B membuat heboh di media.
Tak hanya artis, beberapa diantara pemeran adegan porno itu juga politisi, anak sekolahan, anak kuliahan, bahkan pegawai negeri sipil atau PNS! Terakhir yang menghebohkan adalah gambar duo bersaudara Azhari yang tengah mandi.
Foto-foto itu setelah dianalisis pakar telematika Roy Suryo ternyata asli, tanpa rekayasa. Baik Sarah maupun Rahma Azhari sendiri akhirnya mengaku, model dalam foto itu adalah mereka.
Saya hanya terperangah membaca pengakuan mereka. Saya pikir ada yang salah di masyarakat ini! Mengapa mempertontonkan bagian pribadi kepada publik kini makin marak? Adakah pergeseran nilai-nilai, sehingga kita tak lagi punya malu? Atau saya yang terlalu konservatif, lantaran tidak pernah merekam adegan pribadi seperti itu?
Teknologi foto dan video dalam beberapa tahun belakangan ini, mengalami revolusi yang sangat cepat. Dunia fotografi kini tak lagi elitis. Siapapun bisa mengambil gambar karena alat fotografi makin mudah dan murah. Bahkan kini melekat di telepon seluler dengan harga yang sangat terjangkau.
Menyalahkan teknologi adalah sikap tak bijak. Karena teknologi dicipta manusia untuk memudahkan manusia sendiri. Lantas jika digunakan untuk keperluan ‘porno’, jelas yang salah bukan teknologinya. Unsur manusia lah yang salah.
Kampanye Jangan Bugil di Kamera perlu terus digenjot. Masyarakat harus disadarkan, bahwa dibalik semua kemudahan teknologi yang kita nikmati dan gunakan, tersimpan bahaya maha dahsyat. Jika tak bijak, teknologi bakal menjadi senjata makan tuan.
Kini pilihan ada di tangan anda, menjadi budak teknologi dengan kenaifan kita. Bugil di depan kamera, meski merupakan hak individu, berpotensi merusak tatanan masyarakat.
Wahai siapapun yang gemar bugil di kamera, pikirkan lagi sebelum dunia menelanjangi anda. Tak ada penyesalan di belakang. Dan jangan salahkan si penyebar gambar, karena persoalan utamanya ada pada anda, aktor utama yang bugil.
Sekali lagi, Stop Bugil di Kamera!!
Gerakan ini berangkat dari kesadaran makin banyak orang di negeri ini yang salah menyikapi teknologi. Hampir tiap hari kabar foto bugil si-A atau si-B membuat heboh di media.
Tak hanya artis, beberapa diantara pemeran adegan porno itu juga politisi, anak sekolahan, anak kuliahan, bahkan pegawai negeri sipil atau PNS! Terakhir yang menghebohkan adalah gambar duo bersaudara Azhari yang tengah mandi.
Foto-foto itu setelah dianalisis pakar telematika Roy Suryo ternyata asli, tanpa rekayasa. Baik Sarah maupun Rahma Azhari sendiri akhirnya mengaku, model dalam foto itu adalah mereka.
Saya hanya terperangah membaca pengakuan mereka. Saya pikir ada yang salah di masyarakat ini! Mengapa mempertontonkan bagian pribadi kepada publik kini makin marak? Adakah pergeseran nilai-nilai, sehingga kita tak lagi punya malu? Atau saya yang terlalu konservatif, lantaran tidak pernah merekam adegan pribadi seperti itu?
Teknologi foto dan video dalam beberapa tahun belakangan ini, mengalami revolusi yang sangat cepat. Dunia fotografi kini tak lagi elitis. Siapapun bisa mengambil gambar karena alat fotografi makin mudah dan murah. Bahkan kini melekat di telepon seluler dengan harga yang sangat terjangkau.
Menyalahkan teknologi adalah sikap tak bijak. Karena teknologi dicipta manusia untuk memudahkan manusia sendiri. Lantas jika digunakan untuk keperluan ‘porno’, jelas yang salah bukan teknologinya. Unsur manusia lah yang salah.
Kampanye Jangan Bugil di Kamera perlu terus digenjot. Masyarakat harus disadarkan, bahwa dibalik semua kemudahan teknologi yang kita nikmati dan gunakan, tersimpan bahaya maha dahsyat. Jika tak bijak, teknologi bakal menjadi senjata makan tuan.
Kini pilihan ada di tangan anda, menjadi budak teknologi dengan kenaifan kita. Bugil di depan kamera, meski merupakan hak individu, berpotensi merusak tatanan masyarakat.
Wahai siapapun yang gemar bugil di kamera, pikirkan lagi sebelum dunia menelanjangi anda. Tak ada penyesalan di belakang. Dan jangan salahkan si penyebar gambar, karena persoalan utamanya ada pada anda, aktor utama yang bugil.
Sekali lagi, Stop Bugil di Kamera!!
Komentar