(JILID 1) TRAGIS…….PEMBUNUHAN GENERASI DI SD NEGERI BUNG TAMALANREA
Mohon maaf jika saya harus mereinkarnasi diri saya menjadi murid SD Negeri Bung Tamalanrea Makassar. Ini saya lakukan karena setiap hari saya melintas di depan SD Negeri Bung Tamalanrea kurang lebih 4 tahun lamanya yang nampak adalah SAMPAH.
SD saya sempat terkenal dan ramai dalam pemberitaan oleh adanya isu ruislag. Semua ramai membicarakan. Semua berbendapat. Namun tragis…, tak ada yang mempermasalahkan SAMPAH yang ada di depan sekolah saya. Bak pepatah, Kuman di seberang lautan nampak, Gajah di depan mata tidak kelihatan.
Bapak, ibu, saudara sekalian…..tiap hari saya harus melihat dan mencium bau sampah. Di saat saya masih segar dari rumah, otak saya harus dihantui oleh SAMPAH sebelum saya masuk ke sekolah untuk menerima pelajaran. Ketika saya istirahat dan harus jajan, saya masih direcoki oleh tumpukan sampah dengan bau menyengat. Begitupun ketika saya hendak pulang, kembali saya harus melewati tumpukan SAMPAH. Artinya, Ilmu yang telah saya dapat didahului oleh proses pencerahan SAMPAH dan diakhiri dengan pembauan SAMPAH.
Artinya, SAMPAH yang ada di depan sekolah saya telah merusak fisik & mental saya. Yang pada akhirnya menjadi racun dan lambat laun pasti akan membunuh saya.
Jadi jangan salahkan saya kalau saya berkata :
1. Guru saya selalu mengajarkan ke saya : Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Ternyata guru saya
adalah guru pembohong.
2. Guru agama saya selalu mengingatkan : Kebersihan adalah sebahagian dari iman. Ah… guru agamaku
hanya teori.
3. Dokter-dokter, ahli kesehatan, ahli gizi dan ahli lainnya dari Rumah Sakit Wahidin serta Pembesar-
pembesar dari Unhas yang tiap hari melintas di depan sekolah saya ternyata tidak punya kepekaan.
4. Mana itu Partai serta Caleg yang mengaku bersih, peduli, dan senantiasa memperjuangkan nasib
pendidikan ? Gayana ji itu partai dan paccaleg.
5. Apalah artinya pendidikan dan kesehatan Gratis kalau sekolah saya banyak sumber penyakitnya?
Tentu tak ada artinya. Sia-sia. Nol besar.
Bapak, Ibu, Saudara sekalian, maafkan saya kalau pada akhirnya saya akan menjadi generasi yang menjadi penyakit masyarakat dan sampah masyarakat.
Karena lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitar sekolah saya penuh dengan SAMPAH.
(Enre’ / 081355237465)
SD saya sempat terkenal dan ramai dalam pemberitaan oleh adanya isu ruislag. Semua ramai membicarakan. Semua berbendapat. Namun tragis…, tak ada yang mempermasalahkan SAMPAH yang ada di depan sekolah saya. Bak pepatah, Kuman di seberang lautan nampak, Gajah di depan mata tidak kelihatan.
Bapak, ibu, saudara sekalian…..tiap hari saya harus melihat dan mencium bau sampah. Di saat saya masih segar dari rumah, otak saya harus dihantui oleh SAMPAH sebelum saya masuk ke sekolah untuk menerima pelajaran. Ketika saya istirahat dan harus jajan, saya masih direcoki oleh tumpukan sampah dengan bau menyengat. Begitupun ketika saya hendak pulang, kembali saya harus melewati tumpukan SAMPAH. Artinya, Ilmu yang telah saya dapat didahului oleh proses pencerahan SAMPAH dan diakhiri dengan pembauan SAMPAH.
Artinya, SAMPAH yang ada di depan sekolah saya telah merusak fisik & mental saya. Yang pada akhirnya menjadi racun dan lambat laun pasti akan membunuh saya.
Jadi jangan salahkan saya kalau saya berkata :
1. Guru saya selalu mengajarkan ke saya : Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Ternyata guru saya
adalah guru pembohong.
2. Guru agama saya selalu mengingatkan : Kebersihan adalah sebahagian dari iman. Ah… guru agamaku
hanya teori.
3. Dokter-dokter, ahli kesehatan, ahli gizi dan ahli lainnya dari Rumah Sakit Wahidin serta Pembesar-
pembesar dari Unhas yang tiap hari melintas di depan sekolah saya ternyata tidak punya kepekaan.
4. Mana itu Partai serta Caleg yang mengaku bersih, peduli, dan senantiasa memperjuangkan nasib
pendidikan ? Gayana ji itu partai dan paccaleg.
5. Apalah artinya pendidikan dan kesehatan Gratis kalau sekolah saya banyak sumber penyakitnya?
Tentu tak ada artinya. Sia-sia. Nol besar.
Bapak, Ibu, Saudara sekalian, maafkan saya kalau pada akhirnya saya akan menjadi generasi yang menjadi penyakit masyarakat dan sampah masyarakat.
Karena lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitar sekolah saya penuh dengan SAMPAH.
(Enre’ / 081355237465)
Komentar