"MINAT MASYARAKAT TERHADAP PERTUNJUKAN SENI BUDAYA BETAWI"

Dunia pendidikan di Kota Bogor masih menghadapi empat masalah besar yang perlu segera dibenahi oleh semua pihak. Keemat masalah itu meliputi soal rendahnya mutu pendidikan, belum meratanya kesempatan memperoleh pendidikan, kurang kuatnya relevansi antara pendidikan dengan dunia kerja dan masih rendahnya tingkat efesiensi manajemen pendidikan.
Karena itu, menurut Walikota Bogor H.Diani Budiarto,.salah satu langkah yang perlu ditempuh dalam mengatasi keempat permasalahan besar bidang pendidikan yakni dengan melaksanakan program Manajemen Bernasis Sekolah (MBS). Sebab, pada dasarnya dalam komsep MBS terkandung gagasan tentang perlunya pendidikan dikembalikan kepada masyarakat, serta perlunya manajemen penyelenggaraan pendidikan di sekolah dikelola secara profesional.
Untuk itulah kemudian dibentuk Dewan dan Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan guna menampung dan menyalurkan keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam menangani pembangunan bidang pendidikan. Keterlibatan masyarakat tidak hanya di wujudkan dengan sekedar memberikan bantuan finansial sebagaimana yang telah dilakukan selama ini. Namun, juga perlu memberikan bantuan dalam bentuk yang lebih subtansial, ? ungkap Diani dalam sambutanya dibacakan Asisten Umum Memet Gunawan pada acara Semiloka Sehari Dewan Pendidikan Kota Bogor di Gedung SMEA Negeri Bogor Tanah Sareal Bogor, Selasa (15/2).
Diharapkan, melalui Dewan Sekolah maupun Dewan Pendidikan, masyarakat bisa terlibat secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Keterlibatan masyarakat pada proses itu merupakan salah satu implementasi dari penerapan MBS sekaligus merupakan jawaban terhadap kebutuhan strategis pembangunan bidang pendidikan di era otonomi daerah. ? Jadi, dewan pendidikan maupun Dewan Sekolah harus didorong agar bisa berfungsi secara optimal, sehingga bisa memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pembangunan pendidikan di Kota Bogor, ? harap walikota.
Setidaknya, lanjutnya, Dewan Pendidikan dan Dewan Sekolah untuk lebih berperan didalam penanganan masalah ? masalah seputar pelaksanaan pendidikan di Kota Bogor yang hingga kini belum sepenuhnya teratasi. Masalahnya, tinggal bagaimana semua pihak yang terkait oleh tanggung jawab sosial, bisa konsisten dalam memberikan dukungan pada penyelenggaraan pendidikan, serta konsisten dalam usaha menarik lebih besar bagi keterlibatan masyarakat lainnya. ?Perlu diingat, jangankan komitmen kita untuk membantu dunia pendidikan hanya sekedar menjadi bagian dari orasi politik
Sementara itu Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor H. Iyod Sasmita mengemukakan, komitmen masyarakat dalam melaksanakan proses pelaksanaan pendidikan harus merupakan tanggung jawab bersama yang meliputi orang tua peserta didik, pemerintah, guru, penyelenggara Negara dan masyarakat (Stakeholder).
Selama ini menurut Iyod, upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bogor dan Jawa Barat bersama dengan Dewan Pendidikan Propinsi Jabar, Dewan Pendidikan Kota Bogor dan para komite Sekolah termasuk Sekolah madrasah di Kota Bogor dengan kucuran dana yang telah diterima sampai akhir 2004 lalu mencapai Rp 2 miliyar. Upaya pencarian dana itu antara lain melalui Gerakan Rereongan Sarupi (Seribu Rupiah Satu Umpi) dengan sasaran membantu rakyat miskin. Selain itu melalui GEMALA (Gerakan Amal Alumni) SD, dan MI.
http://www.kotabogor.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=2872&Itemid=648

























"MINAT MASYARAKAT TERHADAP PERTUNJUKAN SENI BUDAYA BETAWI"

Perkampungan Budaya Betawi adalah satu kawasan di Jakarta Selatan dengan komunitas yang ditumbuhkembangkan budaya yang meliputi seluruh hasil gagasan dan karya baik fisik maupun non-fisik yaitu : kesenian, adat istiadat, foklor, kesastraan dan kebahasaan, kesejarahan serta bangunan yang bercirikan kebetawian.
Kawasan Perkampungan Budaya Betawi terletak di Jl. Moch Kahfi II Setu Babakan Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan luas ±289 Ha dengan batas fisik ; sebelah utara Jl. Mochammad Kahfi II sampai dengan Jl. Desa Putra (Jl.H.Pangkat), sebelah timur Jl. Desa Putra (Jl.H.Pangkat) Jl. Pratama (WIka, Mangga Bolong Timur) Jl. Lapangan Merah, sebelah selatan Batas Wilayah Provinsi DKI Jakarta dengan Kota Depo, sebelah barat Jl. Mochammad Kahfi II.
Fungsi Perkampungan Budaya Betawi adalah sebagai sarana pemukiman, sarana ibadah, sarana informasi, sarana seni budaya, sarana penelitian, sarana pelestarian dan pengembangan, serta sarana pariwisata.
Sedangkan tujuan dari Perkampungan Budaya Betawi adalah membina dan melindungi secara sungguh-sungguh dan terus menerus tata kehidupan serta nilai-nilai Budaya Betawi, menciptakan dan menumbuhkembangkan nilai-nilai Budaya Betawi sesuai dengan akar budayanya, menata dan memanfaatkan potensi lingkungan fisik, baik alami maupun buatan yang bernuansa betawi, mengendalikan pemanfaatan lingkungan fisik dan non-fisik sehingga saling bersinergi untuk mempertahankan cirri khas betawi.
Sebagai kawasan wisata budaya, Perkampungan Budaya betawi, memiliki potensi lingkungan alam yang asri dan sangat menarik, yang sulit ditemukan ditengah hiruk pikuknya kota Jakarta. Perkampungan Budaya Betawi sebagai pilihan utama para wisatawan local maupun mancanegara memiliki potensi dan daya tarik yang luar biasa, karena di Perkampungan
Pertunjukkan seni betawi yang ada di Perkampungan Budaya Betawi sangatlah beragam. Mulai dari lenong betawi, tari betawi, topeng betawi, marawis, samrah, gambang kromong, qasidah, tanjidor, teater tradisional, silat betawi, atraksi wisata Perkampungan Budaya Betawi dan prosesi Budaya seperti upacara pernikahan, sunatan, akekah, hatam Al-Qur’an, nujuh bulan, injak tanah dan ngederes.
Dalam pertunjukkan seni Betawi tersebut, banyak menampilkan artis-artis Betawi seperti Mak Nori, Mastur, Opie Kumis, Bang Kubil, Aziz Gagap, dll yang menghibur masyarakat sekitar maupun wisatawan. Hal itu menimbulkan minat masyarakat dan wisatawan untuk menonton pertunjukkan seni yang di tampilkan di Perkampungan Budaya Betawi .
Perkampungan Budaya Betawi tersebut tidak pernah sepi pengunjung. Setiap harinya ada saja pengunjung yang datang walau hanya untuk bersantai ria.

Perkampungan Budaya Betawi dibuat bukan untuk “mengaboriginkan” kaum betawi dan juga bukan semata-mata untuk tujuan wisata, tetapi lebih kepada pengembangan dan penataan Budaya. Maka dari itulah peran serta pengurus Perkampungan Budaya Betawi dituntut. Dalam upaya memperkenalkan Budaya Betawi,

Pertunjukkan seni Budaya Betawi di Perkampungan Budaya Betawi terbukti menarik minat masyarakat dan wisatawan. Ini ditandai oleh banyaknya pengunjung yang datang untuk menyaksikan pertunjukkan seni Betawi yang diselenggarakan oleh pengurus Perkampungan Budaya Betawi. Walaupun pertunjukkan seni Betawi tidak setiap hari diselenggarakan, tetapi animo masyarakat untuk berkunjung ke Perkampungan Budaya Betawi sangat tinggi karena di dalam Perkampungan Budaya Betawi, kita tidak hanya dapat menyaksikan pertunjukkan seni tetapi juga dapat menyaksikan indahnya keasrian Perkampungan Budaya Betawi.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer