TEKNIK MEMOTONG, MENCUKUR, MEMANDIKAN, DAN MENJEMUR DOMBA DAN KAMBING

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah : TPT Ruminansia Kecil Dosen : Dr. Ir. M.Yamin, M.Agr.Sc Hari /tanggal : Kamis, 22 September 2011 M. Baihaqi, S.Pt. M.Sc Kelompok : G 2 Asisten : Astra Mayanti Naibaho Kameisah P.W Riza Khaedar TEKNIK MEMOTONG, MENCUKUR, MEMANDIKAN, DAN MENJEMUR DOMBA DAN KAMBING Kelompok 4 Rini Septiani D14080320 Aulia Irhamni Fajri D14090001 Cira Marlinah D14090104 Darojat Ulil A D14090112 Ragatama Ismawan D14090126 Edgina Burton D14090027 Rully Anugrah D14090144 Syarifudin Hasri D14090145 DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan TINJAUAN PUSTAKA MATERI DAN METODE Materi Metode   HASIL DAN PEMBAHASAN Perawatan merupakan salah satu bagian daripada pemeliharaan ternak yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Beberapa perawatan penting yang harus dilakukan secara rutin dalam pemeliharaan ternak yaitu domba dan kambing antara lain memotong kuku, mencukur bulu, memandikan, dan menjemurnya. Ternak yang tidak pernah dimandikan, maka bulunya akan kotor, gembel dan lembab terutama domba yang tidak pernah dicukur bulunya. Keadaan seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan terhadap kesehatan ternak. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan ternak dari kuman penyakit, parasit dan jamur yang bersarang dalam bulu. Ternak yang dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan lebih sehat. Ternak domba dimandikan 2 kali dalam sebulan. Pemandian domba juga dilakukan apabila domba terlihat telah kotor dan gembel. Sebaiknya ternak dapat dimandikan secara rutin untuk jantan seminggu sekali sedangkan betina dapat dimandikan sebulan sekali, sedangkan dalam musim hujan sebaiknya dilakukan bila cuaca sedang cerah (Mathius et al., 1989). Dalam memandikan ternak jantan dapat di dalam kandang atau dapat dilakukan di luar kandang atau di tempat pemandian (sumur dan kolam renang), sedangkan ternak betina dimandikan di dalam kandang sekaligus untuk sanitasi kandang. Pemandian ternak domba dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya menjepitkan kepala ternak pada alat yang didesain khusus untuk menjepit kepala domba. Penjepitan kepala domba dilakukan agar ternak domba tidak berontak saat dimandikan. Pada masa penggemukkan sebaiknya domba dimandikan secara rutin minimal seminggu sekali. Dengan cara disikat dan disabuni pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah sinar matahari pagi. Dengan dimandikan, domba akan tampak bersih dan bulu bulunya tidak digunakan sebagai sarang kuman penyakit. Memandikan domba sebaiknya menggunakan air bersih. Agar kotoran domba terangkat, bila perlu bulu-bulu domba disikat sehingga menjadi bersih. Domba yang tidak pernah dicukur bulunya akan menjadi gembel dan akan sulit untuk dibersihkan, kondisi bulu yang seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan kesehatan ternak. Menurut Mathius et al. (1989), bulu-bulu yang menggumpal dan kotor sebaiknya digunting, karena kondisi bulu yang seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya penyakit, parasit dan jamur yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan ternak. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit, parasit-parasit luar (ektoparasit) seperti kutu serta penyakit kulit lainnya yang disebabkan oleh jamur. Selain untuk pencegahan penyakit, pencukuran juga dilakukan untuk memperindah domba terutama pejantan. Pada betina, seluruh rambut yang menempel di badan dipotong sedangkan pada jantan biasanya disisakan pada bagian leher (jenggot) dan punggung bagian depan untuk menambah kesan kejantanan dan keindahan ternak. Sebelum dicukur sebaiknya domba dimandikan terlebih dahulu agar dalam pelaksanaan pencukuran lebih mudah. Pencukuran dapat dilakukan setahun 1 sampai 2 kali pada betina, sedangkan pada pejantan dilakukan setiap 2 sampai 3 bulan karena pejantan harus selalu kawin dan jika rambutnya panjang akan mengganggu aktivitas perkawinan, juga mengurangi keindahan. Pencukuran yang pertama dilakukan pada waktu domba telah berumur lebih dari 6 bulan agar domba tidak stress. Pemotongan kuku merupakan salah satu dari kegiatan perawatan kesehatan Domba dan kambing. Kuku yang panjang akan mengganggu proses pertumbuhan anak, karena anak akan berjalan dengan tidak wajar akibat terganggu oleh kuku. Cara berjalan yang tidak wajar tersebut akan terus terbawa sampai dewasa, hal ini akan menurunkan nilai jual. Menurut Sosroamidjojo (1991), kuku ternak tumbuh lebih cepat daripada ausnya kuku, lebih-lebih bila ternak tersebut digembalakan di tanah lembek sehingga gesekan pada kuku kecil sekali. Pada Domba dan kambing dewasa, pemotongan kuku juga merupakan langkah preventif terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit kuku (pododermatitis) akibat banyak terselipnya kuman-kuman penyakit pada sela-sela kuku. Selain itu kuku yang panjang terutama pada jantan akan mengganggu proses perkawinan karena pejantan tidak bisa berdiri secara sempurna. Jika kuku tersebut patah maka akan mengakibatkan luka dan infeksi. Pemotongan kuku pada anak dimulai sejak anak berumur 6 bulan dan selanjutnya dilakukan seperti pada induk betina dan pejantan, yaitu 1 bulan sekali. Pada bagian kuku yang dipotong diberi desinfektan untuk mencegah terjadinya foot rot. Ternak domba yang telah dimandikan kemudian dijemur di bawah terik matahari sampai kering. Penjemuran ini berfungsi untuk kesehatan ternak dan mencegah ternak mengalami diare (mencret) akibat kedinginan setelah dimandikan. Selain itu, dengan mengeluarkan ternak dari kandang, berarti kita telah memberi suasana yang segar bagi ternak. Hal ini sangat bermanfaat bagi peternak yang jorok atau kandang yang kurang memenuhi syarat. Pengeluaran ternak dari kandang juga dapat dibarengi dengan memberikan sarana gerak badan bagi ternak. Gerak badan ini sangat bermanfaat bagi kesehatan ternak terutama ternak yang dikandangkan di dalam kandang yang sempit sehingga ruang geraknya terbatas. Pada saat dilakukan penjemuran dan exercise, domba jantan perlu diikat di tiang tambatan guna mencegah terjadinya saling adu tanduk antara domba jantan.   KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Mathius, I. W., B. Setiadi, T.D. Soedjana, I. Inouno, M. Martawidjaja, H. Pulungan, B, Maryanto, M.E. Siregar, Ng Ginting dan Sutiyono. 1989. Pedoman Praktis Beternak Kambing-Domba Sebagai Ternak Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Sosroamidjojo, M. Samad dan Soeradi. 1984. Peternakan Umum. CV Yasa Guna. Jakarta.

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer