) Pengelolaan Operasi dan Produksi dalam Bisnis
PRAKTIKUM MK. DASAR-DASAR AGRIBISNIS (AGB 211
Oleh :
Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
2011
Dosen Praktikum : Suprehatin, SP. MAB
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Nopember 2011
Praktikum : X
Ruang : RK. 8 AGR 307
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan bisnis erat kaitannya dengan pengelolaan sistem produksi yang efektif dan efisien. Hal ini merupakan salah satu bagian terpenting demi tercapainya tujuan sebuah perusahaan yaitu menghasilkan output yang maksimum sehingga keuntungan perusahaan akan meningkat. Namun dalam setiap kegiatan bisnis, tidak semua perusahaan mempunyai sitem pengelolaan produksi yang sama dipengaruhi oleh output yang dihasilkan dan juga besar atau kecilnya skala usaha perusahaan itu sendiri.
Dalam membedakan istilah produksi yang identik dengan pabrikasi, digunakanlah istilah operasi yang mencerminkan produksi barang dan jasa.manajemen operasi itu sendiri melakukan pengarahan dan pengendalian secara sistematis untuk mengubah sumberdaya menjadi barang dan jasa. Menjadi seorang manajer operasi tidak mudah, mereka harus bertanggung jawab dalam kegiatan produksi, persediaan, dan pengendalian kualitas.
Setiap pelaku bisnis sudah seharusnya mengelola bisnisnya yaitu dengan perencanaan operasi. Tetapi adakalanya bisnis yang skala usahanya kecil masih jarang mempertimbangkan perencanaan operasi tersebut, yaitu dari mulai rencana dan ramalan, rencana jangka panjang, jadwal operasi, pengendalian operasi, sampai pada output yang dihasilkan. Contohnya saja, dalam bisnis menengah ke bawah kualitas suatu produk kurang diperhatikan sehingga lama kelamaan pelaku bisnis ini akan mengalami kemunduran.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pentingnya pengelolaan produksi dalam pengelolaan usaha/bisnis.
2. Mengetahui perbedaan pengelolaan produksi dalam usaha skala kecil dan usaha skala besar.
3. Mengetahui tempat produksi/usaha yang baik dalam pengelolaan produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
4. Mengetahui sejauh mana kegiatan manajemen mutu dilaksanakan dalam perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Manfaat penulisan
PEMBAHASAN
1. Pentingnya Pengelolaan Produksi dalam Bisnis
Pengelolaan produksi dalam setiap usaha baik usaha kecil atau pun menengah sangat penting. Akan tetapi setiap usaha memiliki pengelolaan produksi yang berbeda tergantung pada besar atau kecilnya skala usaha. Kelompok kami mengambil contoh usaha warteg dengan rumah makan. Kedua bisnis tersebut memiliki skala yang berbeda, sehingga dalam mengelola produksinya pun terdapat perbedaan. Hal yang paling mendasar dalam produksi adalah perencanaan, jadwal operasi, dan pengendalian. Perencanaan bisnis terdiri dari perencanaan kapasitas, perencanaan lokasi, perencanaan tata ruang, kualitas, dan metode. Usaha warteg biasanya proses perencanaannya sangat kurang jika dibanding dengan usaha rumah makan. Usaha warteg cenderung biasa-biasa saja dalam memberikan pelayanan sehingga dari segi kualitas sebagian besar masih kurang baik. Lain halnya dengan usaha Rumah makan, biasanya usaha rumah makan lebih terencana dibandngkan dengan usaha warteg. Tata ruang usaha pun lebih baik sehingga kualitas yang dihasilkan sudah memenuhi standar kualitas. Jadwal produksi terdiri dari jadwal produksi induk dan jadwal terperinci jangka pendek. Jika dilihat dari hal ini kedua usaha tersebut sudah terjadwal dengan baik karena setiap harinya biasanya barang yang dihasilkan adalah tetap, kecuali jika pelaku bisnis mempunyai inovasi untuk memberikan hal yang baru. Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah memonitor kinerja produksi yaitu dengan cara membandingkan rencana yang dibuat dan hasil yang diperoleh. Bila hasil tidak sesuai dengan rencana maka seharusnya pelaku bisnis melakukan koreksi. Oleh karena itu pengelolaan produksi sangat menentukan kesuksesan bisnis tersebut karena dengan pengelolaan produksi yang baik maka akan didapat laba yang maksimum. Dalam pengelolaan produksi tidak mungkin bisnis itu mengelola dirinya sendiri. Sehingga dibutuhkanlah seseorang yang bertanggung jawab dalam kegiatan produksi, persediaan, dan pengendalian kualitas yaitu seorang manajer produksi. Dalam usaha skala kecil biasanya pemilik yang bertanggung jawab untuk mengatur semua hal berbeda dengan usaha yang skalanya sudah cukup besar seperti rumah makan. Usaha rumah makan terdapat seorang manajer produksi yang mengatur semua tentang produksi usahanya karena dalam usaha ini struktur organisasi perusahaan cukup jelas tidak seperti usaha skala kecil.
2.
Kriteria Rumah makan Padang Warung Tegal
Tingkat produksi Produksi disesuaikan dengan tingkat permintaaan ,dimana makanan akan diproduksi dalam jumlah besar jika mengalami permintaan yang besar .Akan tetapi, bila permintaan menurun atau lagi sepi pengunjung, makanan akan diproduksi lebih sedikit. Satu hal kelebihan masakan padang adalah makanan yang tahan lama. Sehingga memungkinkan untuk perencanaan produksi berikutnya. Produksi relatif konstan karena tidak adanya pemesanan barang dalam jumlah besar.Jika terjadi kelebihan produksi, makanan tidak tahan lama.
Tata letak Di dalam rumah makan , tempat produksi diatur menurut tata letak yang efisien. Mulai dari tempat masak, meja makan hingga tempat pembayaran. Sehingga pelayanan dapat berjalan dengan lancar. Kemudian, rumah makan juga sering ditemui ditempat-tempat keramaian. Ukuran dari warteg lebih kecil,sehingga jarak antara dapur dengan meja makan hampir berdekatan.
Perencanaan fasilitas
Untuk peralatan tetap mengalami pergantian jika terjadi kerusakan. Tapi kalau peralatan rata-rata seperti bahan baku,bumbu dan lainya selalu mengalami perubahan dan perencanaan. Hampir sama dengan rumah makan.
Tenaga kerja Harus memiliki juru masak sendiri yang ahli di bidangnya. Pemilik warteg bisa menjadi juru masak sendiri.
Bahan baku Banyak memakai bumbu-bumbu alami seperti jahe ,kunyit,ketumbar dll. Selain memakai bumbu alami juga memakai penyedap buatan.
3. Salah satu bagian terpenting dalam pengelolaan produksi dalam menghasilkan barang dan jasa adalah perlunya tempat produksi/usaha yang ditata dengan baik, dari hasil analisis kelompok kami, mengenai usaha Warteg dan Rumah Makan terdapat design letak/tata letak pendirian bangunan usaha yang dilatarbelakangi oleh kedekatan pasar/konsumen. Dalam strategi usaha, penentuan tata letak tempat usaha sangat diperhatikan, usaha Warteg dan Rumah Makan didirikan di tempat yang ramai penduduk, atau konsumen, namun biasanya berbeda gaya standar hidup penduduk, tergantung dari skala usaha dan target konsumen usaha Rumah Makan itu sendiri. Tata letak usaha Warteg umumnya di daerah kalangan penduduk menengah ke bwah, identik dengan makanan pinggir jalan, walaupun dalam inovasi bisnis, contohnya bisnis rumah makan yang mengangkat tradisi Nusantara, Usaha Warteg dapat disulap menjadi usaha Rumah Makan yang elite dengan tema ciri khas kuliner Nusantara dari masyarakat Tegal. Tapi umumnya tata letak usaha Warteg memang berada di daerah penduduk kalangan menengah ke bawah, dengan bangunan gedung sederhana, sistem manajemen usaha yang sederhana, dan biasanya menjadi pilihan masyarakat untuk makanan murah , mengenyangkan . Sedangkan tata letak usaha Rumah Makan lebih bervariasi, tergantung dari skala dan target konsumen Rumah Makan itu, biasanya untuk rumah makan dengan sistem menejemen yang baik, ada yang memilih letak bangunan usaha Rumah Makanya di sebuah di Mall, sepert Rumah Makan KFC, A&W, atau McD. Ada juga yang mendirikan bangunan Rumah Makan sendiri, dengan nama Rumah Makannya yang diusahakan dapat tedengar baik oleh umum, masyarakat luas dengan sistem pemasaran yang baik, spseti Rumah Mkan Seafood dengan konsep letak bangunan dekat pesisir pantai, Rumah Makan Sunda dengan konsep saung-saungan dan lain-lain. Letak Usaha Rumah Makan seperti itu biasanya ada di daerah penduduk kalangan menengenah ke atas, di daerah perkotaan, daerah-daerah ramai. Atau di daerah yang di sekitarnya memang tempat orang-orang berwisata, jalan-jalan, mencari makanan yang lebih variatif, dan suasana makan yang berbeda. Dengan berbagai design letak , perbedaan dari tata letak Warteg dan Rumah Makan, namun tetap saja, keduanya memilih mendirikan bangunan usaha di daerah yang dekat dengan pasar/konsumen.
4.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Komentar