Tentang Mengucapkan Natal bagi Muslim
Muslim : bagaimana natalmu...?
Cristian : baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku?
Muslim : tidak, agama kami menghargai toleransi antar agama,
termasuk agamamu. Tapi masalah ini, agama saya melarangnya.
Cristian : Tapi kenapa, bukankah hanya sekedar kata-kata?
Teman muslimku yg lain, mengucapkannya padaku..
Muslim : mungkin mereka belum mengetahuinya.
Btw, kau bisa mengucapkan 2 kalimat syahadat?
Cristian : oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya....
itu akan mengganggu kepercayaan saya....
Muslim : kenapa? Bukankah hanya sekedar kata-kata?
Ayo ucapkanlah.
Cristian : oke, sekarang saya mengerti.
Muslim : Begitupun dengan pengucapan hari raya yang lainnya. Dalam Islam, kami tidak diperkenankan mengucapkannya karena akan menodai keyakinan kami. Islam mengajarkan kami untuk senantiasa berprinsip; untukmu agamamu, untukku agamaku. Tapi, tenang teman, kita tetap bisa tolong-menolong dalam urusan yang lainnya.
***
Begitulah. Bagi seorang muslim, toleransi tak berarti meleburkan diri. Ada batasannya; "untukmu agamamu, untukku agamaku" (TQS. Al Kaafiruun)..
Jika ibadah/keyakinannya tak mengganggu, biarkan saja. Tak usah ikut-ikutan.
Juga tak perlu merasa tak enak hanya karena dia bos, sahabat, atau tetangga kita, sehingga kita akhirnya mengucapkan selamat kepadanya. Lebih baik berbuat baik dalam bentuk yang lainnya.
Komentar