penelitian tomat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Tomat yang termasuk dalam Famili Solanaceae, merupakan tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Buah tomat mampu tumbuh di daratan rendah maupun didaratan tinggi. Iklim di Indonesia adalah iklim tropis, hal ini menjadi factor pendukung lain sebab pada iklim ini kebanyakan tanahnya subur dan gembur.selain itu curah hujannya juga sangat baik yaitu sekitar 750-1250 mm/tahun. Hampir setiap di Indonesia mampu memproduksi buah ini.
Tomat yang termasuk dalam famili Solanaceae, merupakan tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Tomat mampu tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Buah ini sangat cocok tumbuh di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Factor pendukung lain adalah tanah Indonesia yang subur dan gembur serta curah hujan yang cukup yaitu sekitar 750-1250 mm/tahun. Oleh karena itu hampir setiap daerah di Indonesia mampu memproduksi tomat sehingga mendukung para petani untuk berbondong-bondong menanam tomat. Hal ini berembus pada overproduksi tomat, tomat yang mudah busuk, pemasaran yang sulit dan sempit serta harga yang anjlok. Maka dari itu kita memerlukan solusi atau metode baru agar permasalahan tomat mampu mendapatkan jawaban.

tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Tidak heran jika tomat tumbuh subur di Indonesia. Hampir setiap daerah mampu memproduksi tanaman ini bahkan produksinya bisa dikatakan lebih dari cukup. Terlebih lagi hal ini didukung dengan sifat tomat yang mudah tumbuh sehingga para petani berbondong-bondong menanam tomat. Hal ini akan berimbas pada surplus tomat di pasaran. Surplus ini terjadi karena banyaknya pasokan dari tiap daerah. Contohnya pasar Soka di Tlatar, Talun, Magelang merupakan pasar sayur yang ramai dengan segala sayur yang dijual seperti halnya tomat yang diterima dari petani tomat dari daerah Sawangan dan sekitarnya. Produksi ini tidak diimbangi dengan permintaan di pasaran sehingga pada puncaknya terjadilah over produksi.
Problem lain dari tomat adalah mengenai harga. Perlu diketahui bahwa saat ini harga pupuk di pasaran masih tinggi. Sedangkan pupuk sendiri masih sulit dicari di pasaran, belum lagi pengaruh dari ekonomi global dan bencana alam. Over produksi juga mengakibatkan harga anjlok. Harga tomat saat ini belum stabil, kadang naik tetapi bisa juga turun sampai Rp 200,00/kg. Dengan harga serendah itu tentu saja petani tidak mendapat keuntungan, malah dipastikan merugi. Padahal untuk membudidayakan tomat diperlukan perawatan yang cukup untuk menghindari penyakit pada tomat, seperti ulat atau nematoda yang menyebabkan bintil-bintil pada akar tanaman. Harga tomat yang rendah menyebabkan kerugian bagi petani sehingga para petani tidak bisa mengembalikan modal.
Produksi yang berlimpah serta harga yang murah perlu diimbangi dengan proses pemasaran yang baik. Namun, saat ini proses pemasaran tomat masih belum bisa dikatakan efektif sebab pemasarannya baru melingkupi pasar tradisional atau toko buah di daerah. Konsumen tomat pun terbatas, konsumen yang mau membeli tomat dengan harga tinggi hanya pasar swalayan atau restoran. Untuk restoran dan swalayan, petani harus menyesuaikan dengan permintaan mereka, memastikan tomat yang dijual berkualitas A dan dibungkus styrofom agar sanitasi dan kualitasnya terjaga. Sulit sekali untuk menembus pasaran dalam negeri mengingat masyarakat saat ini lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang. Untuk pemasaran ke mancanegara lebih sulit lagi, mengingat adanya tes uji kandungan pestisida. Tomat Indonesia belum tentu lolos pada tes ini, hanya tomat organik yang bisa dipastikan lolos uji.
Indonesi mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup, tentunya sesuai dengan iklim yang ada yaitu iklim tropis. Dengan panas sepanjang tahun dan kelembaban yang tinggi, buah tomat juga mengalami respirasi yang tinggi, sehingga para petani biasanya memetik tomat yang akan dijual ke pasaran dalam keadaan hijau. Karena tomat yang telah dipetik akan matang dan berubah warna setelah disimpan dalam waktu 2-3 hari pada suhu kamar. Selain itu pemetikan awal juga ditujukan untuk memperpanjang umur simpanannya. Tekstur yang lunak menyebabkan tomat kurang tahan gaya gesek mekanis sehingga cepat busuk. Gesekan biasanya terjadi pada proses distribusi. Faktor lain adalah walau sudah dipetik, tomat tetap menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen dan terjadilah respirasi. Hasil respirasi tersebut berupa zat etilen yang mempercepat pemasakan sehingga tomat mengalami perubahan kimiawi dan sosiologi yang mempengaruhi warna, tekstur, aroma, dan cita rasa tomat.
Sifat tomat yang mudah membusuk memberikan kerugian yang cukup besar bagi para pedagang. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya baru guna pemanfaatan tomat. Perlu diketahui selama ini tomat hanya diolah sebagai minuman seperti jus, sirup atau dicampur dengan sayuran dan juga digunakan sebagai campuran pembuatan saus. Dengan monotonnya hasil produksi tentu para konsumen mengalami kejenuhan. Hal ini menjadikan tomat semakin tidak diminati oleh masyarakat. Padahal Dr. John Cook Bennet dari Willoughby University, Ohio, pada tahun 1834 meneliti tomat dan menunjukkan bahwa tomat dapat mengobati diare dan gangguan pencernaan lain. (Mumtazananz, 29 Mei 2007: mumtazananz.wordpress.com)
Peliknya masalah mengenai tomat seperti over produksi, harga yang murah, sulitnya pemasaran serta ketahanan daya tomat maka kita memerlukan suatu metode atau inovasi yang tepat untuk menangani permasalahan tersebut. Salah satu terobosan dan inovasi baru dari tomat adalah torakor alias tomat rasa kurma, yaitu sejenis manisan buah dari tomat. Dengan torakor harapannya dapat mengangkat nilai jual dan daya guna tomat. Dengan metode sederhana tomat bisa disulap menjadi semacam kurma. Prosesnya sangat aman karena tidak menggunakan zat adiktif/kimia lainnya. Bahkan sudah dikenal sejak 1998. Adanya variasi produk diupayakan masyarakat dapat lebih memicu konsumen untuk lebih konsumtif terhadap tomat. Selain itu masyarakat juga dapat menikmati makanan sehat tanpa harus merogok saku dalam-dalam.
Faktor pendukung lain yaitu kandungan warna alami dari tomat membuat torakor tidak memilik efek samping berbahaya. Bahkan menurut dokter gizi, Dr. Leane Suniar Manurung, MSc, tomat yang baik dikonsumsi adalah tomat merah. Karena mengandung vitamin C dan A lima kali lebih banyak dibanding yang lain. Selain itu dengan dibuatnya tomat menjadi torakor maka kandungan lycopene dalam tomat akan lebih besar. Karena menurut Dr. Leane tomat akan lebih berkhasiat bila diolah dulu sebelum dimakan.

1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana cara mengklarifikasi overproduksi tomat agar menjadi poin plus-plus bagi petani maupun pedagang;
2. Bagaimana torakor bisa meningkatkan nilai ekonomis buah tomat;
3. Bagimana proses pembuatan torakor.

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan bahwa tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara yang paling tepat untuk menanggulangi masalah over produksi tomat agar menjadi poin plus-plus bagi petani maupun pedagang;
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan nilai ekonomis dan daya guna pada tomat.

1.4. Manfaat
Manfaat yang didapat dari penulisan karya ilmiah ini adalah:
1. Membantu para petani dan pedagang dalam menghadapi overproduksi tomat;
2. Meningkatkan nilai ekonomis dan daya guna tomat;
3. Mengetahui manfaat-manfaat tomat;
4. Bahan referensi bagi penelitian lain.

BAB II
STUDI ILMIAH

2.1. Tomat Mudah Tumbuh
Tomat atau yang di negara Prancis disebut sebagai apel cinta adalah tipe buah yang mudah dijumpai di pasaran. Hal ini diakibatkan karena tomat mudah tumbuh di Indonesia. Di bawah ini adalah syarat tumbuh tomat pada umumnya:
1. Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi;
2. Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5-6;
3. Curah hujan 750-1250 mm/tahun. Curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian;
4. Kelembaban relatif tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak.
Oleh karena itu, tomat tumbuh subur di Indonesia, bahkan bisa dikatakan surplus. Sayangnya kelebihan ini tidak didukung oleh daya serap pasar yang baik. Pemasarannya hanya mampu menembus pasar tradisional sehingga proses promosi tidak optimal, bahkan para petani mengalami kerugian karena anjloknya harga tomat yang mencapai Rp 200,00/kg. Sangat ironis memang, sehingga diperlukan suatu terobosan yang lebih baik.

2.2. Pengawetan Tomat
Torakor atau tomat rasa kurma adalah suatu metode pengolahan tomat agar nilai ekonomis dan gunanya menjadi lebih baik. Pengawetan tomat menjadi torakor dilakukan dengan bantuan gula dan air kapur, bahkan tidak menggunakan zat/ pengawet buatan.
 Kapur
Dalam proses pembuatan torakor digunakan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa getir dan gatal pada buah. Pemakaian air kapur sirih adalah metode untuk membuat torakor tahan lama karena dapat mengurangi keasaman tomat. Sama halnya denga kapur, pengeringan yang dilakukan selama 3 hari juga membuat tomat lebih tahan lama. Bahkan menurut AD Utami Sutarnadjoyo dan Syaefullah dari Balai Penelitian Holtikultura membuktikan bahwa kapur mampu menjaga kesegaran tomat lebih lama.
 Gula
Gula memiliki peranan besar pada penampakan dan cita rasa torakor. Gula digunakan karena rasa manis sukrosa bersifat murni, sehingga tidak ada after taste yaitu cita rasa kedua setelah cita rasa pertama. Suhu yang tinggi pada pemasakan tomat dengan gula mampu mengeluarkan satu molekul air dari setiap gula sehingga terjadilah glukosan. Gula mampu member stabilitas mikroorganisme pada suatu produk jika diberikan pada konsentrasi yang cukup. Sehingga gula dipakai pada pengawetan bahan pangan.

2.3. Daya Saing Buah
Perkembangan agrobisnis Indonesia terus meningkat. Bahkan saat ini berkembang pasar-pasar modern dimana produk yang dipasarkan tersebut harus memenuhi standart mutu tertentu yang sesuai dengan selera konsumen sehingga kualitas produk yang tidak bermutu tidak akan laku. Permasalahan para petani adalah penggunaan pestisida karena produk yang diterima biasanya dalam kualifikasi A atau produk organik. Selain itu produksi tomat dalam negeri hanya laku di pasar tradisional. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar swalayan, super market, hypermarket dan hotel, mereka mengimpor dari negara lain. Kenaikan impor tomat mencapai 21,63% padahal produksi tomat dalam negeri berlebih.
- Pada tahun 2003 terjadi impor tomat sebesar 5.213.522 kg
- Pada tahun 2004 sebesar 7.762.102 kg
- Pada tahun 2005 sebesar 6.843.938 kg
- Pada tahun 2006 sebesar 10.152.958 kg
Sedangkan buah dalam negeri belum mampu memenuhi kualifikasi untuk menembus pasar internasional.

2.4. Mahalnya Kurma
Kurma adalah salah satu buah yang selalu laku di pasaran, bahkan buah ini diekspor ke banyak negara seperti halnya Indonesia. Harganya pun relatif mahal, terutama pada bulan Ramadhan. Kurma tumbuh subur di negara Arab. Meskipun kurma bisa tumbuh di daerah kering, tetapi kurma tidak bisa tumbuh di Indonesia. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia mengimpor kurma dari negara lain. Dan sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu membuat kurma tumbuh di iklim tropis Indonesia.
Oleh karena itu, kita memerlukan suatu metode pengolahan tomat yang mampu mengatasi permasalahn yang ada. Torakor adalah sebuah teknologi yang mampu memberi keuntungan kepada para petani maupun pedagang. Tomat rasa kurma makanan bergizi dan mudah dibuat.
Pembuatannya tidak memerlukan bahan-bahan mahal. Selain itu torakor juga mudah dipasarkan. Kalau tomat harus segera dipasarkan setelah dipetik, torakor mampu bertahan sekitar 1-2 minggu. Hal ini dibuktikan oleh warga Desa Kradenan, kecamatan Mrebet. Mereka memasarkannya tidak hanya pada pasaran lokal, melainkan produk torakor dipasrakan hingga ke Medan, Lampung, dan Sulawesi. Setelah diolah menjadi torakor harga tomat menjadi lebih mahal. 200 gram torakor dihargai Rp 3.500,00. Dengan dibuat menjadi torakor maka tomat akan lebih awet tanpa mengesampingkan kandungan gizi di dalamnya.
Jadi jangan ragu untuk membuat, membeli, atau mencicipi torakor. Dengan mengubah tomat menjadi torakor, artinya ada secercah harapan bagi para petani, pedagang bahkan masyarakat. Terlebih lagi para pecinta kurma, karena bentuk torakor menyerupai kurma, rasanya pun tidak kalah enak, tetapi harganya lebih murah.
Pada intinya dengan torakor kita dapat meningkatkan kesejahteraan bagi para petani maupun konsumen pecinta tomat dan kurma. Toh pada akhirnya torakor adalah kurma Indonesia.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer