lap. basa-asam

,PERCOBAAN IV
INDIKATOR ASAM BASA

A. Tujuan
Menentukan sifat larutan

B. Alat dan Bahan
1. Tabung reaksi
2. pipet tetes
3. Larutan HCl dan NaOH
4. Metil Orange
5. Metil Red
6. Bromtimol Blue
7. Fenoftalein
8. Indikator Universal
9. Kertas Lakmus merah dan biru

C. Prosedur Kerja
1. Memasukkan larutan HCl ke dalam 4 tabung reaksi masing-masing kurang lebih setinggi 2 cm
2. Tabung ke-1 ditambah dengan satu tetes Metil Orange
Tabung ke-2 ditambah dengan satu tetes Metil Red
Tabung ke-3 ditambah dengan satu tetes Bromtimol Blue
Tabung ke-4 ditambah dengan satu tetes Fenoftalein
3. Mencatat setiap perubahan warna pada masing-masing tabung reaksi
4. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk larutan NaOH
5. Mencelupkan indikator universal pada larutan HCl didalam gelas beker, mencocokan perubahan warnanya pada box indikator universal
6. Mengulangi langkah 4 untuk Larutan NaOH
7. Mencelupkan lakmus merah dan biru dalam HCl dan mengulanginya untuk larutan NaOH

D. Hasil Pengamatan
Tabung ke- Indikator HCl NaOH
1 Metil Orange Merah tua Orange muda
2 Metil Red Merah muda Kuning
3 Bromtimol Blue Biru tua Biru
4 Fenoftalein Biru muda bening Merah tua sekali

Menggunakan Indikator Universal
Larutan HCl pHnya 1
Larutan Naoh pHnya 14

Menggunakan Lakmus
Kertas Lakmus HCl NaOH
Merah Biru Merah
Biru Merah Biru

E. Kesimpulan
Dari perrcobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa HCl merupakan larutan yang bersifat asam, karena pHnya < 7, sedangkan NaOH merupakan larutan yang bersifat basa, karena Ph> 7.
Selain itu karena HCl mengubah lakmus Merah menjadi biru dan NaOH mengubah lakmus biru menjadi merah.

PERCOBAAN V
TITRASI ASAM BASA

A. Tujuan
Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan menggunakan larutan standar NaOH

B. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Ukuran / satuan Jumlah
Labu Erlenmeyer 100 ml 3 buah
Pipet gondok dan Filler 25 ml 1 buah
Buret 50 ml 1 buah
Klem dan statif - 1 buah
Larutan NaOH 0,1 M 100 ml
Larutan HCl - 100 ml
Fenoftalien (pp) 9 tetes

C. Cara Kerja
1. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga volume pada skala 0 ml
2. Memasukkan larutan HCl ke dalam 3 labu erlenmenyer masing-masing 25 ml dengan menggunakan pipet gondok. Menambahkan masing-masing 3 tetes pp.
3. Mentritasi masing-masing larutan HCl dalam tabung erlemenyer tersebut dengan larutan NaOH dari buret tetes demi tetes hingga terjadi perubahan warna
4. Mencatat volume NaOH yang diperlukan untuk mengubah warna larutan HCl



D. Hasil Pengamatan
No. Volume HCl Volume NaOH 0,1 M Rata-rata Volume NaOH
1 25 ml
2 25ml
3 25ml

E. Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada titrasi tersebut !
2. Apa yang dimaksud dengan titik ekuivalen? Bagaimana cara menandai?
3. Mengapa pada titrasi ini dipergunakan indikator pp?
4. Tentukan Molaritas larutan HCl tersebut!

F. Jawaban
1. Reaksi yang terjadi
HCl + NaOH  NaCl + H2O
2. Titik ekuivalen
Titik ekuivalen adalah titik dimana saat larutan asam dan larutan basa tepat habis bereaksi. Dapat diamati bila digambar dalam kurva, dikurva akan memperlihatkan sedikit sebelum dan sedikit sesudah terjadi perubahan Ph dari sekitar 4 menjadi 10.
3. Penggunaan pp sebagai indikator
Digunakan indikator pp karena perubahan warna indikator ini lebih tajam sehingga lebih mudah diamati
4. Molaritas HCl
V1. M1 = V2. M2

G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa molaritas HCl adalah 0,1 M.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
ASAM BASA
Percobaan IV dan V





Oleh :

SMA NEGERI 1 MUNTILAN
2009

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer