Dari Khotbah Jum'at hari ini

hmm tadi khotbahnya subhanallah menyegarkan iman, saya ingin berbagi dengan anda saudaraku semuanya, maaf ditulis seingatnya dengan kata-kata sendiri.."0"/

Bulan Ramadhan usai sudah, kita di syawal sekarang. Hal ini sedemikian rupa pula dengan nasib kebanyakan amalan kaum muslimin pada umumnya, berakhir bersama gema takbir idul fitri. tertutup oleh baju baru, makanan lebaran, parcel dan lain sebagainya. mesjid yang kala Ramadhan hingar bingar oleh deru dzikir sekarang kembali sepi. lalu kemana larinya Tarawih yang dimaksudkan agar kita terbiasa Qiyamul lail, atau tadarus qur'an yang sedemikian kencang dibaca oleh mulut mulut kaum muslimin? padahal Allah tiada pernah memerintahkan untuk menghentikan amal saat Ramadhan berakhir. namun realitanya seperti itu, Ramadhan berakhir, ya usai sudah, tiada berbekas.
Bahwa sesungguhnya Allah telah menjaga kita manusia agar terjaga dari kemaksiatan, dengan menurunkan malaikatnya. jadi sebenarnya diri kitalah yang mengakibatkan kemaksiatan dan kerusakan terjadi. kita yang mengijinkan itu terjadi. Dan nanti, di hari akhir nanti, kita tiada akan dapat berkilah akan kenyataan tersebut.
hal tersebut terukir dengan jelas dalam Firman Allah dalam Ar Ra'du ayat 11


"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

ya begitulah memang, jadi yang mengubah nasib manusia akan menjadi baik atau buruk, bergelimpang kebaikan atau tersuruk dalam kemaksiatan, kitalah yang menghendakinya. Allah telah memberikan penjagaan namun tak urung jualah kita sendiri yang memutuskan kemana langkah kaki kita.
Allah menjaga, men"training" di bulan ramadhan dimaksudkan agar kita menjadi orang yang bertaqwa, siap mengarungi kehidupan selanjutnya. dan hal ini biasanya nampak saat ramadhan usai. saat manusia menghendaki kebaikan maka pastilah amalnya dibulan ramadhan akan tetap dijaganya, dan sebaliknya janganlah sampai kita menjadi "hamba Ramadhan", yaitu orang-orang yang beramal dibulan Ramadhan, dan meninggalkannya di akhir bulan Ramadhan.
Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash ra berkata, Rasulullah saw berkata kepadaku, "Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti fulan yang pernah melakukan salat malam kemudian meninggalkannya." (Muttafaq 'Alaihi).
akankah kita seperti itu?
Padahal Sebagian orang bijak mengatakan: "Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya." Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.
kenmudian di akhir khotbah dianjurkan agar kita melaksanakan puasa 6 hari syawal, Hal ini berdasarkan pada hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersumber dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal maka ia seperti berpuasa ad-dahar (sepanjang tahun).” (HR. Muslim). dan puasa-puasa sunnah di bulan berikutnya.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tiga hari dalam setiap bulan (hijriyah), serta dari Ramadhan ke Ramadhan, semua itu seolah-olah menjadikan pelakunya berpuasa setahun penuh.” (HR. Ahmad dan Muslim)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa kekasihnya (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah mewasiatkan tiga perkara kepadanya, di antaranya adalah puasa selama tiga hari dalam setiap bulan.

Yang paling utama, puasa tiga hari tersebut dilakukan pada ayyamul bidh (hari-hari putih/terang, yakni malam-malam purnama) pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya. Dasarnya adalah hadits Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Wahai Abu Dzar, jika engkau berpuasa tiga hari pada setiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas.” (HR. Ahmad dan an-Nasa’i di dalam as-Sunan)
semoga ini menjadikan tanda bagi yang melaksanakannya bahwa diterima ibadah sebelumnya, yaitu Ibadah Ramadhan.

mohon maaf jikalau ada kesalahan dari tulisan, semoga bermanfaat,
Wallahualam

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer