Lahirnya Sang Nabi Besar (Chapter Three) III

Al-Amin…Yang Terpecaya…Yang Jujur.. (Chapter Five)

Proyek Pemugaran Ka’bah

Di saat Nabi menginjak usia 35 tahun terjadilah peristiwa penting, yaitu dengan rencana memugar bangunan Ka’bah. Inisiatif pemugaran ini berasal dari kalangan Quraisy sendiri dengan cara meninggikan bangunan Ka’bah dengan menutup bagian atasnya. Tadinya Ka’bah ini tidak beratap dan dinding tidak begitu tinggi.
Namun di lain pihak ada keraguan di hati mereka, bahkan terjadi ketakutan pula dengan proyek pemugaran ini, yaitu takut datangnya bencana, karena jika dipungar tentunya harus merobohkan dinding yang ada.

Namun Walid ibn Mughirah , memberanikan diri sebagai orang pertama yang memukulkan cangkulnya ke dinding Ka’bah sambil meyatakan kepada Tuhan, bahwa niat mereka merobohkan Ka’bah ini hanyalah dimaksudkan untuk memugar kembali agar terlihat baik dan bagus.
Selama 2 hari setelah Walid ibn Mughirah merobohkan dinding Ka’bah, orang-orang menunggu apa yang akan terjadi pada diri walid dengan nyalinya itu??? Bencana apa yang akan menimpanya???
Ternyata tidak satupun bencana yang menimpa diri Walid, dan akhirnya masyarakat Quraisy yakin bahwa tindakan memugar Ka’bah itu adalah tindakan yang disetujui Allah, dan tujuannya pun baik. Mereka berjanji pula bahwa dana renovasi Ka’bah ini diambil dari dana yang halal, tidak tercampur dari hasil prostitusi, riba atau hasil aniaya.
Bangunan Ka’bah baru ini tingginya 11 m dengan menggunakan 11 penyangga atap Kabah yang disusun dalam 2 urutan yang masing-masing terdiri dari 3 tiang penyangga. Sedangkan di sudut sebelah barat (dekat dengan Hajar Aswad) dipasang tangga untuk bisa naik ke pintu Ka’bah. Pintu dan atap Ka’bah sengaja dipasang yang sebelumnya tidak ada agar terhindar pencuriaan. Karena di dalam Ka’bah disimpan barang-barang berharga.
Setelah selesai dipugar, kemudian diletakan pula Hubal (salah satu dewa orang Quraisy) di dalam Ka’bah.

Siapa Yang Akan Mengangkat Hajar Aswad..!!!

Singkat kata, suku-suku Quraisy bersama-sama memugar kembali Ka’bah hingga bangunan baru selesai didirikan. Namun terjadi masalah pelik, manakala sampai pada menempatkan kembali Hajar Aswad pada tempatnya.
Batu hitam ini dianggap batu pusaka bangsa Arab (karena Islam belum lahir, dan hanya dikenal hanya oleh orang Arab ketika itu) yang diwariskan turun temurun sejak zaman Nabi Ibrahim as . Batu ini juga memiliki nilai sangat tinggi dan istimewa sekali.
Dampaknya setiap suku Quraisy bersaing memperoleh kehormatan untuk meletakan kembali Hajar Aswad pada tempatnya yang semula. Persaingan itu akhirnya semakin meruncing dan akhirnya terjadi saling mengacam dan nyaris terjadi perang saudara, perang antar suku.
Tiba-tiba ada solusi cemerlang yang ditawarkan Abu Umayyah al-Makhzumi yang berdiri di samping Ka’bah. Orang ini mengusulkan:

“Wahai orang Quraisy! orang yang pertama kali masuk melalui tempat ini, jadikan saja sebagai penengah atau yang akan memutuskan perselisihan di kalian.”

Usulan Abu Umayah ini aditerima secara aklamasi oleh suku-suku yang berada di tempat itu.
Tebak!! Siapa yang pertama kali masuk ke area Ka’bah saat itu??orang yang yang memutuskan satu masalah pelik dan sangat berbahaya. Karena jika usulan ini akhirnya ditolak, dan tidak diterima meskipun oleh sebagian suku-suku yang ada, dipastikan akan terjadi bencana besar, yaitu akan terjadi peperangan di antara suku-suku yang ikut memugar Ka’bah. Dan pastinya tidak diketahui kapan akan selesainya peperangan itu yang akan menghasilkan kesengsaraan, nestapa dan kesedihan. Semua yang hadir menahan nafas, kira-kira siapa yang akan datang!!!
Tiba-tiba mereka berteriak,

“ Orang yang tidak pernah bohong..!! kami setuju, inilah Muhammad..!!!

Lenyaplah ketegangan diantara mereka dengan datangnya sosok yang sangat mereka kenal, yaitu Muhammad, hingga mereka memberi gelar kepada makhluk paling mulia ini dengan gelar Al-Amin, yang terpecaya, orang yang tidak pernah bohong.

Lagi-lagi Pembawa Perdamaian dan Keberkahan

Setelah Nabi diberitahu pokok persoalan yang dihadapi oleh mereka, dengan solusi jitu, jenius dan kepintarannya, selanjutnya Nabi memintya selembar kain yang dapat menahan beban berat batu Hajar Aswad. Setelah tersedia kain yang dipinta, beliau meletakan Hajar Aswad di kain itu. Kemudian beliau memanggil perwakilan dari setiap suku untuk memegang setiap sudut kaindan secara bersamaan disuruh mengangkatnya bersama-sama. Setelah Hajar Aswad itu sampai pada tempatnya, Beliau Saw kemudian mengambil Hajar Aswad dan meletakan pada posisi nya semula. Selamatlah krisis besar yang nyaris mengorbarkan api peperangan.
Kisah ini menunjukan tidak saja kebijksanaan Nabi Saw dari setiap masalah yang pelik dan rumit. Namun juga menunjukan bahwa pribadinya yang jujur dan amanah dikenal luas oleh semua suku Quraisy sebelum beliau mendakwahkan Islam.,bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Rasul.

Bagi kalangan Quraisy, Nabi Saw adalah simbol kejujuran dan amanah, yaitu dua sifat yang ada diri seseorang yang lima tahun kemudian akan menerima amanah besar dari Allah untuk disampaikan kepada seluruh manusia di segala penjuru dunia.
Beliaupun nantinya diutus sebagai Nabi terakhir, sebagai penyempurna semua risalah Allah Swt.
Tidak ada satupun riwayat atau bukti bahwa Nabi Saw pernah menyembah berhala, karena nalurinya sendiri yang menolak untuk menyembah berhala yang dibuat oleh tangan manusia.

Nabi Saw Mendekati Usia 40 Tahun

Ada sebuah kegiatan rutin yang dilakukan Nabi Saw, yaitu setiap bulan ramadhan setiap tahunnya untuk ber tahanust , merenung di sebuah gua yang bernama gua Hira. Disini beliau mengasingkan diri dari keramian manusia, menyendiri, merenung tentang dirinya dengan menyatu di alam sekitarnya: gunung, bebukitan, lembah dan semua peristiwa yang silih berganti pernah datang dalam kehidupan beliau.
Beliau tidak lupa membawa makanan cukup ketika ber tahanust dalam gua hira ini. Terkadang jika perbekalaanya habis, beliau pulang dulu kemudian kembali lagi.

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer