PEMBAHASAN PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN LCC

Gulma, hama, dan penyakit pada tanaman kelapa sawit dan LCC perlu dikendalikan. Pengendalian dengan herbisida sangat cocok karena gulma terlalu banyak dan menutupi piringan kelapa sawit. Alat yang digunakan untuk menyemprotkan herbisida adalah Knapsack Sprayer. Alat harus dikalibrasi dahulu dengan menggunakan air untuk mengukur kecepatan curah (ml/menit) sebelum diisi herbisida. Setelah itu disemprotkan pada piringan kelapa sawit sembari dihitung HOK-nya. Bahan dan Alat Benih Cm, Cp, dan Pj, pupuk SP36, tambang plastik, kantong plastik, ajir, tugal, meteran, timbangan, cangkul, garpu, parang, kored. Metode Penanaman LCC dengan Benih Perlakuan terdiri atas 2 faktor yaitu jenis : Cm (J1), Cp (J2), Pj (J3), Cm + Cp (J4), Cm + Pj (J5), Cp + Pj ( J6), Cm + Cp + Pj (J7), dan perlakuan cara tanam : tunggal 20 cm x 20 cm (T0) dan dialur dengan jarak 50 cm ( T1 ). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pengaturan secara faktorial dua ulangan ( gambarkan lay out percobaannya! ) Tiap satuan percobaan berukuran 3 m x 1.5 m atau disesuaikan dengan luas teras, benih ditanam sesuai dengan perlakuan. Benih digunakan J1 = 28 Kg/ha, J2 = 28 Kg/ha, J1+J2 = 28 Kg/ha ( perbandingan 6 : 8 ), J1+ J2+J3 = 28 kg/ha (perbandingan 4:6:4). Sebelum ditanam benih dicampur dengan pupuk SP18 dengan perbandingan 2:1 Tanah dicangkul, digemburkan dan diratakan serta dibuat saluran sebagai batas petak. Pasang ajir pada sisi-sisi yang berhadapan dengan jarak 20 cm untuk perlakuan tunggal, jarak 50 cm untuk sistem larikan, arah larikan searah dengan kontur ( tegak lurus arah kemiringan lereng). Ingat barisan pertama setengah jarak tanam dari pinggir petakan ! Bahan dan Alat Ajir bambu, meteran 30 m, parang, garpu dan cangkul, dan Simple Water Level ( SWL ). Metode A. Pembuatan Teras Individu atau Tapal Kuda Buatlah rintisan batas teras bagian atas dan bagian bawah dengan memperhatikan bentuk kontur yang telah dibuat dan keefektifan bidang olah lahan. Pasisi ajir ( pada kontur A, B, dst ) berada pada sekitar tengah dari bidang olah teras. Ukuran teras individu 1.0-1.5 m dari batang tanaman, dibuat segi empat ( bujur sangkar atau empat persegi panjang) bergantung derajat kemiringan lereng. Tanah di bagian atas ajir akan dibentuk menjadi rata (dicangkul), sedangkan bagian bawah dari ajir akan ditimbun. Perhatikanlah kesuburan tanah bagian top soil dan sub soil, usahakanlah agar bagian tanah yang subur berada pada bidang olah teras. Selanjutnya teras tersebut diratakan dan diinjak-injak supaya teras menjadi lebih kuat dan mantap. Agar teras tidak mudah longsor, teras bangku sebaiknya tidak horizontal, tempi harus agak miring ke dalam ± 3 % atau ± 5 % (goler kampak). Buatlah saluran air dan terjunan air antar teras. Saluran pembuangan air dibuat menuju ke arah saluran pembuangan air alami. Lokasi ditentukan pada tempat-tempat terakumulasinya air hujan. Jarak antara 2 saluran bergantung pada situasi lapangan. Buatlah rorak buntu sebagai penampung air hujan dan aliran permukaan pada bagian atas teras dekat bates talud. Arah rorak searah dengan garis kontur atau teras. Bahan dan Alat Theodolit, abney level, klinometer, altimeter, pita meter, dan kompas. Metode 1. Abney level Abney level adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemiringan lahan dan tinggi tanaman. Abney level terdiri atas busur untuk pembacaan kemiringan, lensa okuler, dan water-pass. Panjang abney levelyaitu 12.7 cm, lebamya 3.2 cm, dan berat 179 gram. Cara penggunaan: Tentukan posisi Saudara dan objek yang akan diukur. Arahkan abney level ke titik tinggi yang akan diukur (setinggi mata pengukur). Melalui lensa okuler, tepatkan posisi abney level di tangan (naik-turunkan) sampai waterpass tepat sejajar dengan garis horisontal. Kemiringan suatu objek dapat diketahui dengan membaca angka yang tertera pada busur abney level. Dari derajat kemiringan yang diperoleh, dapat diketahui tinggi suatu objek. 2. Klinometer Sama halnya seperti alat abney level, klinometer digunakan untuk mengukur kemiringan lahan dan tinggi tanaman. Akan tetapi cara penggunaan klinometer dapat dibaca langsung kemiringannya dengan membidik sasaran dan membaca angka yang sejajar dengan taiget sasaran dan garis/benang yang ada dalam klinometer. Selain itu, alat klinometer dapat menentukan langsung berapa derajat kemiringan (yang ditunjukkan pada skala yang ada di sebelah kanan bidikan dalam klinometer) dan persentase kemiringan (yang ditunjukkan pada skala yang ada di sebelah kiri bidikan dalam klinometer). 3. Altimeter Alat ini berguna untuk mengukur tinggi suatu tempat dari permukaan laut berdasarkan tekanan udara. Untuk mendapatkan ketelitian yang baik, alat ini perlu dikalibrasi dengan cara mengambil jarak 1 mil dari laut (0 m dpi). Altimeter mudah digunakan, mudah dibawa dan dapat mengukur ketinggian tempat dari permukaan laut secara langsung, cepat dan praktis hanya dengan mengaktifkan alat, kemudian langsung membaca skala yang ditunjukkan oleh jarum pada altimeter setelah 24 jam disimpan di tempat yang akan ditentukan ketinggiannya. Altimeter memerlukan kalibrasi yang berulang-ulang dan perubahan nilai akan jelas berbeda apabila perbedaan ketinggiannya mencolok. 4. Kompas Kompas merupakan alat yang berfungsi untuk menentukan arah. Alat ini bekerja berdasarkan pengaruh medan magnet bumi sehingga arah jarum penunjuknya akan selalu mengarah ke utara dan selatan. Berdasarkan hal tersebut, kemudian dapat ditetapkan lokasi suatu tempat yang dilihat dari besarnya pergeseran jarum kompas. Bagian-bagian alat ini yaitu : 1. vizier, 2. jarum kompas, 3. skala azimuth, 4. penunjuk skala helling, 5. nivo,6. skala helling, 7. kunci kompas, dan 8. cermin. Cara penggunaan: (1) posisi alat harus horizontal (dilihat dari keadaan nivo bulat, berada di tengah), (2) posisi jarum utara-selatan ditetapkan pada notasi yang ada; (3) setelah itu bidik arah yang dituju; (4) besar sudut dapat dibaca pada angka yang ditunjukkan jarum arah selatan (berwarna putih). 5. Theodolit Bagian-bagian utama dari alat ini adalah : 1. statif atau penyangga alat (tripodX 2. teropong yang didalamnya terdapat sumbu-sumbu atau benang baik benang atas dan bawah maupun benang tengah, 3. nivo yang digunakan melihat gelembung udara atau mengetahui posisi alat, 4. sekrup pengungkit untuk mengatur agar gelembung udara dalam nivo terdapat di tengah sehingga alat pada posisi horizontal/mendatar, 5. pengatur lensa untuk mengatur kejelasan pembacaan angka atau target, dan 6. seknip pengunci agar teropong tidak hergerak atau kokoh. Cara penggunaan: (1) tepatkan kedudukan theodolrt di penyangga/statif; (2) atur skrup kiri dan kanan dengan memutar ke dalam atau keluar secara bersamaan hingga gelembung udara pada nivo tepat berada di tengah yang berarti theodolrt sudah rata, ulangi untuk kedua sisi yang lain; (3) arahkan alat pembidik/pengarah ke target rod;.(4) objek harus berhimpit dengan garis pengarah; (5) intip dari teropong/lensa, lihat nilai pada target rod yang berhimpit dengan sumbu/benang tengah teropong untuk menentukan beda tinggi, sedangkan untuk menentukan jarak dengan melihat nilai dari benang atas dan benang bawah. Bahan dan Alat Theodolit, target rod, meteran, dan ajir. Metode 1. Daerah yang akan dibuat peta kontur diberi batas dengan menggunakan ajir atau menggunakan metode grid (checker board method], vaitu dengan membagi bidang lapangan menjadi petak-petak persegi dan titik-titik potongnya diberi notasi. 2. Sebelum melakukan pengukuran, theodolit ditempatkan pada posisi ajir yang mudah dijangkau oleh alat dan ketinggian tempat telah ditentukan. 3. Pasang theodolit di atas penyangga dan atur gelembung udara pada nivo sehingga posisi alat horizontal. 4. Pasang target rod pada titik atau BM yang sudah diketahui ketinggiannya untuk menentukan HL 5. Kemudian pasang target rod pada setiap ajir yang akan dibidik. 6. Arahkan alat pembidik/pengarah ke target rod dan catat nilai yang didapat atau yang terlihat pada sumbu/benang tengah pada teropong, kemudian pindahkan target rod ke ajir yang lain dan lakukan pengukuran. 7. Angka yang didapat adalah beda tinggi antara kedudukan theodolit dengan objek/ajir. 8. Pindahkan theodolit apabila ajir terhalang atau sulit untuk dibidik. 9. Setelah semua data terkumpul, buat peta kontur pada milimeter block dengan jarak antar titik 5 m x 5 m (1 cm di kertas = 1 meter di lapang). A,B, C, D,E sebagai ordinat Bahan dan Alat Bahan yang digunakan antara lain bahan bakar minyak, sedangkan alat yang digunakan terdiri atas diskplow, slasher, dan holedigger, serta penghitung waktu ( stop watch ) dan meteran. Metode Peragaan penggunaan alat mekanis dilakukan oleh seorang operator, sedangkan mahasiswa mengukur, mencatat dan membandingkan waktu dan hasil pekerjaan dengan cara manual, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Mahasiswa dibolehkan untuk mencoba mengoperasikan alat-alat mekanis tersebut dengan bimbingan operator. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan terdiri atas buah kakao (Theobroma cacao) var. Upper Amazone Hybrid (UAH), abu gosok, top soil, pupuk kandang, polybag hitam ukuran 40 cm x 30 cm. Sedangkan alat yang digunakan cangkul, ember, ajir, golok. Metode Pembuatan Benih Buah kakao dipecah, bijinya dikeluarkan dan dipisahkan antara bagian pangkal + ujung dan tengah (masing-masing 1/3 bagian). Biji dari bagian pangkal + ujung dan tengah masing-masing ditampung dalam ember terpisah. Biji yang masih mengandung pulp (lendir) digosok dengan abu gosok sampai biji tidak licin lagi, kemudian dicuci dengan air. Biji yang telah dicuci kemudian dikeringanginkan di atas kertas koran beberapa menit Setelah kering angin, kadar air biji ± 50 % dan biji siap untuk disemai. Biji kakao dari kedua bagian tersebut disemaikan secara terpisah. Pembuatan persamaian Dibuat dua persemaian masing-masing untuk benih yang berasal dari bagian pangkal + ujung dan bagian tengah. Tanah dicangkul sedalam 20 cm, dihaluskan kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1.2 m, panjang sesuai kebutuhan, tinggi 20 cm. Benih kakao yang sudah disiapkan sebelumnya disemaikan dengan posisi benih bagian yang lebar ("eye") dibenamkan ke dalam tanah hingga 2/3 bagian, sedangkan 1/3 bagian atas berada di atas permukaan tanah. Jarak antar benih 5 cm, jarak dalam barisan ± 1 cm. Naungan persemaian menggunakan naungan alami dari tanaman karet. Benih kakao akan mulai berkecambah pada umur satu minggu dan sudah bisa dipindahkan ke pembibitan paling lambat pada umur 12 hari. Pembuatan Pembibitan Menyediakan media tumbuh untuk mengisi polybag. Media tumbuh terdiri atas top soil dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 berdasarkan volume. Media tumbuh yang sudah tercampur merata, halus, dan bersih dari sisa-sisa akar tanaman, dimasukkan ke dalam polybag sampai penuh dan rata. Polybag tersebut sebelumnya dilipat terlebih dahulu bagian atasnya ± 3 cm dan diberi lubang pervorator untuk mengalirkan kelebihan air. Polybag yang telah diisi media tumbuh disusun rapat di antara gawangan tanaman karet. Jarak antara kelompok 25 cm. Media tumbuh dalam polybag tersebut siap untuk ditanami kecambah kakao sebanyak satu kecambah tiappolybag. Pada waktu menanam kecambah kakao, harus diusahakan akar dalam posisi tegak lurus ke bawah dan akar harus tertimbun (kontak) dengan tanah. Setiap kelompok mengerjakan 10 polybag untuk kecambah dari bagian pangkal + ujung dan 10 polybag untuk kecambah dari bagian tengah. Bahan dan Alat Ajir bambu, kompas, meteran 50 m atau 30 m, tambang plastik. Metode A. Tata tanam empat persegi panjang 5.2 m x 3 m Tentukan arah timur-barat (TB) dan utara-selatan (US), keduanya berpotongan lurus di titik A. Untuk membuat sudut siku-siku atau garis tegak lurus digunakan dalil Pythagoras dengan perbandingan 5 : 4 : 3. Ukur pada arah TB dan US berturut-turut 5.2 m dan 3 m. Ukur AD = 36.4 m pada arah TB dan AB = 21 m pada arah US Buat garis a dan b tegak lurus pada garis c dan d masing-masing pada titik ADBC Untuk mengisi petak, ukur dengan jarak 5.2 m pada AD didapatkan titik Al, A2, A3,..., A7 dengan cara yang sama pada BC diperoleh titik CI, C2, C3,..., C7. Ukur dengan jarak 3 m pada AB didapatkan titik Bl, B2, B3, ..., B7 dengan cara yang sama pada DC diperoleh titik Dl, D2, D3,..., D7. Dengan cara membidik dari arah TB dan US, hubungkan titik Al dan CI serta Bl dan Dl dan akan diperoleh titik potong antara Al CI dan Bl Dl. Pada titik potong tersebut ditancapkan sebatang ajir. Dengan cara yang sama titik-titik potong lainnya dapat dikerjakan hingga selesai. (Gambarkan teriebih dahulu titik-titik dan garis-garis tersebut di atas sehelai kertas agar memudahkan pekerjaan. B. Tata tanam segitiga sama sisi 6 m x 6 m x 6 m Ajir yang telah dipancang dan bernomor genap (2, 4, 6,..., dst.) atau ganjil (1, 2, 3, ...., dst.) pada bagian A dicabut berselang, baik menurut arah AD maupun menurut arah AB nomor 1, 3, 5., dst. Untuk memudahkan pencabutan ajir sebaiknya dilakukan menurut arah diagonal. Bahan dan Alat Bibit tanaman perkebunan siap salur (bergantung jenis tanamannya), pupuk Vajir, cangkul, garpu, alat ukur lubang tanam, meteran. Metode Pada ajir yang telah ditentukan buat lubang tanam dengan ukuran 60 cm . Ajir terletak pada titik perpotongan antara kedua diagonal lubang. Tanah yang digali dipisahkan antara lapisan atas (top soil) dengan lapisan bawah (sub soil), misalnya lapisan atas di sebelah barat dan lapisan bawah di sebelah timur. Lubang tanam dan tanah galian tersebut diberi pupuk kandang sebanyak 3 -5 kg/lubang dan dicampur secara merata. Biarkan selama dua minggu. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah bibit padi hasil persemaian sebelumnya. Alat yang digunakan adalah tambang plastik, caplak, dan ember. Metode Cara tanam padi yang digunakan adalah cara tanam sistem legowo, yaitu cara tanam berselang-seling 2 baris dan 1 baris kosong. Jarak antar baris tanaman yang dikosongkan disebut satu unit. Untuk legowo 2:1, populasi tanaman tidak berubah (sama dengan 20 cm x 20 cm). Bibit padi yang digunakan adalah bibit yang berumur 15-20 hari. Jumlah bibit yang ditanam adalah 2-3 bibit/rumpun. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah pupuk Urea, SP-36, KC1, insektisida, fungisida, dan air. Alat-alat yang digunakan adalah ember, knapsack sprayer, timbangan, dan budidaya, seperti cangkul, kored, landak. Metode Pemupukan Pemupukan N, P, dan K pertama kali dilakukan sebelum 14 hari setelah tanam (HST)/transplanting dengan dosis disesuaikan dengan varietas yang akan ditanam. Penyiangan gulma Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma (rumput/tumbuhan pengganggu) yang berada di sekitar tanaman padi dengan menggunakan tangan atau dengan menggunakan landak. Pengendalian hama dan penyakit Dilakukan dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida dan fungisida untuk mengendalikan hama dan penyakit. Selain itu, dilakukan juga pembersihan sawah dari keong yang berada disekitar pertanaman dan membuangnya. Bahan dan Alat : Bahan yang digunakan terdiri atas serasah atau sisa-sisa tanaman. Alat yang digunakan terdiri atas gergaji pangkas, cangkul, meteran atau alat ukur tinggi pangkasan. Metode A. Pemangkasan pemeliharaan Tanaman Kakao Bagian tanaman yang dipangkas : tunas air, cabang adventif (cabang sapu), cabang sakit kering dan cabang yang terlindung. Untuk tunas/cabang yang berdiameter < 1 cm digunakan gunting pangkas, sedangkan tunas/cabang yang berdiameter > 1 cm digunakan gergaji pangkas. Pemotongan tunas/cabang dilakukan pada pangkalnya sedemikian rupa sehingga tidak ada tunggul tersisa dan tidak merusak kulit batang ataupun Pengamatan: Amati struktur morfologi dari tanaman kakao yang Saudara pangkas : batang, jorquette, cabang primer, cabang sekunder, tunas air, cabang sapu, warna flush, bunga dan buah. Bila perlu digambar secara skematis Catat prestasi kerja kelompok saudara (jumlah pohon yang dipangkas dan waktu yang digunakan). Hitung berapa HOKha. Standar HOK untuk pemangkasan pemeiiharaan tanaman kakao 7 HOK ha dengan populasi 1.000 pohon/ha B. Pemangkasan Bersih Tanaman Teh Tentukan batas tinggi pangkasan 45 - 60 cm di atas perrnukaan tanah dengan alat ukur (dari _amboo atau dengan pita meteran). Pada batas tinggi pangkasan teisebut di atas dilakukan pemangkasan, termasuk membuang semua ranting-ranting kecil yang berukuran diameter kurang 2 cm. Untuk cabang/ranting dengan diameter < cm digunakan gaet pangkas, sedangkan untuk cabang/ranting dengan diameter > 2 cm digunakan gergaji pangkas. Bidang pangkas di bagian tepi harus rata, sedangkan di bagian tengahnya lebih rendah (bentuk akhir seperti mangkok). Luka pangkas harus rata dan membentuk sudut45° menghadap ke dalam perdu. Sisa pangkas yang dihasilkan ditutupkan pada perdu yang baru dipangkas selama 3-5 hari untuk menghindari penyinaran matahari langsung pada batang/cabang yang terluka Bahan danAlat Bahan yang digunakan adalah pupuk N, P, K, insektisida, herbisida, dan air. Alat-alat yang digunakan adalah ember, knapsack sprayer, timbangan, dan alat budidaya, seperti cangkul, kored, dan garpu. Metode Pemupukan Timbang pupuk Urea, SP-36, dan KC1 sesuai kebutuhan tanaman kemudian dicampur Buat alur pupuk melingkari tanaman yang akan dipupuk Taburkan campuran pupuk tersebut pada alur yang telah dibuat Kemudian tutup alur tersebut. Penyiangan gulma Membabad gulma dengan kored Mencabut dan membersihkan gulma dengan tangan Menggunakan cangkul atau garpu untuk gulma berkayu Pengendalian hama dan penyakit Buat larutan insektisida dan fungisida dengan konsentrasi 0.2 % dalam ember volume 101. Masukan larutan tersebut ke dalam Knapsack Sprayer. Lakukan penyemprotan terhadap tanaman secara hati-hati.

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer