Fluida Dinamik

METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka pemikiran Berdasarkan pembahasan teori dan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab II, maka efek medan magnet pada air sadah dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis yang disesuaikan dengan kondisi operasi dan efek presipitasi CaCO3 yang ditimbulkannya. Gambar 3.1 menunjukkan kerangka berfikir pengembangan sistem AMT melalui pemahaman efek interaksi hidrat ion dan interaksi ion terhadap presipitasi CaCO3 pada air sadah termagnetisasi. Efek medan magnet pada air sadah Efek interaksi ion Efek interaksi hidrat ion Terjadi saat dan sesudah magnetisasi, Terjadi saat magnetisasi, ketika sebelum presipitasi terjadi presipitasi terjadi Model larutan: Na2CO3 dan CaCl2 Model larutan : CaCO3 Magnetisasi fluida statik: Magnetisasi fluida statik: • Memperkuat interaksi hidrat ion • Menurunkan presipitasi • Efek memori magnetik Menaikkan presipitasi Magnetisasi fluida dinamik: Magnetisasi fluida dinamik: • Memperlemah interaksi hidrat ion • Menaikkan presipitasi • Efek memori magnetik Menaikkan presipitasi Konsep sistem AMT yang efektif Gambar 3.1. Kerangka berfikir pengembangan konsep sistem AMT yang efektif melalui pemahaman efek interaksi hidrat ion dan interaksi ion terhadap presipitasi CaCO3 pada air sadah termagnetisasi. Berikut penjelasan masing-masing efek tersebut : 55 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia 1. Efek penguatan interaksi hidrat ion terjadi pada magnetisasi sistem fluida statik di mana presipitasi belum terjadi. Magnetisasi larutan Na2CO3 akan memperkuat interaksi hidrat ionnya yang dapat diamati dengan melihat adanya kenaikan konduktivitas larutan sesudah magnetisasi. Efek ini akan menekan presipitasi CaCO3 ketika larutan Na2CO3 termagnetisasi dicampur dengan larutan CaCl2. Efek penguatan hidrat ion ini tetap terlihat pada ion-ion temagnetisasi meskipun sudah tidak ada medan magnet (efek memori magnetik). 2. Efek interaksi hidrat ion pada sistem fluida dinamik; dampak pada hidrat ion maupun presipitasi CaCO3 belum teramati. Adanya efek gaya Lorentz dan agitasi mekanik yang terjadi pada hidrat ion larutan Na2CO3 dan larutan CaCl2 yang dimagnetisasi dengan sistem fluida dinamik diduga akan memperlemah kekuatan hidratnya. Hal tersebut akan mendorong presipitasi CaCO3-nya. 3. Efek penguatan interaksi ion pada sistem fluida statik berdampak mendorong terjadinya presipitasi CaCO3. Efek ini terjadi saat magnetisasi pada larutan yang sedang berpresipitasi. 4. Efek penguatan interaksi ion pada sistem fluida dinamik melalui efek gaya Lorentz berdampak mendorong presipitasi CaCO3. Efek ini terjadi saat magnetisasi pada larutan yang sedang berpresipitasi. Presipitasi CaCO3 pada sistem sirkulasi fluida dinamik dipengaruhi oleh medan magnet dan proses sirkulasi. Waktu efektif magnetisasi merupakan parameter penting untuk melihat efek optimum magnet terhadap peningkatan presipitasi CaCO3. Pengujian ke-empat efek tersebut pada berbagai parameter yang berpengaruh akan menjawab tujuan pertama penelitian ini, yaitu mendapatkan pemahaman dan kejelasan tentang efek interaksi hidrat ion dan efek interaksi ion terhadap presipitasi CaCO3 pada air sadah termagnetisasi. Tujuan selanjutnya dari studi ini adalah mendapatkan suatu konsep sistem AMT yang efektif mendorong presipitasi CaCO3 berdasarkan pemahaman dari hasil pengujian efek interaksi hidrat ion dan efek interaksi ion pada air sadah termagnetisasi. Sistem AMT yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah AMT yang dapat menekan pembentukan kerak CaCO3 dengan menurunkan kandungan ion Ca2+ dan CO32- pada air sadah (menurunkan kesadahan) menggunakan sistem sirkulasi fluida dinamik. Penurunan kesadahan pada proses AMT dilakukan dengan 3 tahap sebagai berikut: a. Tahap pertama adalah proses magnetisasi larutan dengan sistem sirkulasi fluida dinamik. Jika presipitasi sudah terjadi saat magnetisasi (harga supersaturasi tinggi) maka akan terjadi peningkatan presipitasi saat magnetisasi, dan untuk mendapatkan efek optimum proses maka magnetisasi dilakukan pada waktu efektif magnetisasi. Jika presipitasi belum 56 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia terjadi (harga supersaturasi rendah), maka terjadi penurunan interaksi hidrat ion dan pada kondisi ini peningkatan presipitasi baru terjadi sesudah proses magnetisasi (Tahap 2 dan 3). b. Tahap 2 dilakukan proses agitasi mekanik guna menaikkan pH larutan dan menurunkan CO2 terlarut sehingga presipitasi CaCO3 dapat lebih cepat terjadi. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan sirkulasi aliran fluida. c. Tahap ke 3 adalah proses pengendapan agar presipitasi masih dapat berlangsung dan partikel CaCO3 yang sudah terbentuk pada air sadah hasil olahan dapat dipisahkan. Gambar 3.2 menunjukkan skema usulan proses sistem AMT yang efektif menurunkan kesadahan air yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Tahap 1 Tahap 2 Magnetisasi fluida Dinamis Dinamis Air Sadah (Ca2+ ) tinggi Efek penguatan interaksi ion dan pelemahan hidrat ion Agitasi mekanik Air Sadah Menaikkan pH, mendorong presipitasi CaCO3 Tahap 3 Pengendapan Air sadah olahan [Ca2+ ] & [CO32-] rendah Presipitasi dan pemisahan partikel CaCO3 Partikel CaCO3 Gambar 3.2. Skema usulan konsep proses sistem AMT yang efektif untuk menurunkan kesadahan air (cSaksono et al, 2007). Studi Pengaruh dan Efektivitas proses AMT 57 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia Tahap I Tahap II Efek interaksi hidrat ion fluida statik Efek interaksi hidrat ion fluida dinamik Kondisi operasi : Kondisi operasi : • Larutan Na2CO3 & CaCl2 • Larutan Na2CO3 & CaCl2 • Magnetisasi sebelum presipitasi • Magnetisasi sebelum presipitasi • Sistem fluida statik • Sistem fluida dinamik Variabel proses : Variabel proses : waktu magnetisasi, kuat medan, suhu, waktu sirkulasi, laju alir, panjang magnet, konsentrasi, waktu peyimpanan suhu, konsentrasi, waktu peyimpanan Pengamatan sesudah magnetisasi : Efek sesudah magnetisasi : • Interaksi hidrat ion ≈ konduktivitas • Interaksi hidrat ion ≈ konduktivitas • Presipitasi CaCO3 • Presipitasi CaCO3 • Efek memori magnetik • Efek Memori magnetik • Morfologi dan sifat deposit CaCO3 • Morfologi dan sifat deposit CaCO3 Tahap IV Tahap III Efek interaksi ion fluida dinamik dan Efek interaksi ion fluida statik uji efektivitas tahapan proses sistem Kondisi operasi : AMT • Model Larutan CaCO3 Kondisi operasi : • Magnetisasi sebelum presipitasi • Larutan CaCO3 dan saat presipitasi berlangsung • Magnetisasi sebelum presipitasi & • Sistem fluida statik saat presipitasi berlangsung Variabel proses : • Sistem fluida dinamik pH larutan Variabel proses : Pengamatan saat magnetisasi: pH larutan, kecepatan alir, panjang • presipitasi CaCO3 magnet, waktu sirkulasi, kuat medan, vol • Morfologi dan sifat deposit CaCO3 sampel & konsentrasi sampel. Efek sesudah magnetisasi : Pengamatan saat magnetisasi: • Interaksi hidrat ion ≈ konduktivitas • Presipitasi CaCO3 • Presipitasi CaCO3 Pengamatan sesudah magnetisasi : • Interaksi hidrat ion ≈ konduktivitas a. Presipitasi CaCO3 b. Morfologi dan sifat deposit CaCO3 Pemahaman dan kejelasan pengaruh medan magnet pada air sadah Konsep sistem AMT yang efektif Gambar 3.3. Diagram alir tahapan penelitian 58 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia 3.2 Metode dan ruang lingkup penelitian Berdasarkan pemikiran diatas maka efek interaksi hidrat ion dan efek interaksi ion adalah dua efek penting dalam mempelajari perilaku presipitasi CaCO3 pada air sadah termagnetisasi. Untuk itu diperlukan kondisi operasi dan jenis larutan tertentu guna dapat mengamati fenomena kedua efek tersebut pada presipitasi CaCO3 dan sekaligus melihat efektivitasnya dalam mendorong presipitasi CaCO3 dalam tiap tahapan proses sistem AMT yang diusulkan. Skema diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.3. Berikut tahapan dan penjelasannya. 3.2.1 Efek interaksi hidrat ion pada sistem fluida statik Efek interaksi hidrat ion akan teramati dengan baik pada larutan ionik dengan kejenuhan rendah. Untuk itu akan digunakan senyawa Na2CO3 dan CaCl2 yang memiliki sifat elektrolit kuat dan harga kelarutan yang tinggi dalam air. Magnetisasi dilakukan pada masing-masing larutan Na2CO3 dan CaCl2 dalam keadaan diam (sistem fluida statik) dan untuk melihat pengaruh medan magnet pada sifat hidrat ion-nya akan diuji konduktivitas larutannya sebelum dan sesudah magnetisasi. Efek penguatan interaksi hidrat ion pada proses presipitasi akan teramati dengan menaikkan kejenuhan larutan Na2CO3 dan CaCl2 dengan cara mencampur keduanya yang mengakibatkan terjadinya presipitasi CaCO3. Efek interaksi hidrat ion untuk sistem fluida statik adalah menurunkan presipitasi CaCO3. Hipotesis untuk proses ini adalah medan magnet akan memperkuat interaksi hidrat ion yang menyebabkan presipitasi ion-ionnya menurun. Pengaruh kondisi operasi (konsentrasi larutan, kuat medan, waktu magnetisasi, suhu presipitasi, waktu presipitasi) dalam menekan presipitasi CaCO3 perlu dilakukan guna melihat efektivitas proses ini. Morfologi dan sifat deposit yang terbentuk oleh efek interaksi hidrat ion ini juga akan dilakukan untuk mendapatkan informasi dan pemahaman yang lebih lengkap. 3.2.2 Efek interaksi hidrat ion pada sistem fluida dinamik Efek interaksi hidrat ion untuk sistem fluida dinamik diamati dengan mengalirkan larutan ion dengan kejenuhan rendah (larutan Na2CO3 dan CaCl2) melewati suatu medan magnet. Magnetisasi dilakukan pada masing-masing larutan Na2CO3 dan CaCl2 dengan sistem sirkulasi fluida dinamik dan untuk melihat pengaruh medan magnet pada sifat hidrat ion-nya akan diuji konduktivitas larutannya sebelum dan sesudah magnetisasi. Efek penurunan ikatan hidrat ion pada proses presipitasi akan teramati dengan mencampur larutan Na2CO3 dan CaCl2 sehingga terjadi presipitasi CaCO3. Efek interaksi hidrat ion untuk sistem fluida dinamik adalah menurunkan presipitasi CaCO3. Hipotesis untuk proses ini adalah medan magnet akan memperlemah interaksi hidrat ion yang menyebabkan presipitasi ion-ionnya meningkat. Pengaruh kondisi operasi (konsentrasi larutan, waktu magnetisasi, suhu presipitasi, waktu presipitasi dan laju alir) dalam menekan presipitasi CaCO3 perlu dilakukan guna melihat efektivitas 59 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia proses ini. Morfologi dan sifat deposit yang terbentuk oleh efek interaksi hidrat ion ini juga akan dilakukan untuk mendapatkan informasi dan pemahaman yang lebih lengkap. 3.2.3 Efek Interaksi ion pada sistem fluida statik. Efek interaksi ion dalam larutan dengan magnetisasi sistem fluida statik akan diamati pada kondisi presipitasi larutan sedang terjadi. Untuk itu magnetisasi dilakukan pada larutan air sadah dengan kondisi supersaturasi yang tinggi menggunakan larutan CaCO3. Hipotesis pada bagian ini adalah magnetisasi larutan CaCO3 sebelum terjadi presipitasi diduga akan menyebabkan peningkatan interaksi hidrat ion sehingga terjadi penurunan presipitasi CaCO3 sesudah proses magnetisasi untuk sistem fluida statik. Untuk itu akan digunakan larutan CaCO3 dengan pH redah (supersaturasi rendah) dimana presipitasi belum terjadi saat magnetisasi. Pembuktian hipotesis ini dilakukan dengan melakukan pengukuran konduktivitas larutan dan presipitasi CaCO3 setelah magnetisasi. Morfologi dan sifat deposit yang terbentuk oleh efek interaksi ion ini juga perlu dilakukan guna melengkapi hasil studi ini. 3.2.4 Efek interaksi ion pada sistem fluida dinamik dan uji efektivitas tahapan proses sistem AMT Efek interaksi ion jenis ini akan diamati dengan cara memagnetisasi larutan CaCO3 pada kondisi sirkulasi fluida dinamik. Peningkatan energi interaksi ion oleh medan magnet pada sistem fluida dinamik adalah mendorong presipitasi CaCO3 saat magnetisasi. Efek ini akan teramati ketika ion-ion pada larutan sudah berpresipitasi. Hipotesis pada bagian ini adalah magnetisasi larutan CaCO3 sebelum terjadi presipitasi diduga akan menyebabkan peningkatan interaksi hidrat ion sehingga terjadi penurunan presipitasi CaCO3 sesudah proses magnetisasi untuk sistem fluida dinamik. Untuk itu akan digunakan larutan CaCO3 dengan pH rendah (supersaturasi rendah) dimana presipitasi belum terjadi saat magnetisasi. Pembuktian hipotesis ini dilakukan dengan melakukan pengukuran konduktivitas larutan dan presipitasi CaCO3 setelah magnetisasi. Morfologi dan sifat deposit yang terbentuk oleh efek interaksi ion ini juga perlu dilakukan guna melengkapi hasil studi ini. Uji efektivitas tahapan proses sistem AMT meliputi uji presipitasi CaCO3 saat magnetisasi (magnetisasi sirkulasi) dan sesudah magnetisasi (pengendapan) dengan variabel proses meliputi: pH larutan, kecepatan alir, kuat medan, panjang magnet, konsentrasi, dan volume larutan. Pada tahap ini juga akan dilakukan pengujian waktu efektif magnetisasi. Selanjutnya dibuat pemodelan presipitasi CaCO3 untuk sistem fluida dinamik untuk mendapatkan waktu efektif magnetisasi dan penurunan ion Ca2+ dalam larutan pada berbagai kondisi operasi. Terakhir akan diajukan beberapa konfigurasi sistem AMT penurun kesadahan dengan analisis efektivitas sistem proses . 60 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia 3.3 Tahapan Penelitian Penelitian ini bersifat investigasi eksperimental yang dilakukan di Departemen Teknik Kimia FTUI. Untuk analisis SEM dan XRD dilakukan di Departemen Metalurgi dan Material FTUI. Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan dalam 4 tahapan, tahap pertama pegujian efek interaksi hidrat ion pada sistem fluida statik, kedua tahap pengujian efek interaksi hidrat ion pada sistem fluida dinamik, dan selanjutnya pengujian pengujian efek interaksi ion pada sistem fluida statik. Tahap ke empat adalah pengujian efek interaksi ion pada sistem fluida dinamik serta pengujian efektivitas tahapan proses sistem AMT yang diusulkan dalam penelitian ini. 3.3.1 Tahap I : Efek interaksi hidrat ion pada sistem fluida statik Percobaan ini dilakukan dengan memagnetisasi terlebih dahulu larutan 0.01 M Na2CO3 dan 0.01 M CaCl2 masing-masing sebanyak 10 mL dalam tabung magnetisasi sebelum dilakukan pencampuran. Selanjutnya kedua larutan yang telah dimagnetisasi dipindahkan kedalam tabung presipitasi untuk diamati presipitasi CaCO3-nya. Sebagian yang lain dari sampel larutan Na2CO3 dan CaCl2 termagnetisasi akan diuji konduktivitasnya. Skema percobaan ditunjukan pada gambar 3.4. larutan Na2CO3 Tabung Presipitasi larutan CaCl2 Larutan Na2CO3 + CaCl2 Magnet permanen Uji presipitasi CaCO3 & morfologi deposit Tabung magnetisasi sistem fluida Statik Uji Konduktivitas Gambar 3.4. Skema proses pengujian efek interaksi hidrat ion pada sistem fluida statik. Variabel bebas proses dan kondisi operasi meliputi: 1. Kuat medan magnet di sumbu tabung presipitasi: 0; 2; 4; dan 5,2 kG dengan mengatur jarak magnet ke dinding tabung. Hal 61 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. ini bertujuan untuk melihat efek kuat Universitas Indonesia medan magnet terhadap presiptasi CaCO3. Kuat medan diukur menggunakn alat Gaussmeter 2. Waktu magnetisasi: 0; 5; 10; 30; dan 60 menit. Hal ini bertujuan untuk melihat efek Waktu magnetisasi terhadap presipitasi CaCO3. 3. Suhu larutan Na2CO3 dan CaCl2: 28; 50; dan 70 0C . Hal ini bertujuan untuk mengamati efek suhu terhadap konduktivitas dan presipitasi CaCO3. 4. Konsentrasi sampel Na2CO3 dan CaCl2: 0,005 M, 0,01 M dan 0,02 M. Hal ini bertujuan untuk melihat efek konsentrasi larutan sampel terhadap presiptasi CaCO3 dengan adanya medan magnet. 5. Waktu penyimpanan sampel Na2CO3 yang sudah dimagnetisasi yaitu: 24; 48; 96; 120; dan 148 jam. Hal ini bertujuan untuk melihat efek memori magnet pada larutan Na2CO3 . Setelah dimagnetisasi dilakukan pengukuran variabel terikat sbb: 1. Pengukuran konduktivitas larutan untuk melihat efek interaksi hidrat ion pada sampel larutan Na2CO3 dan CaCl2 termagnetisasi selama 1 jam. 2. Kandungan ion Ca2+ larutan sampel dalam tabung presipitasi dengan dengan titrasi kompleksometri EDTA selama 5, 10, 20, 40, 60 dan 120 menit presipitasi untuk mendapatkan presipitasi total CaCO3. Pengamatan juga dilakukan untuk 24 jam presipitasi. 3. Massa deposit CaCO3 pada tabung presipitasi dengan titrasi kompleksometri EDTA selama 120 menit presipitasi. 4. Morfologi deposit CaCO3 dengan SEM dan XRD untuk mengukur jumlah, jenis, komposisi dan ukuran kristal. Prosedur preparasi sampel, pengujian sampel, dan analisis sampel dapat dilihat pada lampiran B. 3.3.2 Tahap II : Efek interaksi hidrat ion pada sistem fluida dinamik Percobaan ini dilakukan dengan melewatkan larutan 0.01 M Na2CO3 sebanyak 120 mL pada medan magnet dengan sistem fluida sirkulasi (fluida dinamik) menggunakan selang silikon (ID: 0.6 cm ; OD : 0.8 cm) dan pompa peristaltik. Kuat medan yang diberikan sebesar 5,2 kG. Prosedur yang sama juga dilakukan untuk larutan CaCl2. Selanjutnya kedua larutan yang telah dimagnetisasi dipindahkan kedalam tabung presipitasi untuk diamati presipitasi CaCO3-nya. Sebagian yang lain dari sampel larutan Na2CO3 dan CaCl2 termagnetisasi akan diuji konduktivitasnya. Skema percobaan ditunjukan pada gambar 3.5. Variabel Proses dan kondisi operasi meliputi: 1. Waktu sirkulasi: 0; 5; 10; dan 20. Hal ini bertujuan untuk melihat efek waktu magnetisasi terhadap presipitasi CaCO3 2. Kecepatan alir: 0,262 m/s; 0,554 m/s, dan 0,792 m/s. Hal ini bertujuan untuk melihat efek 62 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia laju alir terhadap presipitasi CaCO3 dengan adanya medan magnet. 3. Suhu larutan Na2CO3 dan CaCl2: 28; 50; dan 70 0C . Hal ini bertujuan untuk mengamati efek suhu terhadap presipitasi CaCO3. Magnetisasi sistem fluida dinamik Tabung Presipitasi Larutan Na2CO3 + CaCl2 Area Magnetisasi Na2CO3/ CaCl2 Uji Konduktivitas Uji presipitasi CaCO3 & morfologi deposit Gambar 3.5. Skema proses pengujian efek interaksi hidrat ion pada sistem fluida dinamik. : 4. Panjang magnet dengan mengatur jumlah magnet: 1, 3, dan 7 pasang magnet dengan panjang tiap pasang adalah 5 cm Hal ini bertujuan untuk melihat efek panjang magnet terhadap konduktivitas larutan Na2CO3 dan presipitasi CaCO3 5. Konsentrasi sampel Na2CO3 dan CaCl2: 0,005 M; 0,01 M; dan 0,02 M. Hal ini bertujuan untuk melihat efek konsentrasi larutan sampel terhadap presipitasi CaCO3 dengan adanya medan magnet. 6. Waktu penyimpanan sampel Na2CO3 yang sudah dimagnetisasi yaitu: 0; 24; 48; 72; dan 120 jam. Hal ini bertujuan untuk melihat efek memori magnet pada larutan Na2CO3 . Setelah dimagnetisasi dilakukan pengukuran variabel terikat sbb : 1. Pengukuran konduktivitas larutan untuk melihat efek interaksi hidrat ion pada sampel larutan Na2CO3 dan CaCl2 termagnetisasi selama 1 jam pengukuran. 2. Kandungan ion Ca2+ larutan sampel dalam tabung presipitasi dengan titrasi kompleksometri EDTA untuk 5, 10, 20, 40, 60 dan 120 menit presipitasi untuk mendapatkan presipitasi total CaCO3. 3. Massa deposit CaCO3 pada tabung presipitasi dengan titrasi kompleksometri EDTA selama 63 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia 120 menit presipitasi. 4. Morfologi deposit CaCO3 dengan SEM untuk mengamati jumlah, jenis, komposisi dan ukuran kristal secara kualitatif. Prosedur preparasi sampel, pengujian sampel, dan analisis sampel dapat dilihat pada lampiran B. 3.3.3 Tahap III : Efek interaksi ion pada sistem fluida statik Percobaan ini akan menggunakan larutan CaCO3 sebagai model air sadah. Kuat medan yang diberikan sebesar 5,2 kG. Presipitasi dilakukan saat magnetisasi dan sesudah magnetisasi. Variasi harga supersaturasi dilakukan dengan memvariasikan pH larutan CaCO3. Skema alur percobaan ditunjukan pada gambar 3.6. Presipitasi sesudah magnetisasi Presipitasi saat magnetisasi Larutan CaCO3 Uji presipitasi CaCO3 & morfologi deposit Magnet permanen Larutan CaCO3 Uji Konduktivitas Gambar 3.6. Skema proses pengujian efek interaksi ion pada sistem fluida statik. Variabel bebas proses dan kondisi operasi meliputi: Variasi pH : 6,4; 7,5; 8; dan 8,5. Kenaikan pH larutan akan menaikkan kejenuhan. Hal ini bertujuan untuk melihat efek kejenuhan (supersaturasi) terhadap presipitasi CaCO3 saat magnetisasi dan sesudah magnetisasi. pH larutan sampel dinaikan dengan cara pengadukan kuat selama beberapa waktu hingga pH yang diinginkan tercapai. Setelah dimagnetisasi dan presipitasi dilakukan pengukuran variabel berikut: 1. Kandungan ion Ca2+ larutan sampel dalam tabung magnetisasi dan presipitasi dengan titrasi kompleksometri EDTA hingga 1440 menit presipitasi pada suhu 28 oC. 2. Pengukuran konduktivitas larutan CaCO3 untuk sampel yang belum terpresipitasi (supersaturasi rendah) dengan 64 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. konduktometer dilanjutkan dengan Universitas Indonesia pengukuran kandungan ion Ca2+ larutan sampel dengan titrasi kompleksometri EDTA hingga 120 menit presipitasi pada suhu 70 oC. 3. Massa deposit CaCO3 pada tabung magnetisasi dan presipitasi dengan titrasi kompleksometri EDTA. 4. Morfologi deposit CaCO3 dengan SEM untuk mengamati jumlah, jenis, komposisi dan ukuran kristal secara kualitatif. Prosedur preparasi sampel, pengujian sampel, dan analisis sampel dapat dilihat pada lampiran B. Tahap IV : Efek interaksi ion pada sistem fluida dinamik dan uji efektivitas AMT Percobaan ini dilakukan dengan melewatkan larutan CaCO3 dengan konsentrasi CaCO3 sekitar 400 ppm sebanyak 240 mL pada medan magnet dengan sistem fluida sirkulasi (fluida dinamik) menggunakan selang silikon (ID: 0.6 cm ; OD : 0.8 cm) dan pompa peristaltik. Setelah dimagnetisasi selanjutnya pada sampel larutan akan dilakukan: 1. Pengujian kandungan ion Ca2+ untuk mengamati proses presipitasi saat magnetisasi. 2. Pemindahan sampel ke tabung presipitasi untuk diamati presipitasinya sesudah magnetisasi. Skema alur percobaan ditunjukan pada gambar 3.7. Variabel Proses dan kondisi operasi meliputi: 1. Waktu sirkulasi dan magnetisasi: 0; 2; 5; 10; 20; 40; 60 dan 120 menit. Hal ini bertujuan untuk melihat efek waktu magnetisasi terhadap presipitasi CaCO3 saat magnetisasi dan sesudah magnetisasi. 2. Kuat medan: 0; 2; 4; dan 5,2 kG dengan Hal ini bertujuan untuk melihat efek kuat medan magnet terhadap presiptasi CaCO3. 3. Kecepatan alir 0,262 m/s; 0,554 m/s; dan 0,792 m/s. Hal ini bertujuan untuk melihat efek kecepatan alir terhadap presipitasi CaCO3 saat magnetisasi dan sesudah magnetisasi 4. Panjang magnet dengan mengatur jumlah magnet: 1, 3, 5, dan 7 pasang magnet dengan panjang tiap pasang adalah 5 cm Hal ini bertujuan untuk melihat efek panjang magnet terhadap presipitasi CaCO3 saat magnetisasi dan sesudah magnetisasi. 5. Variasi pH: 6,4; 7,5; 8; dan 8;5. Kenaikan pH larutan akan menaikkan kejenuhan (supersaturasi). Hal ini bertujuan untuk melihat efek supersaturasi terhadap presipitasi CaCO3 saat magnetisasi dan sesudah magnetisasi. pH larutan sampel dinaikan dengan cara pengadukan kuat selama beberapa waktu hingga pH yang diinginkan tercapai. 6. Waktu pengendapan dan presipitasi sampel larutan setelah magnetisasi: 6, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam. Untuk melihat efek presipitasi pada tabung pengendapan pada suhu kamar 28 65 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia o C. Magnetisasi sistem fluida dinamik Uji presipitasi dan konduktivitas saat magnetisasi Tabung Presipitasi Area magnetisasi Uji presipitasi dan morfologi deposit sesudah magnetisasi Gambar 3.7 Skema proses pengujian efek interaksi ion pada sistem fluida dinamik pengukuran yang akan dilakukan meliputi: 1. Kandungan ion Ca2+ dari wadah sampel (reservoar) saat magnetisasi dengan titrasi kompleksometri EDTA pada 2, 5, 10, 20, 40, 60 dan 120 menit untuk mendapatkan presipitasi total CaCO3. 2. Kandungan ion Ca2+ pada larutan dalam tabung presipitasi sesudah magnetisasi dengan dengan titrasi kompleksometri EDTA untuk mendapatkan presipitasi total CaCO3 dan deposit CaCO3 selama 5 hari presipitasi. 3. Massa deposit CaCO3 pada tabung magnetisasi dan presipitasi dengan titrasi kompleksometri EDTA selama 5 hari presipitasi. 4. Morfologi deposit CaCO3 dengan SEM untuk mengamati jumlah, jenis, komposisi dan ukuran kristal secara kualitatif. Prosedur preparasi sampel, pengujian sampel, dan analisis sampel dapat dilihat pada lampiran B. 66 Pengaruh medan ..., Nelson Saksono, FT UI., 2008. Universitas Indonesia

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer