MK. Dasar Ilmu dan Teknologi Benih (AGH250)

Materi bahasan mencakup aspek pentingnya benih dan bibit bermutu dalam budidaya tanaman, falsafah perbenihan, pembentukan dan perkembangan benih, pengertian viabilitas benih dan metoda pengujian viabilitas benih, proses pengadaan benih bermutu meliputi aspek ;produksi, pengolahan, penyimpanan, distribusi, pemasaran serta sertifikasi benih dan bibit, kesehatan benih serta kelembagaan perbenihan di Indonesia. Praktikum meliputi kegiatan pengukuran kadar air benih, Produksi benih Identifikasi varietas, Identifikasi benih, Uji Kekuatan benih, Efisiensi alat pembersih dan pemilah benih (Air Screen Cleaner), Dormansi benih, Pemilahan benih, Penyimpanan benih dan Uji Daya Berkecambah. Koordinator Dr. Ir. Eny Widajati, MS Jadwal Praktikum grup A dan B Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH TAHUN AJARAN 2010/2011 JADWAL PRAKTIKUM GRUP A (SENIN 7.00 – 10.00) Grup Tanggal /nomor urut percobaan 28/2 7/3 14/3 21/3 28/3 18/4 25/4 2/5 9/5 23/5 A1 1 2 9 10 7 8 5 6 3 4 A2 2 1 10 9 8 7 6 5 4 3 A3 3 4 1 2 9 10 7 8 5 6 A4 4 3 2 1 10 9 8 7 6 5 A5 5 6 3 4 1 2 9 10 7 8 A6 6 5 4 3 2 1 10 9 8 7 A7 7 8 5 6 3 4 1 2 9 10 A8 8 7 6 5 4 3 2 1 10 9 A9 9 10 7 8 5 6 3 4 1 2 A10 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 JADWAL PRAKTIKUM GRUP B (SELASA 7.00 – 10.00) Grup Tanggal /nomor urut percobaan 8/3 15/3 22/3 29/3 19/4 26/4 3/5 10/5 24/5 31/5 B1 1 2 9 10 7 8 5 6 3 4 B2 2 1 10 9 8 7 6 5 4 3 B3 3 4 1 2 9 10 7 8 5 6 B4 4 3 2 1 10 9 8 7 6 5 B5 5 6 3 4 1 2 9 10 7 8 B6 6 5 4 3 2 1 10 9 8 7 B7 7 8 5 6 3 4 1 2 9 10 B8 8 7 6 5 4 3 2 1 10 9 B9 9 10 7 8 5 6 3 4 1 2 B10 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Keterangan nomor urut percobaan pada praktikum praktikum 1. Pengaruh Kemasan dan Jenis Benih terhadap Daya Simpan Benih 2. Penentuan Bobot Kering Kecambah 3. Efisiensi Alat Pembersih dan Pemilah Benih 4. Efisiensi Pembersihan dan Pemilahan dengan Blower Separator 5. Penetapan Kadar Air Benih 6. Metode Pematahan Dormansi Benih 7. Pengujian Daya Berkecambah Benih 8. Uji Vigor Benih 9. Uji Cepat Viabilitas Benih dengan Tetrazolium 10. Pengujian viabilitas benih dengan Daya Hantar Listrik Grup praktikum Selasa jam 7.00-10.00 Grup No Nama NIM B1 1 ADHIAKSA NOEGRAHA A24070173 2 SEKEN POLANSKY A24090110 3 ABUBAKAR IBRAHIM A24090187 4 TEDI ADITIA LEMANA H34090050 5 MONALISA ARPUT H34090011 6 RIZQI ARDINI QOHAR H34090109 7 AMELIA RAHMAWATI A24090002 8 DEWI CITRA SARI A24090004 9 MEI LIANTI ARISTA A24090013 10 SOFIA HANUM A24090020 11 AMBAR MUTIARA DEWI A24090043 B2 1 DIMAS GUNTUR JULIANTO A24080019 2 ADHY BAYU PRASETYA A24090117 3 BONIFASIUS A24090190 4 NUR WAHYU SARININGTIAS A24090021 5 ERNA SULISTIANA A24090025 6 FITRI YANI NOOR MEDINA A24090027 7 NURUL ROSTAMI DEWI A24090033 8 SELVIA ANASTHASIA A24090036 9 ASRI NURFITRIYANI H34090042 10 MASTA BR. MELIALA H34090013 11 R. INTAN WIYANTI H34090079 B3 1 SAUT MANGASI HUTABARAT A24090003 2 ROBIANTO A24090118 3 SULISTIO A24090192 4 NURUL FAUZIAH A24090001 5 MICHA GRACIANNA DEVI A24090048 6 WAHYUNINGSIH A24090049 7 HENY EKA PRATIWI A24090058 8 II SOLIHATI A24090059 9 SUSANTI H34090029 10 NORA ASFIA H34090060 11 DIANA LESTARI N. H34090075 B4 1 KHAIRIL AZHAR A24090149 2 NAZAR AL HADAD H34090057 3 AKHMAD RAIHAN RAMADHANA H34090106 4 SILVIA ROSALINA G24090014 5 DENTI DEWI GATARI A24090068 6 ISNANI SUBEKTI A24090087 7 NUR ANDINI A24090098 8 CATUR ATKLISTIYANTI A24090104 9 GIGIH KRIDANING PAWESTRI A24090113 10 AIN NUR RAHMAWATI A24090116 11 NOVITA DEWI RATNASARI H34090016 B5 1 HABIB AULIA RAHMAN ELGANI A24090120 2 BAGINDO EDO W B SIMBOLON A24090016 3 BAMBANG SUTRISNO A24090137 4 AF’IDATUS SAKINA A24090119 5 RACHMA EKA PRATIWI A24090121 6 RESMINARTI A24090122 7 GUSTIA KUSUMA WARDANI A24090126 8 META A SIMANGUNSONG A24090138 9 ALDHA HERMIANTY A. H34090030 10 MAHARDIKA MAYANK P. H34090100 B6 1 ARIEF RIZA WIJAYA A24090023 2 SURYANA PERMANA H34090053 3 WILAGA A. KHARIS H34090126 4 ANGGITA HASTASARI A24090160 5 ILSA SALSABILLA A24090162 6 YESY MARDIANAWATI A24090166 7 LENI HIKMAH APRIYANTI A24090168 8 OKTIADEWI KRISTRIANDINY A24090171 9 ASLINA PUTRI NUNYAI A24090173 10 DINA ROSYIDHA H34090138 B7 1 I GEDE SUPAWAN A24090024 2 TAUFIK HIDAYAT H34090127 3 YANUARIO SYAHPUTRA H34090049 4 RIZKA WIJAYANTI M A24090174 5 GUSTI REZA PUSPITA A24090179 6 SARAH DESMIA MUCHTAR A24090181 7 SAFITRI SRI REJEKI A24090183 8 ESTY PURI UTAMI A24090185 9 RISA FEBRIANA G24090021 10 IKA PURNAMASARI G24090038 B8 1 IGNATIUS HARRY TRI P A24090070 2 KODRAT A24090009 3 NURSIL OCSANARI A24090147 4 NANDA FEBYANA H34090043 5 ANGGI LESMANA SUKARYO H34090056 6 HANIFAH NURHAFIZHAH G24090055 7 NORMI ARDIANI G24090058 8 SYAIDATUL ROSIDAH A24090176 9 FITA LITA RAMADIANI A24090143 10 KARTIKA RATNA SARI A24090157 B9 1 MUHAMMAD AKBAR A24090086 2 ILHAM FRAMANSYAH A24090167 3 HENDITO RIDHO UTOMO A24090142 4 EMILIA HUDA H34090080 5 NUR NUDHAR AZIZAH H34090095 6 DEWI ESTUNING PRATIWI H34090008 7 AULIA RAHMAWATI A24090064 8 RIZQI UTAMI NUGRAHA A24090067 9 NURCAHYA DESTIAWAN A24080112 10 ESTRIANA RITI A24090040 B10 1 ALFIAN YUSUF AL RASYID A24090090 2 KHOERUR ROZIQIN A24090186 3 NURJAMAN H34090044 4 RINI FITRIANI H34090097 5 NURUL SAQINAH H34090118 6 TITI HAYATI A24090037 7 ASTRYANI ROSYAD A24090039 8 DIAN PRATIWI A24090006 9 SYARIFA MUSTIKA A24090123 10 TUTI ALAWIYAH H34090098 1. PENGARUH KEMASAN DAN JENIS BENIH TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Latar belakang Penyimpanan benih merupakan suatu upaya untuk mempertahankan viabilitas selama mungkin sehingga mutu benih saat ditanam tetap tinggi. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap daya simpan benih adalah faktor internal, faktor lingkungan simpan. Faktor internal mencakup-sifat-sifat benih secara genetik, faktor kondisi benih meliputi kadar air dan vigor awal, kebersihan, tingkat kerusakan mekanis.faktor lingkungan meliputi faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik mencakup RH, suhu dan gas. Kemasan benih akan berpengaruh pada kadar air benih selama penyimpanan. Peningkatan kadar air benih akan mempercepat laju kemunduran benih. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis kemasan pada benih kangkung dan kedelai terhadap viabilitas benih selama di penyimpanan. Bahan dan Metode : 1. Siapkan benih kangkung dan kedelai dalam kemasan plastik dan kain. Setiap kantong berisi 25 gram benih. 2. Selanjutnya simpan pada kondisi kamar . Amati berapa suhu dan RH ruang penyimpanan. 3. Setiap minggu dilakukan pengujian daya berkecambah benih dan kadar air benih 4. Masukan data pengamatan ke dalam tabel. Buat tabel masing-masing untuk kangkung dan kedelai. Buat grafik untuk menjelaskan viabilitas benih selama periode penyimpanan. Amati bagaimana kecenderungan daya berkecambah benih dan kadar air benih sampai akhir periode penyimpanan. Berikan kesimpulan pengaruh jenis kemasan terhadap daya simpan benih kangkung dan kedelai Tabel 1. Pengamatan kadar air benih (KA), daya berkecambah benih (DB) Periode simpan (minggu) RH dan Suhu Ulangan Perlakuan Kain Plastik DB KA DB KA 0 1 2 3 1 1 2 3 2 1 2 3 3 1 2 3 4 1 2 3 5 1 2 3 6 1 2 3 7 1 2 3 8 1 2 3 9 1 2 3 Catatan : Laporan praktikum lengkap (Pendahuluan, Bahan dan Metoda secara rinci, Hasil pembahasan dan kesimpulan) dibuat oleh setiap grup. 2. PENENTUAN BOBOT KERING KECAMBAH Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Pengujian viabilitas benih melalui pendekatan fisiologis dilakukan dengan mengamati gejala pertumbuhan benih tersebut. Tolok ukur yang digunakan untuk pengujian tersebut misalnya daya berkecambah benih yaitu penentuan persentase kecambah normal dari benih yang diuji. Viabilitas benih juga dapat dinilai berdasarkan kemampuannya dalam pembentukan biomas kecambah yang diukur berdasarkan bobot kering kecambah. Lot benih yang viabilitasnya lebih tinggi akan mampu menghasilkan bobot kering kecambah lebih besar. Pengukuran bobot kering kecambah merupakan tolok ukur yang lebih kuantitatif dan obyektif. Praktikum ini bertujuan untuk menguji viabilitas benih dengan tolok ukur bobot kering kecambah dari 2 lot benih kedelai. Bahan dan Metode 1. Tanam benih kedelai dengan metoda UKDdp, 25 butir setiap gulung dan dikecambahkan dalam alat pengecambah benih tipe IPB 72-1 2. Hitung daya berkecambah benih pada hari ke-5 3. Setelah pengamatan daya berkecambah, lakukan pengukuran bobot kering kecambah normal dengan cara sebagai berikut : 4. Buang kotiledon dengan hati-hati 5. Masukkan kecambah yang sudah dibuang kotiledonnya ke dalam kantong kecambah. Kantong ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot awal (Ko) 6. Masukkan kantong berisi kecambah dalam keadaan terbuka ke dalam oven suhu 60oC selama 3 x 24 jam 7. Selanjutnya masukkan kantong dalam desikator, tunggu sampai dingin dan ditimbang (K1) 8. Bobot kering kecambah = K1 – Ko Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel berikut Tabel 2. Hasil pengamatan daya berkecambah dan bobot kering kecambah Lot Benih Ulangan Daya berkecambah (%) Bobot kering kecambah (g) Viabilitas tinggi 1 2 3 Viabilitas rendah 1 2 3 Laporan praktikum dibuat oleh setiap individu mahasiswa 3. EFISIENSI ALAT PEMBERSIH DAN PEMILAH BENIH Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Latar Belakang Pembersihan benih sangat penting karena benih yang kotor tidak baik bila disimpan lama, secara tidak langsung akan mempengaruhi viabilitas benih karena tersumbat ruang antara benih akan menimbulkan panas dan kelembaban yang tinggi sehingga menjadi tempat bersarangnya cendawan maupun hama. Proses pembersihan benih bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran fisik maupun biji-bijian lain yang mencampuri suatu kelompok benih. Kotoran fisik antara lain yaitu pecahan-pecahan biji, benih-benih yang berukuran kurang sempurna (keriput, inferior, membatu akibat kurang masak atau terserang penyakit), pecahan-pecahan batu maupun ranting-ranting yang terbawa pada waktu proses permanen. Dalam proses pembersihan dapat terjadi kerusakan fisik atau kurang sempurna proses pembersihannya sehingga diperoleh hasil yang tidak bersih 100%. Prinsip kerja dari alat pembersih ini adalah, memisahkan benih berdasarkan perbedaan ukuran/bentuk dan berat benih Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari efisiensi alat pembersih benih model clipper Bahan dan metode Siapkan calon benih padi 25 kg untuk setiap ulangan. Masukkan ke dalam mesin ASC dengan perlakuan sbb : 1. Hoper lebar, blower kecepatan tinggi 2. Hoper sedang, blower kecepatan tinggi 3. Hoper lebar, blower kecepatan sedang 4. Hoper sedang, blower kecepatan sedang Perlakuan Jumlah benih bersih (kg) Jumlah kotoran (g) 1.Hoper lebar,blower tinggi 2.Hoper sedang, blower tinggi 4.Hoper lebar,blower sedang 3.Hoper sedang ,blower sedang 4.EFISIENSI PEMBERSIHAN DAN PEMILAHAN DENGAN BLOWER SEPARATOR Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Blower separator merupakan alat prosesing benih yang berfungsi untuk memisahkan kotoran atau pemilahan benih berdasarkan bobot materinya Materi yang ringan akan tertiup lebih jauh dan akan tertampung di posisi paling atas. Materi yang lebih berat akan tertampung di bagian yang lebih bawah . Sehingga berdasarkan bobotnya kotoran atau benih dapat dipisahkan Praktikum ini bertujuan untuk membersihkan calon benih padi dan memilah benih bayam Bahan dan metode Benih padi 1. Siapkan calon benih padi sebanyak 200 g. 2. Masukan dalam blower separator dan lakukan pembersihan dengan kecepatan tinggi, sedang dan rendah. 3. Amati komponen pada tiap-tiap bagian Benih bayam 1. Siapkan benih bayam yang sudah bersih 2. Masukkan dalam blower separator 3. Lakukan pemilahan dengan kecepatan tinggi, sedang dan rendah 4. Amati komponen pada tiap-tiap bagian Perlakuan Bayam Padi Tinggi 1……… 2…….. 3…….. 4…….. 1……… 2…….. 3…….. 4…….. Sedang 1……… 2…….. 3…….. 4…….. 1……… 2…….. 3…….. 4…….. 5. PENETAPAN KADAR AIR BENIH Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Latar Belakang Kadar air benih merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada kegiatan pemanenan, pengolahan, penyimpanan dan pemasaran benih. Kadar air benih sangat menentukan ketepatan saat panen, tingkat kerusakan mekanis saat pengolahan, kemampuan benih mempertahankan viabilitasnya selama penyimpanan sehingga pengukuran kadar air benih harus dilakukan dalam pengujian mutu benih (termasuk uji rutin). Ada dua metode pengukuran kadar air yang dapat dilakukan, yaitu metode langsung dan metode tak langsung. Pada metode langsung kadar air benih dihitung secara langsung dari berkurangnya berat benih akibat hilangnya air dari dalam benih. Sedangkan secara tidak langsung kadar air dapat diukur tanpa mengeluarkan air dalam benih, tetapi dengan memanfaatkan hambatan listrik dalam benih yang kemudiaan dikorelasikan dengan kadar air. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar air benih menggunakan metoda langsung dengan oven suhu tinggi (1300C), dan metoda tidak langsung menggunakan alat moisture tester yaitu Steinlite moisture tester Bahan dan Metode. Metode langsung 1. Ambil benih padi untuk masing-masing lot 5 g. 2. Timbang cawan dan tutup (M1), kemudian masukkan benih yang sudah dihancurkan ke dalam cawan dan timbang kembali (M2). 3. Masukan cawan tersebut kedalam oven 1350C, waktu sesuai komoditas dengan kondisi cawan terbuka. 4. Setelah min. 1 jam tutup dan cawan kemudian dikeluarkan dari oven, kemudian dimasukkan kedalam desikator selama 30 menit hingga dingin 5. Timbang benih, cawan dan tutup yang telah di oven tadi (M3). 6. Hitunglah kadar air benih dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (M2 – M3) KA= ————– X 100% (M2-M1) Keterangan : KA = Kadar air benih M1 = Berat cawan + tutup kosong M2 = Berat cawan + tutup + benih sebelum dipanaskan M3 = Berat cawan + tutup + benih setelah dipanaskan Metode tidak langsung Timbang masing-masing lot benih 100 g padi. Kadar air diukur dengan alat Steinlite moisture tester. Data kadar air yang diperoleh dimasukkan dalam tabel berikut Tabel. Penentuan kadar air benih padi dengan metode oven dan Steinlite Benih ulangan Lot 1 Lot 2 Oven Steinlite Oven Steinlite Padi 1 2 3 Rata-rata Catatan.: Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa 6.METODE PEMATAHAN DORMANSI BENIH Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Latar Belakang Dormasi benih merupakan suatu kondisi dimana benih tidak berkecambah walaupun ditanam dalam kondisi yang optimum. Salah satu keuntungan sifat dormansi pada benih yaitu untuk melestarikan spesies tersebut. Namun dormansi dapat menjadi masalah karena saat konsumen benih akan menanam benih yang masih dorman tidak tumbuh dengan seragam, selain itu juga mengacaukan interpretasi dalam pengujian benih. Beberapa jenis benih tidak dapat berkecambah karena adanya hambatan dari kulit benih yang impermeabel terhadap air dan gas, kulit benih yang tebal dan keras. Sebagian jenis benih yang lain tidak mampu berkecambah ketika baru dipanen dan baru dapat berkecambah setelah melampaui periode penyimpanan kering. Kasus tersebut disebut after-fipening. Beberapa metode pematahan dormansi telah dikembangkan berdasarkan kasus penyebab dormansi benihnya, karena metode yang efektif untuk suatu kasus belum tentu efektif untuk kasus dormansi lainnya. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik pematahan dormansi yang tepat pada kasus dormansi fisiologi (salah satunya after-ripening) dan dormansi fisik. Bahan dan Metode Bahan yang diperlukan adalah benih padi yang baru dipanen, benih saga pohon, 0.2 % KNO3, air panas (mendidih), aquades, kertas merang, plastik, label dan pasir. Teknik pematahan dormansi benih padi 1. kontrol (P0) 2. perendaman KNO3 0.2 % selama 24 jam (P1) 3. perendaman dengan air selama 24 jam (P2). 4. Setelah diberi perlakuan benih ditanam dengan metode UKDdp 5. Pengamatan dilakukan setelah 1 minggu dengan menghitung daya berkecambah dan potensi tumbuh maksimum Teknik pematahan dormansi benih saga 1. kontrol (P0) 1. perendaman KNO3 0.2 % selama 24 jam (P1) 2. Skarifikasi fisik yaitu dengan menggunting kulit benih pada posisi yang berlawanan dengan embrio (P2). 3. Setelah diberi perlakuan benih ditanam dengan media pasir 4. Pengamatan dilakukan setelah 1 minggu dengan menghitung daya berkecambah dan potensi tumbuh maksimum Tabel. Pengamatan daya berkecambah benih saga Ulangan Perlakuan Kontrol Skarifikasi KNO3 0.2 % 1 2 3 4 Tabel . Pengamatan potensi tumbuh maksimum benih saga Ulangan Perlakuan Kontrol Skarifikasi KNO3 0.2 % 1 2 3 4 Tabel . Pengamatan potensi tumbuh maksimum /daya berkecambah benih padi Periode simpan (minggu) Ulangan Perlakuan Kontrol KNO3 Air 0 I 1 2 3 1 II 1 2 3 2 III 1 2 3 3 IV 1 2 3 4 V 1 2 3 5 VI 1 2 3 6 VII 1 2 3 7 VIII 1 2 3 8 IX 1 2 3 9 X 1 2 3 Catatan : Laporan praktikum lengkap (Pendahuluan, Bahan dan Metoda secara rinci, Hasil pembahasan dan kesimpulan) oleh setiap grup. 7.PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Latar belakang Viabilitas benih dapat diketahui dengan melakukan pengujian benih. Berbagai macam metode pengujian benih dibuat untuk mendeteksi parameter viabilitas benih. Pengujian daya berkecambah benih digunakan untuk mendeteksi parameter viabilitas potensial benih. Daya berkecambah atau daya tumbuh benih adalah tolok ukur bagi kemampuan benih untuk tumbuh normal dan berproduksi normal pada kondisi lingkungan yang optimum. Sesuai dengan tujuan pengujian yaitu untuk mendeteksi viabilitas benih dalam kondisi optimum, kondisi pengujian daya berkecambah benih dibuat serba optimum dan standar. Media untuk menumbuhkan benih digunakan : kertas merang dan pasir, kertas saring atau kertas koran bila benih dikecambahkan dalam alat pengecambah benih. Media pasir, serbuk gergaji atau arang sekam digunakan bila benih ditumbuhkan diruang persemaian (leathouse). Ukuran media kertas atau boks plastik yang digunakan harus standar untuk menanam sejumlah benih tertentu , pelembaban media harus optimum karena media terlalu kering atau terlalu basah akan menyebabkan kondisi menjadi tidak optimum. Metode penanaman benih dalam uji daya berkecambah yang menggunakan media kertas: benih ditanam diatas media kertas (UDK), diantara media kertas (UAK), diantara media kertas kemudian digulung (UKD) yang diletakkan berdiri dalam germinator (UKDdp), bila dilapisi plastik dibagian luarnya adalh UKDdp. Ciri lain dan khas dari pengujian daya berkecambah benih adalah pengamatan terhadap benih yang tumbuh dilakukan dua kali. Pengamatan pertama biasa disebut hitungan pertama, dilakukan pada hari ketiga setelah tanam untuk benih jagung, kedelai, kacang tanah; untuk benih padi pada hari kelima dan untuk benih cabe, tomat dan terong pada 7 hari setelah benih ditanam. Pengamatan pertama ditujukan untuk optimalisasi media, benih yang telah tumbuh menjadi kecambah normal dihitung, dicatat jumlahnya, setelah itu dikeluarkan dari media. Benih yang busuk, bercendawan juga disingkirkan. Bila media kering ditambah kelembabannya. Benih yang belum berkecambah atau kecambah belum tumbuh normal dibiarkan dalam media tanam hingga akhir pengujian. Pengamatan kedua atau hitungan kedua semua kecambah normal, kecambah abnormal, benih mati dan benih segar tidak tumbuh dijumlah. Penentuan daya berkecambah benih adalah jumlah kecambah normal hitungan satu dan dua dibagi jumlah benih yang diuji dikali 100%. Kriteria kecambah normal yang digunakan bagi bermacam jenis tanaman juga harus standar. Untuk tanaman dikotil bagian kecambah yang harus diperhatikan ialah : perakaran yang terdiri akar primer dan sekunder, hipokotil yaitu calon batang yang terletak di bawah kotiledon, kedua kotiledon, epikotil dan plumula. Untuk kecambah monokotil bagian yang diperhatikan : akar seminal primer dan sekunder, mesokotil, koleoptil, dan plumula. Tujuan Setelah mengikuti praktikum Pengujian Daya Berkecambah Benih mahasiswa dapat melakukan beberapa metode uji daya berkecambah benih serta dapat mendetek si viabilitas potensial suatu lot benih dengan tolok ukur daya berkecambah benih Bahan dan Metode Benih yang digunakan : jagung, kacang panjang, ketimun, caisin, bawang, wijen, kacang tanah Media yang digunakan : kertas merang segi empat panjang berukuran 20X30 cm, kertas merang bentuk bulat diameter 10 cm Alat yang digunakan : germinator tipe : IPB 72-1; IPB 73-2A/B, IPB 73-2A. Boks Plastik ukuran 20X30X10, Alat pengepres kertas merang IPB 75-1. Metode Pengujian daya berkecambah benih dengan metode UDK (Uji Diatas Kertas) - Cawan petri diameter 10 cm dilapisi tiga lembar media kertas merang bentuk bulat - Diatas kertas merang ditetesi air hingga merata. Cawan dimiringkan sehingga air yang berlebih terkumpul dibagia bawah. Air berlebih dibuang. - Benih yang ditanam dengan metode UDK ialah benih yang berukuran kecil : tomat, caisin, bawang, wijen. - Jumlah benih yang ditanam satu cawan petri 25 butir. - Cawan petri ditutup, diletakkan dalam germinator tipe IPB 73-2A. Setelah benih mulai berkecambah, tutup cawan dibuka. - Pengamatan terhadap jumlah kecambah nornal Pengujian daya berkecambah benih dengan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam Plastik) - Kertas merang segi empat panjang berukuran 20X30 cm direndan dalam air. Setelah lembab diangkat dan diriskan airnya menggunakan alat pengepres kertas merang IPB 75-1 - Benih ditanam diatas 3 media kertas merang yang dibawahnya dilapisi plastik, untuk media ukuran 20X30 ditanam 25 butir benih ukuran sedang-besar (jagung, kacang panjang, kacang tanah). Setelah benih ditanam, ditutup dengan 3 lembar media lembab, kemudian digulung. - Gulungan kertas merang diletakan dalam germinator tipe IPB 72-1. - Pengamatan dilakukan pada hari ke 3 dan ke 5 setelah tanam - Pengujian UKDdp untuk padi digunakan media kertas merang ukuran 20X30 cm dilipat jadi dua sejajar panjangnya. Diatas media ditanam 25 butir benih padi, media setengahnya ditutupkan, kemudian media digulung. Germinator yang digunakan Tipe IPB 73-2A/B. Tabel. Pengamatan Daya Berkecambah Benih Komoditi Ulangan Kecambah Normal Kecambah Abnormal Benih Mati % Daya Berkecambah Ketimun 1 2 3 Jagung 1 2 3 Kacang panjang 1 2 3 Caisin 1 2 3 Bawang 1 2 3 Wijen 1 2 3 Kacang tanah 1 2 3 8.UJI VIGOR BENIH Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Latar Belakang Vigor benih adalah kemampuan tumbuh benih menjadi tanaman berproduksi normal dalam kondisi subobtimum. Beberapa kondisi suboptimum di lapang misalnya ; kondisi kekeringan, tanah salin, tanah asam, tanah penyakit, dsb. Benih yang mampu mengatasi kondisi tersebut termasuk lot benih bervigor tinggi. Pengujian ketahanan benih terhadap kekeringan dapat dilakukan secara simulasi di Laboratorium menggunakan larutan NaCl. Pada konsentrasi tinggi larutan ini tidak hanya memberikan cekaman akibat tekanan osmotiknya sehingga benih mengalami hambatan dalam proses imbibisi, tetapi juga memberikan cekaman terhadap kondisi salin. Pada kondisi tersebut hanya benih vigor yang mampu tumbuh dengan baik. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari uji vigor kekuatan tumbuh benih terhadap kekeringan (VKTkekeringan). Bahan dan Metoda Bahan dan Alat Bahan yang diperlukan adalah dua lot benih jagung yang berbeda vigornya, kertas merang, plastik, label, larutan NaCl 10 % dan aquades. Alat yang dibutuhkan adalah alat pengecambah benih IPB 72-1, gelas ukur, beaker glass, pengaduk gelas, timbangan serta alat penunjang yang lain. Metode Prosedur pelaksanaan 1. Tanam masing-masing lot benih jagung sebanyak 50 butir pada substrat kertas merang yang sudah dilembabkan dengan larutan NaCl 10 %. Untuk kontrol substrat perkecambahan dilembabkan dengan aquades. Lakukan sebanyak 4 ulangan untuk masing-masing perlakuan pada kedua lot benih. 2. Simpan pada alat pengecambah benih IPB 72-1. 3. Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 setelah tanam terhadap kecambah normal, abnormal dan mati (isikan pada Tabel ). Bandingkan bagaimana pertumbuhan kecambah pada kedua substrat (kontrol dan perlakuan NaCl) pada kedua lot benih. 4. Bahas dan buat kesimpulannya. Tabel 14. Hasil pengamatan uji vigor dengan media yang dilembabkan larutan NaCl Lot Perlakuan Ulangan Kecambah Normal Kecambah Abnormal Mati Vigor Tinggi Kontrol 1 2 3 4 Rata-rata NaCl 1 2 3 4 Rata-rata Vigor Rendah Kontrol 1 2 3 4 Rata-rata NaCl 1 2 3 4 Rata-rata 9.UJI CEPAT VIABILITAS BENIH DENGAN TETRAZOLIUM Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Latar belakang Uji tetrazolium juga disebut uji biokhemis benih dan uji cepat viabilitas. Disebut uji biokhemis karena uji tetrazolium mendeteksi adanya proses biokimia yang berlangsung di dalam sel-sel benih khususnya sel-sel embrio. Disebut uji cepat viabilitas karena indiksi yang diperoleh dari pengujian tetrazolium bukan berupa perwujudan kecambah, melainkan pola-pola pewarnaan pada embrio, sehingga waktu yang diperlukan untuk pengujian tetrazolium tidak sepanjang waktu yang diperlukan untuk pengujian yang indikasinya berupa kecambah. Pengujian tetrazolium menggunakan zat indikator 2.3.5 Trifenil tetrazolium Klorida/bromida yang larut dalam air untuk mengindikasi adanya sel-sel yang hidup. Bila indikator diimbibisi oleh benih kedalam sel-sel benih yang hidup dengan bantuan enzim dehidrogenase akan terjadi proses reduksi sehingga terbentuk zat trifenil formazan, endapan yang berwarna merah. Pada sel-sel yang mati tidak terjadi reduksi, sehingga warnanya tetap. Adanya pola-pola warna merah pada bagian-bagian penting pada embrio benih mengindikasikan benih mampu menumbuhkan embrio menjadi kecambah yang normal. Kegunaan uji tetrazolium cukup banyak : untuk mengetahui viabilitas benih yang segera akan ditanam, untuk mengetahui viabilitas benih dorman, untuk mengetahui hidup atau matinya benih segar tidak tumbuh dalam pengujian daya berkecambah benih. Uji tetrazolium sebagai uji vigor bisa dilakukan, dengan cara membuat penilaian benih lebih ketat untuk katagori benih vigor diantar benih viabel. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam uji tetrazolium ialah : penyiapan benih yang akan diuji dengan menghitung jumlahnya, pelembaban benih untuk aktivasi enzim dan pelunakan jeringan benih, pembukaan jaringan benih untuk pewarnaan ( penusukan, pemotongan, pengupasan testa, pengeluaran embrio), penyiapan larutan tetrazolium, suhu dan lama perendaman, penilaian benih vigor tinggi, vigor rendah dan benih non viabel. Bahan dan Metoda (video) Video Uji Vigor Dengan Tetrazolium 1. Benih jagung dilembabkan selama 1 malam. 2. Belah bagian embrio untuk mempercepat masuknya larutan tetrazolium ke dalam benih. Rendam benih tersebut dengan larutan Tetrazolium secukupnya sampai benih terendam seluruhnya. Untuk mempercepat proses pewarnaan bisa dipakai suhu 40oC selama 1 jam 3. Evaluasi/Pengamatan Setelah proses pewarnaan biji harus segera diamati : • Tuang larutan tetrazolium dengan menggunakan saringan teh, cuci benih dengan air mengalir sampai bersih (bebas dari larutan tetrazolium). o Rendam dalam air bersih. • Amati benih satu per satu dengan kaca pembesar, klasifikasikan sesuai dengan gambar 1 – 10. Gambar dan hitung persentase benih viabel. o Apabila perlu gunakan mikroskop stereo Kriteria dalam interpretasi hasil uji tetrazolium pada biji jagung. Bagian gambar yang berwarna hitam menunjukkan adanya pewarnaan merah dari jaringan yang hidup; bagian yang berwarna putih adalah bagian yang tidak berwarna yang berarti jaringannya mati. No.1 Biji dapat tumbuh (Germinable) Seluruh embrio berwarna merah cemerlang No.2-4 Biji dapat tumbuh (Germinable) Bagian ujung dari skutelum tidak berwarna No.5-6 Biji dapat tumbuh (Germinable) Bagian ujung dari skutelum tidak berwarna;dan bagian yang tidak kritis dari radikula (calon akar) juga tidak berwarna No.7-8 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable) Bagian di mana tempat akar seminal berasal (pada struktur biji) tidak ada pewarnaan No.9 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable) Plumula tidak terjadi pewarnaan (kadar jaringannya mati) No.10 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable) Bagian tengah dari skutelum dan bagian dari tempat pertumbuhan akar seminal tidak berwarna No.11 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable) Plumula dan radikula tidak berwarna No.12 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable) Bagian bawah skutelum dan radikula sampai ke bagian tempat tumbuh akar seminal tidak berwarna No.13 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable) Skutelum seluruhnya tidak berwarna No.14 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable) Skutelum dan radikula tidak berwarna No.15 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable) Pewarnaan embrio merah muda yang sangat redup No.16 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable) Seluruh embrio tidak berwarna Gambar 2. Benih/biji dan struktur bibit jagung Keterangan: 1. Penampang luar kariopsis C. Bibit a. Pericap g. Akar seminal b. Germ h. Radikula c. Endosperm i. Koleoriza 1. Penampang membujur dari luar d. Skutelum e. Koleoptil f. Plumula Tabel 13 . Hasil pengamatan uji tetrazolium Jumlah benih Ulangan Lot Viable (%) Non-Viable (%) Komentar 5 1 Tinggi Rendah 5 2 Tinggi Rendah 5 3 Tinggi Rendah 5 4 Tinggi Rendah Rata-rata 10.PENGUJIAN VIABILITAS BENIH DENGAN DAYA HANTAR LISTRIK Posted on February 20, 2011 by ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH Pendahuluan Latar Belakang Hingga saat ini informasi mutu fisiologi benih yang dicantumkan di dalam label benih bersertifikat yang menggambarkan viabilitas benih hanyalah daya berkecambah benih. Pelaksanaan pengujian daya berkecambah dilakukan pada kondisi optimum sehingga nilainya seringkali lebih besar dari pemunculan bibit di lapang. Uji daya hantar listrik (DHL) pada benih merupakan salah satu uji vigor yang prinsipnya adalah melihat integritas membran sel melalui kebocoran membran. Benih yang bervigor tinggi mempunyai integritas membran yang baik, sehingga akan menunjukkan nilai kebocoran membran (nilai DHL) yang rendah. Sebaliknya benih yang bervigor rendah akan menunjukkan nilai DHL yang tinggi. Pengukuran DHL telah diteliti dan berkolerasi baik dengan pertumbuhan bibit di lapang. Sejak tahun 1996 ISTA telah menetapkan uji DHL sebagai uji vigor yang divalidasi untuk benih Pisum sativum, dan selanjutnya ISTA (2010) telah melakukan validasi untuk digunakan pada benih Phaseolus vulgaris. Beberapa keuntungan pengujian DHL adalah cepat, mudah dan murah biayanya, benih yang digunakan relatif sedikit dan benihnya masih memungkinkan digunakan untuk ditanam atau untuk evaluasi dalam pengujian lain. Tujuan Percobaan ini bertujuan untuk menentukan vigor benih menggunakan tolok ukur DHL pada beberapa lot benih yang berbeda vigornya. Selain pengukuran DHL dilakukan pula penentuan vigor secara fisiologis seperti First count germination (Indeks Vigor). Bahan dan Metode Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah tiga lot benih kedelai yang berbeda vigornya (kadar air benih berkisar 10-14 %); air bebas ion, kertas tisu, kertas merang, plastik, cawan petri, glassjar dan label. Alat yang digunakan adalah konduktometer. Konduktometer Metode : Prosedur pelaksanaan pengujian DHL Video (Link Video) Video Pengujian DHL Pengukuran DHL • Tiga lot benih kedelai ± 50 butir, setiap ulangan ditimbang. • Kemudian dimasukkan kedalam glassjar dan ditambahkan 250 ml air bebas ion. Buat 3 ulangan juga untuk glassjar yang hanya berisi air untuk blanko. • Tutup glassjar untuk mencegah kontaminasi dan letakkan pada suhu konstan 20±2 0C selama 24 jam. • Siapkan konduktometer yang telah dibersihkan dan dilakukan pemanasan secara manual. Air bebas ion sebanyak 400-600 ml disiapkan dalam glassjar untuk membilas dip cell pada setiap pengukuran. Kalibrasi alat selalu dilakukan menggunakan larutan KCl 0.01 M (pembacaan larutan ini harus menunjukkan nilai antara 1273-1278 μS.cm –1). • Setelah 24 jam, glassjar berisi benih diguncang selama 10-15 detik untuk memastikan pencampuran yang merata dengan larutan rendaman. • Air rendaman benih selanjutnya dipindahkan kedalam glassjar lain yang bersih dengan menuangkan benih dan air menggunakan saringan. • Masukkan dip cell ke dalam air rendaman serta ukur/baca nilai konduktivitasnya. Setiap kali pengukuran dip cell harus selalu dibilas dan dikeringkan. • Penghitungan konduktivitas per gram benih untuk masing-masing ulangan menggunakan rumus sebagai berikut : Konduktivitas (μS.cm –1g-1) = Konduktivitas sampel-blanko (μS.cm -1) Berat benih per ulangan (g) Penetuan viabilitas benih (tolok ukur Indeks Vigor) Benih kedelai untuk setiap lot sebanyak 50 butir ditanam pada kertas merang lembab dengan metode UKDdp sebanyak 3 ulangan. Kecambahkan di APB IPB 72-1. Pengamatan dilakukan terhadap persentase kecambah normal pada hari pengamatan pertama DB (3 hari setelah tanam). Tugas Isi tabel pengamatan berikut ini dan interprestasikan antara data DHL dan data viabilitas (IV). Buat juga kesimpulannya! Tabel 12 . Pengamatan DHL dan IV pada ketiga lot benih Ulangan Lot Benih Vigor tinggi Vigor sedang Vigor rendah DHL IV DHL IV DHL IV 1 2 3 ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. Rata-rata ……………. ……………. ……………. ……………. ……………. …………….

Komentar

Recommended Posts

randomposts

Postingan Populer